Dalam HBH TDA Nasional, 25 Oktober 2009, terjadi wawancara dengan Pak haji Alay, demikian : Dulu, saya pernah datang ke Pak Haji, sebagai seorang yang saat itu sudah full TDA, saat itu saya datang ke beliau untuk mencoba menawarkan asuransi karena saya saat itu sedang mencoba sebagai freelance asuransi syariah. Dalam bayangan saya, Pak Haji kan punya banyak properti. Dan selalu tertarik dengan konsep-konsep syariah. Kalo ada yang nyangkut kan, lumayan.
Tapi bukannya deal yang saya dapat, tapi malah pak haji marah sampai merah mukanya… ternyata pak haji nda suka saya jadi agen asuransi. Ternyata menurut pak haji saya tetap kembali jadi pegawai. Walau saya bilang, saya hanya freelance saja, tetap dimata pak haji saya jadi pegawai lagi
Dalam kesempatan ini, kalo pak haji berkenan untuk menceritakan kenapa Pka Haji punya pandangan khusus tentang hal itu…
Haji Alay : …. Kalo kita hitung kembali masa-masa muda kita. Kita bersekolah cukup lama. Ada 6 tahun di SD, lalu 3 tahun di SMP, lalu 3 tahun lagi di SMA. Selanjutnya masih kita sambung lagi dengan 5 tahun di S1. Total sudah 17 tahun dihabiskan untuk bersekolah. Karenanya sudah capek capek dibangku sekolah.... 17 tahun tuntut ilmu. Hasilnya untuk orang lain.
Apalagi hanya untuk sekedar mendapatkan kerja yang dibayar untuk sesuap nasi, mestinya bertahun tahun kerja untuk sesuap berlian. Saya sedih sekali dengan sikap mental bangsa Indonesia ini. Dan mental ini sebenarnya diciptakan oleh Belanda. Belanda itu menciptakan agar kita jadi hamba-hamba Belanda, sehingga kita mau bekerja untuk Belanda. Kalo sudah bekerja untuk Belanda, maka kita juga makan dari Belanda.
Kalau kita sudah makan dari Belanda maka kita pasti membela Belanda. Supaya kita tetap terjajah. Dan mental ini yang diwarisi orang tua orang tua kita. Sehingga orang tua kita pun jadi salah memotivasi anaknya. Kita disuruh belajar dan sekolah yang baik, belajar dan rajin agar kamu bisa bekerja. Sehingga setelah anak tamat sekolah pilihannya adalah bekerja.Walau bapaknya pengusaha, tapi tidak disuruhnya mengembangkan usaha ini. Malah bekerja dengan orang lain. Dan Bapaknya mersa bangga dan anakpun merasa terhormat. Padahal anaknya tiap hari dimarahin oleh orang lain. Sering dimarahin atasan atau bossnya. Kebetulan bossnya itu tamatan kelas 3 SD pula. Itu yang paling menyedihkan. Kelas 3 SD bisa ngomelin orang yang S1, S2, S3. Pake dasi lagi. Padahal bisa jadi bossnya hanya pake sendal. Ini yang jadi keprihatinan saya. Sehingga kepada adik adik saya, kepada sahabat-sahabat saya, selalu saya bilang : jangan kerja tapi buka lapangan kerja. Jangan perhambakan dirimu pada manusia. Tapi perhambakan dirimu hanya pada Allah. Sehingga kita bisa merdeka. Sehingga kapan saja kita ada perlu kita bisa keluar dan tidak perlu minta ijin kepada siapa siapa. Hanya perlu berdoa dan minta keridhoan Allah, lantas kita jalan.
Disitulah kita baru bisa menjadi raja. Karena sebenarnya kita ditugaskan di dunia ini sebagai khalifah. Jadi raja yang mengurus segala sesuatunya. Tapi kita yang kadang salah memposisikan diri. Kita mau saja menjadi hamba hamba manusia. Sehingga mau pergi kemana harus minta ijin dulu. mana cutinya sudah habis. Terjajah. Seorang khalifah tapi terjajah. Maka dari itu kepada adik adik saya dan sahabat sahabat saya, selalu saya bilang : Jangan mau menjadi hamba .. Jadilah hamba hamba Allah saja, jangan jadi hamba perut. Asal perut bisa kenyang biar tiap hari dimarahin orang mau saja. Biar tidak merdeka mau-mau saja. Jangan. Jangan.membaca postingan ini dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin… ayo buruan kerja!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar