Selasa, 03 Agustus 2010

Merancang romadon ceria

Beberapa tips membangun suasana sukacita bagi anak-anak selama kehadiran
bulan suciMengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh
bukan pekerjaan yang mudah. Keberhasilan yang kita semua harapkan memerlukan
persiapan sejak jauh hari. Berikut ini akan diuraikan beberapa kiat yang
bisa dilakukan orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi
putra-putrinya selama bulan Ramadhan.

Prolog Ramadhan

Anak-anak selalu terpesona oleh cerita. Karenanya, jauh sebelum Ramadhan
datang, ayah dan ibu yang rajin akan mengumpulkan kisah-kisah menarik
seputar Ramadhan. Pilihkanlah kisah-kisah sahabat dan perjuangan Rasulullah
yang berhasil di bulan Ramadhan. Bisa juga cerita-cerita lain yang
berhubungan dengan Ramadhan maupun puasa. Kisah-kisah semacam itu bisa
dikumpulkan baik dari buku-buku, dari dongeng masa lalu, bisa juga kita
karang sendiri. Mengapa tidak, kan? Pengalaman-pengalaman masa kecil orang
tua pun akan sangat menyenangkan bagi anak-anak jika dikisahkan satu atau
dua pekan sebelum datangnya Ramadhan. Jadi mood Ramadhan sudah terasa di
rumah kita menjelang bulan suci itu datang.

Suasana baru yang istimewa

Mood Ramadhan juga bisa diantarkan dengan perubahan fisik penampilan rumah.
Berubahnya penampilan ruangan maupun kamar bisa memberi citra khusus di hati
anak tentang bulan mulia ini. Niat ayah untuk mengganti warna cat rumah,
mengapa tidak mengambil momen Ramadhan ini? Ini akan sangat bermanfaat untuk
menambah kegembiraan Idul Fitri nantinya. Apalagi, dengan melakukannya
sebelum bulan suci, kita akan terhindar dari terganggunya kekhusyukan ibadah
yang lebih banyak lagi selama sebulan itu.

Menghias kamar anak dengan suasana khusus selama Ramadhan, juga satu ide
yang akan menambah motivasi anak untuk belajar berpuasa. Menyulap suasana
kamar mereka menjadi layaknya sebuah ruang pesta dengan hiasan kertas
warna-warni di langit-langit kamar, hiasan dinding aneka bentuk dan rupa,
bahkan juga balon, bisa anda dapatkan di toko atau bahkan anda buat sendiri
bersama mereka. Bagaimana dengan hiasan dinding buatan ibu yang bertuliskan
hadis atau motto dan semboyan yang membangkitkan semangat mereka untuk
bertahan menahan lapar? Apalagi jika hiasan tersebut mereka buat dengan
tangan mereka sendiri, maknanya akan lebih lekat di hati anak, bukan?

Siapkan jadwal khusus

Perubahan jadual hidup sehari-hari di bulan Ramadhan juga memerlukan
persiapan, agar tidak mengagetkan. Membiasakan anak bangun sahur, misalnya,
bukan hal yang ringan. Orang tua perlu merancang cara khusus dan istimewa
untuk membuat anak mau membuka mata dengan gembira. Menyediakan minuman
serta snack khusus kegemaran anak yang jarang didapatnya di luar bulan
Ramadhan, bisa dijadikan salah satu trik. Menu sahur yang istimewa? Sesuai
dengan selera anak? Atau dengan menyetel lagu-lagu kegemaran mereka, atau
mencarikan acara anak khusus bangun sahur di televisi?

Membiasakan anak melakukan shalat tarawih berjamaah di masjid, bisa
menjadikannya sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Tadarrus al-Qur'an dan
mabit (menginap) di mushalla untuk itikaf, mengikuti pesantren Ramadhan,
ikut berkeliling kampung membangunkan orang untuk makan sahur, semuanya akan
sangat menarik karena hanya ada dalam bulan Ramadhan.

Gembirakan ibadahnya

Jangan sekali-kali memaksa anak untuk berpuasa atau pun melakukan ibadah
lain jika mereka enggan melakukannya. Yang bisa dilakukan orang tua adalah
mengkondisikan lingkungan bermain dan kehidupan sehari-hari si anak dengan
menyenangkan sehingga anak akan tertarik untuk mulai turut mencoba. Misalnya
dengan mengundang kawan-kawan dekatnya untuk bersama-sama berbuka puasa di
rumah. Bisa juga sahur bersama, dengan menginap di rumah.

Perasaan senang tanpa tekanan dalam beribadah sangat penting bagi anak-anak.
Jika ibadah merupakan paksaan, di benaknya akan tersimpan secara tak sadar,
bahwa ibadah identik dengan tekanan.

Kreatiflah

Meski Idul Fitri masih jauh, bagus juga mendorong anak-anak untuk berkreasi
menyambut hari kemenangan itu. Bisa dengan membuat kartu-kartu ucapan yang
indah, atau mengajak mereka mengatur rumah agar lebih terasa nyaman untuk
menerima tamu-tamu

Untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari rasa lapar, juga bisa menggunakan
berbagai jenis permainan. Buku-buku yang berisi permainan yang bisa kita
rancang sendiri banyak tersedia di toko buku. Jenis-jenis kerajinan tangan
pun bukan main banyaknya. Dengan bahan kertas aneka jenis dan aneka warna,
dengan kain, dengan pelepah pisang, daun, ranting hingga biji. Dengan monte,
manik-manik, atau sekedar spidol dan pensil warna. Segala sesuatu bisa
digunting, dirobek, dibakar, dilem atau dibentuk menjadi sebuah hasil karya
menarik. Kegiatan istimewa lainnya selain bermain juga bisa dirancang sejak
dini. Misalnya memasak kue-kue ringan untuk dibawa berkunjung ke panti
asuhan, atau untuk berbuka puasa di rumah, berkebun dan banyak lagi. Sejak
di jaman kehidupan Rasulullah saw, para sahabat muslimah telah merancang
kreativitas bagi putra-putrinya, khusus untuk menggembirakan hati mereka
agar melupakan waktu yang terasa berjalan lambat selama berpuasa. Hal ini
nampak dalam sebuah kisah, ketika Rasulullah Saw mengutus seseorang pada
hari Asyura ke perkampungan orang-orang Anshar dan berkata, " Siapa yang
pagi ini berpuasa hendaklah ia berpuasa dan menyempurnakan puasanya. Maka
kamipun menyempurnakan puasa hari itu dan kami mengajak anak-anak kami
berpuasa. Mereka kami ajak ke masjid, lalu kami beri mereka mainan dari
benang sutra. Jika mereka menangis minta makan kami berikan mainan itu.
sampai datang waktu berbuka." (HR Bukhari-Muslim)

Waspadai saat-saat Kritis

Ada saat di mana biasanya anak begitu bergairah untuk berpuasa dan melakukan
ibadah lain dalam bulan Ramadhan. Biasanya ini terjadi di awal-awal bulan
Ramadhan. Tetapi menjelang pertengahan bulan, anak mungkin sudah merasa
lelah, sehingga enggan berpuasa. Orang tua yang bijaksana
harusmengantisipasi saat-saat kritis ini justru dengan memberikan kegiatan
dan kreativitas yang paling menarik bagi anak. Berhati-hati pula dengan
saat-saat usai Ashar setiap harinya. Di sore hari seperti ini anak mungkin
merasa sangat lapar, lelah, dan jemu menunggu. Di saat-saat ini mereka
sangat membutuhkan perhatian dan dorongan dari ayah dan ibunya. Jangan hanya
sibuk menyiapkan buka puasa sehingga menelantarkan mereka. Justeru di
saat-saat inilah ayah ibu perlu mengajak anak untuk melakukan berbagai jenis
kegiatan yang tidak membutuhkan bayak kekuatan fisik.

Nah, mari kita buat rencana Ramadhan yang rapi untuk putra-putri kita dari
hari ke hari, agar bulan suci dan mulia merupakan bulan yang penuh
kegembiraan bagi mereka.

Sanering N Redenominasi

sebagai sesama saudara, ada beberapa hal yang perlu saya luruskan nih:
1. belum ada study yang menyebutkan Turki lebih sukses sistem
keuangannya dibanding Indonesia, bahkan Turki yang notabene zona Eropa
terancam dengan krisis lanjutan dari negara2 yang lazim disebut PIGS
(Portugal, Italy, Greece, dan Spain)
2. Nilai rupiah kita adalah salah satu mata uang yang paling stabil di
Asia, bahkan nilainya menguat terus, sehingga BI perlu intervensi
untuk menjaga kestabilan nilai rupiah.
3. nominal 1.000 tidak pernah digantikan oleh nominal 2.000.

kembali ke topik, sepertinya perlu dijelaskan mengenai perbedaan
sanering dan redenominasi:
- sanering: uang 5000 jadi 5, tapi naik ojek tetep 5000
- redenominasi: uang 5000 jadi 5, naik ojek harganya 5.. misal
kekayaan 100M jadi 100juta, tapi harga emas juga dari 300.000 jadi 300
--> secara nominal berubah, tapi value-nya tetap

tahapan yang akan dilakukan, merujuk pada redenominasi yang dilakukan
Turki, sepertinya akan seperti ini (saya sendiri belum yakin apakah
akan diterapkan di Indonesia):
bank sentral akan mengeluarkan NIDR (New Indonesian Rupah) dengan
nilai: 1NIDR=1000IDR
lambat laun, IDR akan ditarik dari peredaran, dan sedikit2 akan
digantikan oleh NIDR.
jika IDR sidah terserap semuanya, maka tahap selanjutnya adalah
mengganti NIDR ke mata uang sebelumnya, IDR.

saat ini isu redenominasi masih dikaji apakah perlu atau tidak,
bagaimana cost and benefit analysis, dampak sosial dan politik, dll.

Salam,

Ah Tiong

Pagi menjelang pukul 06.30, sekelompok orang berderet di depan sebuah toko kue kecil dekat perempatan Ciledug. Bagi yang belum tahu ciledug, monggo google-mapping. Sebagian besar orang yang berderet tadi adalah calon pembeli. Pembeli kue, dan itu berlangsung setiap pagi, sabtu minggu malah cenderung lebih ramai.
Beberapa menit kemudian toko dibuka dan pengantri tadi pun menyerbu, memesan bermacam kue - kue yang dijual di etalase. Ada 2,3,4 atau 6 pelayan yang semuanya wanita di dalamnya, langsung sibuk dan keringetan melayani serbuan pelanggan. Layaknya toko - toko lain, toko kue tadi digawangi seorang Ah - Tiong (Ket Tionghoa maksudnya). Selagi sibuk ikut melayani, sibuk juga berucap ke sana kemari setiap pembeli yang siap pergi menenteng seplastik kuenya. "Terima kasih ya, terima kasih" begitu ucapnya. Saya jadi ingat ucapan seorang sahabat, penjual macam Ah Tiong ini memang pandai memikat hati pembeli, paling tidak dengan selalu mengucapkan Kam Sia (Terima Kasih).
Oh ya, Istri saya, kebetulan penyuka salah satu menu kue di sana yaitu kue :ongol-ongol. Saya mesti bolak - balik selama 3 hari berturut - turut untuk mendapatkan kue ini, karena terlambat datang, padahal jam baru menunjukkan pukul 09.00. Hari ketiga saya datang tepat pukul 07.30 dan sayapun mendapatkannya.
Usut punya usut toko kue tadi, berada beberapa langkah dari sebuah SD Islami yang cukup favourite dan terkenal di wilayah ini. Nah, kesukaan istri saya kepada kue ongol-ongol tadi berlangsung sejak dia masih SD, di SD Islami tadi. Dengan asumsi usia istri saya 26, Artinya toko tersebut juga sudah berdiri hampir 20 tahunan dan tetap ramai!! Namun bukan hanya itu yang memancing saya menulis. Produk makanan menurut saya, adalah produk yang cukup sensitif dan berdurasi pendek. Ketiadaan Label halal saja, sebagai contoh, bisa menjadi testimoni negatif jika yang kita jual adalah makanan. Pemilik toko tersebut adalah keturunan Tionghoa yang, bagi pandangan beberapa orang terutama muslim, sensitif dengan isu halal-haram ini. Dan, mayoritas pembeli di toko itu, adalah muslim mayoritasnya, jika tidak dikatakan semua.
Selidik - punya selidik, setiap pagi, para pengantri yang menunggu buka ternyata bukan hanya para pembeli, tapi para supplier (Vendor bahasa kerennya), pembuat macam - macam kue yang menitipkan kue buatannya di sana. Para pembuat kue ini nampaknya diseleksi, karena suatu pagi saya mendapati Cici (Begitu pemilik toko ini dipanggil), sedang "menginterogasi" seorang supplier kue. Sekilas dari pembicaraannya bisa saya tangkap, pemilik toko meminta si pembuat kue memperbaiki kualitas kuenya karena penjualan kue buatannya kurang laku.

Sekarang sedikit saya tahu, kenapa Toko tersebut begitu popule dan laku. Pemilik toko memastikan bahwa apa yang dijualnya adalah "halal" meski tidak meletakkan tulisan halal pada dagangannya. Dia hanya menjadi trader dari sekian banyak pembuat kue yang sudah terseleksi rasanya, lalu menjualnya. Saya pun manggut - manggut dan bergumam, pantas toko ini tetap ajeg dan profit selama bertahun -tahun. Ah Tiong memang cerdik.... hehe.

Tetaplah maju..

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak,
anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun
pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya.
Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin
akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima
dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik
setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah
dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak
memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah
sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah
serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang
dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi.
Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan,
menjerit ketakutan, matilah aku!
Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai
elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan
menjadi seseorang yang sejati.

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang
telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan
rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda
lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila
anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk
berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang
dan kesulitan. Jangan hanya berhenti
pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan
batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah msalah yang
menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar
menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan
kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada
jalan panjang yang berisikan catatan perjauangan dan pengorbanan. Keringat dan
kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona
pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan
untuk berupaya. Namun bila anda terkagum
pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan,
keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada
harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu.

Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah,
belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang
yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara
momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi
karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati.
Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda
perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di
atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan
orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun
rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. "Bila busur anda patah dan anak panah
penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh
hatimu." Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda.
Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda.
Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai
anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala
semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis
daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan

semangat!
salam sukses

Manet, Jualan dari Garasi, Untungnya Bukan Basa-Basi

Manet adalah salah satu produk busana muslim teratas di Indonesia. Pemiliknya, Badroni Yuzirman, juga merupakan pendiri Komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang mampu menggerakkan para pengusaha muslim untuk bangkit dan mewarnai Indonesia. Bagaimana cerita di balik kesuksesannya membangun bisnis?

Keluar dari Tanah Abang, Buka di Garasi
Pasar Tanah Abang masih jadi pusat daya tarik para shopaholic, dari sanalah sesungguhnya kekuatan ekonomi Indonesia. Saking dahsyatnya pengaruh Tanah Abang, konon, banyak tokoh nasional yang 'mampir' ke sana untuk nyuwun restu alias dimuluskan dalam pemilu, khususnya dalam hal pendanaan. Roni, panggilan akrab Badroni, juga pernah menjadi bagian dari Tanah Abang dengan membuka gerai Manet di sana pada 2002. September 2003, Roni juga mencoba peruntungan dengan memasarkan produknya lewat internet. Ternyata, responnya luar biasa. Usaha pakaian muslimnya melesat bahkan melebihi bisnis interior yang lebih dulu didirikannya. Namun, musibah datang. Persaingan harga, mismanajemen, dan kebakaran yang melanda Tanah Abang jadi momok yang menakutkan sebagian penjual. Karena kondisi tersebut, Roni memilih untuk menutup toko di Tanah Abang pada Maret 2004 dan mulai berjualan di garasi rumah.

Blessing in disguise, itulah yang dirasakan Roni saat usaha yang dilakoninya harus mulai dari nol setelah keluar dari Tanah Abang. Tanpa dibantu karyawan, Roni merajut kembali ikhtiar bisnisnya dari garasi rumahnya di Kemandoran. Ternyata, ungkapan ada kemudahan di balik kesulitan benar adanya dan Roni pun merasakan hal tersebut. Usahanya mulai bangkit, tak hanya dari segi finansial yang didapat Roni, tapi juga pengalaman jatuh bangun yang memperkaya jiwa wirausaha Roni. Hal itulah yang mendesaknya membagi pengalaman lewat blog sehingga mengantarkannya menjadi salah satu founding fathers Komunitas Tangan Di Atas (TDA) pada Juni 2006.

Roni dan istri beserta kedua putranya, Vito dan Vino

Marketing, Itu Intinya!
Kesuksesan sejatinya diraih dengan kerja keras, begitu pula Roni menjalankan bisnisnya. Bisa dibilang, dengan modal pas-pasan (bantuan dari kerabat sana-sini), Roni bertekad membangun usaha. Selain bakat dagang, Roni yang berdarah Minang juga jeli melihat peluang pasar. Tak hanya itu, berangkat dari beberapa kegagalan, Roni juga semakin gape dalam me-maintance bisnisnya, misalnya dalam hal quality control, pelayanan terhadap pelanggan, hingga memperluas market. Soal memasarkan produk, Roni pun tak kalah hebat. Setelah sukses jualan lewat online, Roni juga memaksimalkan jaringan mitra agen distributor yang dimilikinya yang jumlahnya ratusan. Lewat kerja kerasnya tersebut, Roni tidak lagi berjualan di garasi rumah melainkan menempati basecamp baru, sebuah ruko di bilangan Kebayoran Lama.

Marketing, menurut Roni, adalah inti dari Manet. Bukan sekadar marketing yang dijalani Roni, melainkan sebuah profesionalisme kerja dan relationship. Meski tidak pernah merasakan kerja sebagai pegawai, namun Roni tahu benar bagaimana profesionalisme kerja. Pada awal-awal berbisnis, Roni selalu menepati janji kepada supplier, khususnya dalam hal pembayaran. Tak heran, karena kepercayaan tersebut, tak ada supplier yang mengeluh bahkan saat bisnis terpuruk sekalipun. Oleh karena itu, soal relationship atau hubungan antarmanusia sangat diperhatikan Roni. Bisnis bukan sekadar menjual barang, melainkan juga memberi kenyamanan dalam bekerja sama. Begitu pula dalam hal menjaga kualitas produk. Roni beranggapan, produk yang berkualitas dapat menjamin pelanggan untuk loyal karena sudah merasa nyaman dengan produk tersebut. Hingga kini, Roni mengandalkan puluhan konveksi di Jakarta dan Bandung untuk menggarap produknya.

Roni (kanan) dan Dirut BNISyariah, Rizqullah, saat peluncuran produk iB Bisnis BNI Syariah di REI Expo 2010

Masih kata Roni, dinamika bisnis selain marketing adalah bahan baku, produksi, dan permodalan. Meski sudah dibilang sukses, Roni juga masih berkutat dalam tiga hal tersebut. Mengatasi hal itu, setiap pebisnis, imbau Roni, harus punya inovasi dan strategi dalam membaca keinginan pasar. Ibarat makanan, jika apa yang kita makan tiba-tiba diambil orang, kita harus berpikir, apa yang bisa kita makan selain makanan tadi.

Berkaitan dengan inovasi dan membaca peluang pasar, Roni juga baru-baru ini mengeluarkan produk baru, Actual Basic. Karena berbahan dasar kaos, produk ini memang dirancang untuk dipakai sehari-hari bagi wanita dan pria yang ingin santai tapi tetap elegan. Peluncuran produk ini juga tidak melencengkan segmen pasar Manet yang bertahan di kelas menengah. Namun, dengan produk baru itu, Roni memperluas segmen pasar dari segi pemakai, yang tadinya hanya sekitar ibu-ibu muda, kini remaja dan para pria juga dimanjakan dengan produk Actual Basic.

Jadilah Pemain, Bukan Penonton
Mengingat keran perdagangan bebas dunia sudah dibuka, Roni mengajak siapa pun untuk bergerak sebagai pengusaha. Jika banyak pengusaha muslim yang bertumbuhan, jumlah itu akan dapat menyaingi para pengusaha nonmuslim yang menyerbu Indonesia. Misalnya saja produk China yang menang dari segi harga, semakin banyak orang yang membeli produk itu, semakin banyak pula industri lokal yang akan tutup buku. Oleh karena itu, Roni berharap Komunitas TDA dapat menumbuhkan sebanyak mungkin pengusaha muslim yang mampu bertahan dan berkembang dan dapat bersaing kompetitif dengan para pengusaha lain.

Perdagangan bebas, kata Roni, akan menyebabkan masyarakat semakin konsumtif sehingga uang makin banyak beredar. Makanya, peluang untuk berbisnis sangat terbuka lebar. Bisnis yang prospektif, menurut Roni, adalah yang menyediakan kebutuhan masyarakat. Mulai dari kepala hingga ujung kaki, mulai dari kebutuhan bayi, anak-anak, hingga orang tua.

Encouragement

Encouragement
Oleh: Rhenald Kasali *

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah
tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah
diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal
dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia
tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan
kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya
sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah
yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah
dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan
kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak
saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya
bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?” “Dari Indonesia,” jawab saya. Dia pun
tersenyum.

Budaya Menghukum

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah
saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. “Saya
mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik
itu.

“Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di
sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi
kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang
agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbedabeda. Namun untuk anak
sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris,
saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan
berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur
prestasi orang lain menurut ukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya
menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga
doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik
ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian
program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap.
Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan
penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan
begitu mereka tahu jawabannya.

Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan
seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji,
menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan.
Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang
duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan,
penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakanakan
kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang
luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat
saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan
discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan
pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata
belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru
di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana
mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah
Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan
karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke
pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya.

“Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang
sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat
dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya
tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk
bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia
mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang
berarti.

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup
keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi
penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang
berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya
melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan

Bisakah kita mencetak orangorang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan
rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta
ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan
penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan
seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...;
Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas
kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih
disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan
mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan
otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau
sebaliknya,dapat tumbuh.Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan
(dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian
kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering
saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari
kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau
ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi
ancaman yang menakut-nakuti. (*)

*) Rhenald Kasali, Ketua Program MM UI

Jumat, 22 Januari 2010

Kisah Empat Pemuda

dan Nenek Peramal

Alkisah ada seorang nenek yang tinggal di daerah pegunungan yang konon mampu membaca masa depan setiap orang yang diramalnya. Ia sangat terkenal sampai di beberapa penjuru daerah. Mendengar ketenarannya itu, empat kawanan pemuda datang menemuinya karena penasaran dengan masa depan yang akan mereka dapatkan.

Setelah bersusah-payah akhirnya empat pemuda itu berhasil bertemu dengan nenek peramal. Walaupun sang Nenek melarang pemuda mengetahui masa depannya itu, empat pemuda tetap bersikeras mengetahui ramalan mereka di masa yang akan datang. Akhirnya, sang Nenek mengijinkannya, diramalah masing-masing Pemuda. Inilah hasil ramalan yang dapat dibaca sang Nenek:

Pemuda pertama
“Kamu akan menjadi orang gagal. Jalan kehidupanmu sangat gelap, kamu tidak memperoleh keberhasilan yang kamu impikan.”

Pemuda kedua
“Kamu akan menjadi orang berhasil. Semua yang kamu impikan akan terwujud. Terlihat jelas apa yang ada dalam pikiranmu begitu sangat terang.”

Pemuda ketiga
“Kamu akan menjadi orang gagal. Kamu tidak akan pernah sampai pada tujuan yang kamu inginkan. Banyak sekali halangan yang tidak dapat kamu hadapi.”

Pemuda keempat
“Kamu akan menjadi orang berhasil. Apa yang sedang kamu tekuni saat ini akan membuahkan hasil yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tapi juga berguna bagi orang banyak.”

Setelah mengetahui masa depan mereka, pulanglah keempat pemuda itu dengan masing-masing perasaan yang terpendam. Mereka pun menyikapi ramalan tersebut dengan berbeda-beda. Tiga tahun pun berlalu, inilah masa depan yang terjadi dari keempat kawanan pemuda tersebut:

Pemuda pertama
Benar-benar menjadi orang gagal. Ia kehilangan semangat melanjutkan kerja dan usaha keras yang sejak dulu ia lakukan. Ramalan sang Nenek sesuai dengan kenyataan.

Pemuda kedua
Ia juga menjadi orang gagal, walau ramalan sang Nenek mengatakan ia mempunyai masa depan yang berhasil. Pemuda kedua terlalu yakin dengan ramalan itu, sehingga membuatnya tidak mau bekerja keras dan tidak bersemangat dalam berjuang meraih impiannya.

Pemuda ketiga
Ia malah menjadi orang berhasil, walau ramalan sang Nenek mengatakan ia mempunyai masa depan yang gagal. Namun, pemuda ketiga ini tidak kehilangan semangat untuk berjuang meraih impiannya. Ia malah semakin bersemangat dan bertekad keras melawan ramalan yang mengatakan kalau dia akan gagal.

Pemuda keempat
Ia benar-benar menjadi orang berhasil. Ia semakin mantab dengan usaha dan perjuangan kerasnya selama ini. Ia berani mengambil resiko bahwa kegagalan itu mustahil baginya.

Demikianlah gambaran sesungguhnya yang terjadi dalam hidup kita. Nasib sebenarnya ada ditangan kita, Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang sebelum orang itu mau merubah nasibnya sendiri. Manusia lebih sering pasrah berdiam tanpa melakukan apa-apa setelah mengetahui bayangan nasib mereka, bukan berfokus pada perjuangan yang mereka lakukan.

Teruslah berusaha dan berjuang dengan penuh semangat untuk mewujudkan impian. Bisa jadi hari esok adalah seperti hari ini. Hari esok semakin baik jika hari ini berusaha semakin baik. Waktu adalah yang mampu membuktikan semua itu.


Oleh Wahyu Kushardiyanto

BELAJAR DENGAN PENEBANG POHON

Ada seorang saudagar kaya raya dan rendah hati ingin memberi pekerjaan kepada seorang petani yang kuat. Suatu hari dipanggillah seorang petani tersebut,

"Wahai bapak yg memiliki tubuh yg sangat kuat, aku ingin memberimu hadiah 1000 keping emas, tapi ada syaratnya."

“Apa syaratnya tuan?” Tanya sang petanni.

“Saya akan memberikan 1000 keping uang emas kepadamu jika kamu mampu menebang 1000 pohon di kebunku dalam waktu 100 hari, jika dalam 100 hari kamu menebang pohon kurang dari itu maka hadiah tersebut tidak akan aku berikan” jawab sang saudagar.

Wow ...berarti dengan menebang sebatang pohon dia akan dibayar dengan sekeping uang emas? Dengan modal badan yang kuat dan kapak yang tajam serta impian untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya, sang petani menyanggupi, “ Saya akan melakukannya tuan.”

Syarat itu berusaha dipenuhi dengan diperlihatkan keberhasilannya menebang 20 pohon dengan mudah di hari pertama, setelah itu sang petani itu pun pulang untuk istirahat sambil membawa kapak yg digunakan menebang pohon tersebut.

Sang petani berpikir apabila di hari pertama saja sudah berhasil menebang 20 pohon, hampir bisa dipastikan jika syarat itu pasti terpenuhi.

Ternyata setelah tiba hari ke-100 syarat itu "gagal" terpenuhi karena sang petani hanya mampu menebang 500 pohon.

Lalu dimana letak kegagalannya???
Padahal tubuh sang petani kuat dan semangatnya begitu tinggi?
Apakah karena tidak terbiasa menebang pohon?
Tapi di hari pertama kan sudah berhasil menebang 20 pohon?
Jadi kalau dihitung khan 100 x 20 = 2000 pohon?
Bahkan seharusnya bisa selesai dalam 50 hari?
Lalu dimana letak kesalahannya???

Setelah diteliti secara detail akhirnya di temukanlah sebuah kesalahan yg sangat fatal, yaitu sang petani itu hanya mengandalkan kekuatannya dia menggunakan kapaknya setiap menebang pohon secara terus-menerus dan lupa mengasahnya sehingga hari demi hari kapak itu menjadi tumpul dan tidak setajam ketika hari pertama.

Sahabat …
Apabila kisah di atas kita hubungkan dengan kehidupan kita...ternyata masih banyak diantara kita yang melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan sang petani tersebut.

Sang petani sebenarnya sudah bagus, dia berani mengambil tantangan sang saudagar dan menggapai impian 1000 keping emas untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya. Karena berapa banyak orang yang tidak berani mengambil tantangan dan menggapai impian yang besar. Mereka mempunyai prinsip hidup seperti air mengalir saja. Tidak perlu tujuan dan cita-cita yang besar. Dan sang petani tidak seperti itu, dia berani menggapai impian yang besar dan berani membayar harganya.
Tetapi impian besar dan semangat tinggi tidak cukup…

Kita mempunyai cita-cita dan impian yang besar…
Menjadi manusia yang SUKSES dalam segala hal…
Sukses sebagai pribadi yang baik dan sholeh sampai akhir hayat…
Sukses membina keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah…
Sukses dalam karir dan bisnis …
Sukses menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang banyak…
Dan sukses yang sesungguhnya yaitu selamat dari siksa neraka dan mendapat rahmat Allah dimasukkan ke dalam surga…

Itu semua adalah impian dan cita-cita yang besar...
Semakin besar impian pasti semakin sulit mencapainya,
Dan pasti akan menghadapi tantangan dan masalah yang besar
Tapi kita lebih suka menjadi orang yang tidak suka perubahan.
Kita malas mengasah kemampuan diri kita…

Manusia adalah makhluk yang kompleks…
Banyak hal yang harus diasah untuk mencapai impiannya…
Mengasah kesehatan fisik kita dengan berolahraga
Mengasah kemampuan berpikir dengan banyak membaca dan belajar
Mengasah ruhani kita dengan banyak membaca Al-Quran, hadir di majlis taklim/dzikir, dan beribadah
Mengasah jiwa kita dengan memberikan cinta dan kasih sayang kepada orang lain
Mengasah kemampuan skill dengan berlatih dan beraktivitas
Mengasah kemampuan berbisnis kita dengan belajar kepada orang sukses
Mengasah kepemimpinan kita dengan memimpin diri sendiri dan keteladanan
Mengasah kesadaran kita dengan banyak merenung dan bermuhasabah
Mengasah semangat kita dengan berkumpul bersama orang-orang positif

Insya Allah dengan selalu mengasah hal tersebut diatas, apapun impian anda akan tercapai selama Allah berkehendak...Yang jelas sesuai firman-Nya :

INNALLAAHA LAA YUGHOYYIRU MAA BI QOUMIN HATTAA YUGHOYYIRUU MAA FII ANFUSIHIM
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah 'dirinya sendiri' (maa fii anfusihim)."

OK… AMBIL TANTANGAN…. DAN JANGAN LUPA ASAH KAPAK ANDA !!!

Tentang Katak Kecil

Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil yang menggelar lomba lari. Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi. Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta…

Perlombaan dimulai…

Tak satu pun penonton benar-benar percaya bahwa katak - katak kecil akan bisa mencapai puncak menara.

Penonton bersorak

“Oh, jalannya terlalu sulitttt!! Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak.”

“Tidak ada kesempatan untuk berhasil… Menaranya terlalu tinggi…!!
Katak-katak kecil mulai berjatuhan. Satu persatu… … Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi…dan semakin tinggi..

Penonton terus bersorak

“Terlalu sulit!!! Tak seorang pun akan berhasil!”

Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah… …Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi… Dia tak akan menyerah!
Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak! SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya?
Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?

Ternyata…
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!

Kata bijak dari cerita ini adalah:
Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis… karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.

Selalu pikirkan kata-kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa mempengaruhi perilakumu!

Tetaplah selalu…. POSITIVE!

Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa menggapai cita-citamu!

Selalu berpikirlah: I can do this!

Berikan motivasi kepada teman-temanmu! Karena teman yang baik adalah teman yang bisa saling memberi motivasi satu sama lain.

Sumber: SiuTao Community

IDE MUNCUL SAAT JADI ..

PENGANGGURAN

Sahmullah RivqiMeski tidak memiliki cukup dana maupun ilmu, Sahmullah Rivqi berani mendirikan sekolah bisnis yang diberi nama Green Leaf. Pengalaman yang didapat selama mengelola Green Leaf, dijadikan modal ketika membesut bisnis berikutnya antara lain Oase Entrepreneur Academy, Pilar Business Accelerator dan Azhari Islamic School. Wiyono

Berbisnis tanpa mengeluarkan uang sebagai modal awal? Jika pertanyaan itu dilontarkan kepada Sahmullah Rivqi jawabannya adalah pasti bisa. Pria kelahiran 1974 itu bukan sekadar beromong kosong. Sejak tahun 2003 ayah dari lima orang anak ini, bersama teman-temannya telah mempraktekkan hal tersebut, yakni pada saat mendirikan sebuah sekolah bisnis.

Dalam kondisi sebagai pengangguran, ketika itu Sahmullah bukan hanya tidak ada modal uang. Ia pun merasa tidak cukup ilmu sebab kuliah S1 saja tidak tamat. Sedangkan keahlian dan pengalaman kerja juga belum layak dijual. Tetapi ia tetap berusaha menggali potensi dimiliki agar bisa memulai bisnis.

“Akhirnya saya justru menemukan satu keunggulan yang dimiliki pengangguran yaitu waktu luang. Saya bersama teman-teman lain yang waktu itu sedang menganggur punya waktu luang 24 jam. Jadi kenapa tidak digunakan untuk belajar bisnis sama pengusaha, dan menjalin networking dengan teman-teman lainnya. Sampai kemudian kita bentuk Green Leaf itu. Jadi bisnis pertama yang saya jalankan dengan teman-teman adalah bisnis sekolah bisnis. Kita belajar bisnis sama orang tetapi kita dapat uang, caranya adalah dengan mendirikan sekolah bisnis,” Sahmullah bertutur.

Walaupun saat ini aktifitas Green Leaf sudah ditiadakan akan tetapi proses pendiriannya tetap menarik diungkapkan. Singkat kata, saat itu enam orang sepakat untuk menimba ilmu cara melakukan bisnis langsung kepada para ahlinya. Pertama-tama mereka mendatangi DR. Tyas Utomo Soekarsono, ketua Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI), dan Ferrasta ‘Pepeng’ Soebardi, pemilik Jari-Jari Communications, serta pengusaha-pengusaha yang lain meminta kesediaan mereka mengajar. Lalu mereka undang para remaja masjid di wilayah Jakarta Selatan mengikuti kegiatan mereka.

Program percobaan itu tidak berjalan mulus. Mereka yang diundang kurang antusias memberikan animo. Dari seluruh Jakarta Selatan tidak lebih dari dua puluh orang yang mau mengikuti kegiatan. Apalagi dari segi bisnis, acara yang diselenggarakan dengan biaya cuma Rp5.000 itu defisit pemasukan. Akhirnya Sahmullah berubah strategi. Selain membuat persiapan matang, kegiatannya juga menyesuaikan jam kerja kantor. Agar tidak terkesan ‘kumuh’, acara tidak hanya dilaksanakan di dalam masjid melainkan mulai diadakan di hotel serta berpromosi melalui media massa dan brosur.

Kendala modal dapat diatasi karena mereka mendapatkan fasilitas dari Hotel Sofyan secara cuma-cuma serta iklan setengah halaman gratis di majalah Tarbawi dan Modal. Sedangkan di beberapa media lain, meskipun tidak gratis tetapi memperoleh diskon besar dengan pembayaran di belakang hari. Hasilnya, sebulan kemudian sudah menerima pendaftar sebanyak 65 orang dengan biaya Rp750 ribu per peserta.

Sahmullah RivqiSetelah berjalan beberapa tahun Green Leaf akhirnya dibubarkan, dan masing-masing pengelolanya menjalankan bisnis mereka masing-masing. Mengaku kadung menikmati aktifitas yang merupakan gabungan antara hobi, sosial, dan bisnis, akhirnya Sahmullah melanjutkan usaha dengan mendirikan Oase Entrepreneur Academy pada awal 2008. Pertengahan tahun yang sama ia juga membentuk Pilar Business Accelerator bersama-sama dengan Sony dan Lyra Puspawingrum. Sedangkan untuk bisnis pendidikan formal Sahmullah telah memiliki Azhari Islamic School, sekolah Islam bagi kalangan menengah ke atas yang lisensinya berasal dari Al Azhar Kairo, Mesir. Selain itu masih ada pula beberapa bisnisnya yang lain, di antaranya konveksi, jasa pencucian motor, serta bisnis makanan kebab.

“Semua bisnis tadi, di awal saya tidak harus keluar uang,” Sahmullah meyakinkan. Ia membenarkan, ibarat darah bagi tubuh maka setiap bisnis membutuhkan uang. Tetapi untuk memulai bisnis seseorang tidak disyaratkan harus memegang uang tunai sebelumnya. Sebaliknya uang dapat diperoleh dengan konsep yang ia namakan 3J dan 2H, yakni Jual diri (keahlian), Jual barang mewah yang dimiliki, Join dengan pemilik modal, Hutang, memanfaatkan dana Hibah.

“Hutang itu juga tidak selalu identik dengan pinjaman uang. Tetapi bisa dalam bentuk pembayaran di muka, misalnya. Lalu H yang terakhir yaitu Hibah, bisa dengan mencari bantuan dana dari pemerintah, lembaga sosial, lembaga zakat, dan sebagainya. Sebaiknya cara itu hanya ditempuh setelah yang lain tidak dapat dilakukan,” paparnya. Menurutnya, usaha yang dapat dijalankan tanpa harus menggenggam modal berujud uang tunai juga tidak terbatas pada bisnis tertentu saja. Bahkan banyak proyek-proyek besar bernilai triliunan bisa dijalankan tanpa modal uang.

Pria berjenggot yang banyak diminta menjadi pembicara di berbagai seminar entrepreneurship itu pada awalnya juga kerap memakai istilah bisnis modal dengkul. Tetapi belakangan istilah tersebut telah diperhalus bahasanya menjadi bisnis pakai otak. Jadi bukan bisnis modal dengkul tetapi bisnis modal otak. Karena menurutnya dari pemikiran itulah sebenarnya seseorang bisa berkreatif. Berangkat dari knowledge seseorang bisa menciptakan ide atau gagasan untuk menghasilkan uang melalui action. Bisa saja orang itu yang punya ide, lalu orang lain yang action, akhirnya jadilah kerja sama bisnis.

“Tetapi semakin kemari saya punya konsep baru lagi, modal bisnis yang paling utama adalah keimanan. Kedekatan kita kepada Allah itu yang paling penting. Sehebat apapun otak kita, sekuat apapun fisik kita, dan sebanyak apapun jaringan kita, kalau tidak dekat dengan Allah, walaupun sukses sebentar lagi pasti bakal hancur. Sekarang, ini yang ingin kita dorong, selama punya iman pasti bisa jadi orang sukses,” imbuhnya.

Jika ketiadaan uang bukan masalah utama, menurutnya 90% faktor penghambat seseorang yang hendak berbisnis adalah rasa takut menghadapi resiko gagal atau bangkrut.

“Ini sering saya katakan, pada hakekatnya itu karena takut kehilangan uang. Kalau takut kehilangan uang, maka sebetulnya orang itu takut tidak makan. Jika takut tidak makan maka sama artinya tidak percaya pada Allah. Jadi orang yang takut bisnis, kalau ujung-ujungnya takut tidak makan berarti ia tidak beriman. Karena 9 dari 10 pintu rejeki adalah usaha, dan nabi adalah seorang pengusaha,” tegasnya. Bagaimana, masih takut buat memulai usaha?

"Odol" dari Surga

Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam.

Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?

Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.

Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.

Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.

“Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak..!!!”

Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu.

“Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”

“Tapi Pak…Sssa..”

Brrrraaaaang !!!!

Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.

Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas.

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.

“Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.

“Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”.

Petugas pun ngeloyor pergi.

Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.

Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.

~~~

Sahabat, Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.

Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan DIA yang menciptakan kita.

Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku :
“Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat”.

Salam Motivasi...!


ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom

Jagalah Allah,

niscaya Dia akan menjagamu
Dalam sebuah perjalanan Rasulullah saw membonceng sepupunya Abdullah bin Abbas yang masih kecil itu. Rasulullah saw memulai dialog dengan menanyakan kesiapan muridnya dengan ungkapan yang memancing rasa ingin tahu sang murid karena pernyataan beliau yang memposisikan sang murid sedemikian mulia. Selain itu ungkapan beliau sangat terbuka terhadap pertanyaan yang dapat mengenyangkan akal sang murid. Mari kita nikmati dialog tersebut.

Ya ghulam (wahai anak muda), maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat yang sangat berguna?

Jagalah ALlah SWT maka engkau akan menda patkanNya selalu menjagamu. Jagalah ALlah SWT , maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat di hadapanmu. Kenalilah ALlah dalam sukamu, maka ALlah akan mengenalimu dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada ALlah. Jika engkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada ALlah. Semua hal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah, seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan apa yang tidak ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka tidak akan mampu membantumu. Atau bila mereka berkonspirasi untuk menghalangi engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan untukmu, mereka juga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu kerjakan lah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa bersabar dalam musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwa kemenangan itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesan itu sering dilalui lewat tribulasi; dan bahwa kemudahan itu tiba setelah kesulitan.
[Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]

Lalu bertanyalah Abdullah kecil kepada gurunya, ya Rasulullah bagaimanakah caranya aku menjaga Allah swt padahal Dia-lah Rabb(pencipta, pemilik dan pemelihara) kita ?. Lalu Rasulullah saw menjawab, wahai Abdullah bukankah Allah swt telah menetapkan suatu aturan yang Dia perintahkan kita untuk melakukannya, juga telah menetapkan larangan agar kita tidak melampaunya ? Maka ketika engkau berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya maka engkau telah menjaga aturan atau hukum-hukum-Nya yang dengan itu maka Allah swt akan memberikan penjagaan kepadamu.

Kenapa demikian ? Karena pada hakikatnya semua yang Allah swt perintahkan kepada kita adalah semata-mata untuk kebaikan diri kita sendiri walaupun kita belum dapat merasakannya saat itu juga, dan sebaliknya sesuatu yang Allah swt larang kepada kita untuk melakukannya maka sesungguhnya karena sesuatu itu akan membahayakan diri kita sendiri walaupun saat itu kita belum dapat merasakan bahayanya.

Mengertilah Abdullah bin Abbas apa yang dimaksudkan oleh gurunya : Rasulullah saw. Sebaik-baiknya murobbi (pembina)

Semoga Allah swt senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mengikuti Rasulullah saw , penutup para Nabi dan Rasul ,teladan umat sampai akhir zaman..

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab :21)

oleh: Umu Dini

Nikah Itu Indah, 2

Dikatakan sebagai fitrah karena secara jelas Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan nikah sebagai perintah yang harus dilaksanakan seperti termaktub dalam Al-Quran dan Sunah:

“Maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik bagimu dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja…” (QS. An Nisa: 3)

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-Mu yang telah menciptakanmu dan menjadikan materi daripadanya dan daripada keduanya berkembang biak laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu saling meminta dengan nama-Nya dan takutlah (akan memutuskan) silaturahmi. Sesungguhnya Allah mengawasi kamu”. (QS An Nisa:1)

Lebih tegas diperintahkan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muda yang sudah memiliki kesiapan, hendaknya segera menikah tanpa harus banyak berfikir-fikir dan menunggu-nuggu, karena nikah itu perbuatan yang mulia dan disukai oleh Al-Khaliq. Bahkan beliau mengingatkan amal yang terpuji ini merupakan sebagian dari kesempurnaan pelaksanaan Dien. Jadi barangsiapa yang belum menunaikan nikah berarti ia belum mampu melaksanakan Dien secara sempurna, sabda Rasulullah SAW.

“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu menikah, hendaklah ia nikah. Sesungguhnya dengan demikian akan lebih menundukkan pandangan mata dan lebih leluasa menjaga kemaluannya. Barang siapa yang tidak sanggup, maka sebaiknya berpuasa saja. Sesungguhnya ia akan menciptakan keseimbangan.” (HR. Muslim)

“Manakala seseorang telah beristri, telah menyempurnakan separuh Dien, maka tekutlah kepada Allah untuk menyempurnakan separuh yang lain”. (HR. Baihaqi)

Memang pernikahan merupakankebutuhan fitrah setiap insan yang tidak mungkin dihindari. Seiring dengan kebutuhan biologis manusia, maka tumbuh pula dorongan seksualnya. Jika hal tersebut tak tersalurkan pada hal yang benar, akan menimbulkan bencana sosial maupun kemanusiaan. Karena itu Islam sebagai agama fitrah (QS 30:30) memberikan jalan keluarnya secara sempurna.

Disamping aspek-aspek hidup yang lain. Islam tidak setuju terhadap sikap membujang. Sebab ini melanggar fitrah kemanusiaan, Rasulullah pernah marah ketika mendengar salah seorang sahabatnya berniat hendak membujang terus, demi alasan membersihkan diri dari nafsu. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya aku ini menikahi wanita, barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku”.

Inilah bukti keselarasan antara ajaran Islam dengan tuntutan biologis atas fitrah kemanusiaan. Islam memberi jawaban terhadap seluruh persoalan insani, tidak ada satu pun yang luput dari perhatian Islam.

Nikah Itu Indah

Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya,

memberkati mereka berdua,

dan kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunan mereka.

Menjadikan pembuka pintu-pintu rahmat, sumber ilmu,

dan hikmah serta memberikan rasa aman bagi umat.

(Doa Rasulullah pada pernikahan Fatimah Azzahra dengan Ali bin Abi Tholib)

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan-pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang bertakwa” (QS Al Furqan:74)

Ya Allah tentramkanlah antara kedua mempelai iniseperti engkau tentramkan antara Nabi Adam dan Hawa, Yusuf dan Zulaikha, junjungan kami Nabi Muhammad dab Khadijah (Al Kubra)

“Ya Allah panjangkanlah umur kami, teguhkanlah iman kami, bagusi amal perbuatan kami, lapangkan rizki kami, dekatkan kami menuju kebaikan, jauhkan kami dari keburukan, kabulkan hajat kami yang mendatangkan ridho-Mu dan kebajikan. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.” (Doa Walimatul Ursy)

Nikah Itu Indah…

“Diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, seupaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Allah jadikan bagimu cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-bernar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir.” (QS Ar-Rum:21)

Dalam Hadist Tarmidzi dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda : “Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah, yakni pejuang di jalan Allah, mukatib (budak yang membeli dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya dan orang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram.”

Catatan Kecil Sebuah Pernikahan yang Islam

Pernikahan atau perkawinan dalam pandangan Islam bukan hanya merupakan bentuk formalisasi hubungan suami istri atau pemenuhan kebutuhan fitrah insani semata, tetapi lebih dari itu, merupakan amal ibadah yang disyariatkan. Meskipun upacara yang sakral itu tidak bisa dipisahkan dari statusnya sebagai ibadah, namun dalam pelaksanaannya seringkali tampil dalam tata cara yang berbeda-beda, bahkan cenderung didominasi adat istiadat setempat yang merusak nilai ibadah itu sendiri.

Adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk memahami seluruh aspek peribadatan dalam Islam, khususnya dalam masalah pernikahan. Apa pula hikmah dan rahasia dibaliknya serta bagaimana etika penyelenggaraan pernikahan itu, Insya Allah akan diberkati Allah Azza Wa Jalla, disamping terbebas dari aktivitas yang menyimpang dari ajaran Islam.

Antara Ibadah dan Fitrah

Dikatakan sebagai fitrah karena secara jelas Allah dan Rasul-Nya mensyariatkan nikah sebagai perintah yang harus dilaksanakan seperti termaktub dalam Al-Quran dan Sunah:

“Maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik bagimu dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja…” (QS. An Nisa: 3)

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-Mu yang telah menciptakanmu dan menjadikan materi daripadanya dan daripada keduanya berkembang biak laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu saling meminta dengan nama-Nya dan takutlah (akan memutuskan) silaturahmi. Sesungguhnya Allah mengawasi kamu”. (QS An Nisa:1)

Lebih tegas diperintahkan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muda yang sudah memiliki kesiapan, hendaknya segera menikah tanpa harus banyak berfikir-fikir dan menunggu-nuggu, karena nikah itu perbuatan yang mulia dan disukai oleh Al-Khaliq. Bahkan beliau mengingatkan amal yang terpuji ini merupakan sebagian dari kesempurnaan pelaksanaan Dien. Jadi barangsiapa yang belum menunaikan nikah berarti ia belum mampu melaksanakan Dien secara sempurna, sabda Rasulullah SAW.

“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah mampu menikah, hendaklah ia nikah. Sesungguhnya dengan demikian akan lebih menundukkan pandangan mata dan lebih leluasa menjaga kemaluannya. Barang siapa yang tidak sanggup, maka sebaiknya berpuasa saja. Sesungguhnya ia akan menciptakan keseimbangan.” (HR. Muslim)

“Manakala seseorang telah beristri, telah menyempurnakan separuh Dien, maka tekutlah kepada Allah untuk menyempurnakan separuh yang lain”. (HR. Baihaqi)

Memang pernikahan merupakankebutuhan fitrah setiap insan yang tidak mungkin dihindari. Seiring dengan kebutuhan biologis manusia, maka tumbuh pula dorongan seksualnya. Jika hal tersebut tak tersalurkan pada hal yang benar, akan menimbulkan bencana sosial maupun kemanusiaan. Karena itu Islam sebagai agama fitrah (QS 30:30) memberikan jalan keluarnya secara sempurna.

Disamping aspek-aspek hidup yang lain. Islam tidak setuju terhadap sikap membujang. Sebab ini melanggar fitrah kemanusiaan, Rasulullah pernah marah ketika mendengar salah seorang sahabatnya berniat hendak membujang terus, demi alasan membersihkan diri dari nafsu. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya aku ini menikahi wanita, barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku”.

Inilah bukti keselarasan antara ajaran Islam dengan tuntutan biologis atas fitrah kemanusiaan. Islam memberi jawaban terhadap seluruh persoalan insani, tidak ada satu pun yang luput dari perhatian Islam.

BERSAMBUNG....

Paku dan Kemarahan

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas di hati orang lain seperti lubang ini. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

~Author Unknown

Sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali.
Cerita ini, adalah sebuah tamsil, sebuah amsal, sebuah ibarat dan sebuah wira-kisah. Tentang, berbuat kesalahan memang wajar, namun, ia juga mengajarkan, menghindarinya adalah hal lain yang bisa kita lakukan.

Sumber : resensi.net

Motivasi Juga Penentu Nasib

Di zaman dahulu ada seorang Jendral dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat
tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar kalau-kalau akan menderita kekalahan.

Dalam perjalanan menuju medan perang, Jendral itu berhenti di sebuah altar
vihara. Ia sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan
prajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas. Tak lama
kemudian, sang Jendral keluar dari vihara.

Ia berteriak pada seluruh pasukannya, “Kita telah mendapat petunjuk dari
langit.”

Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya.

Sambil mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, “Sekarang, kita lihat apa kata
nasib. Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul, maka kita akan
menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung
pada nasib.”

Jendral lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar
di udara. Lalu jatuh berguling-guling di tanah. Seluruh pasukan mengamati
apa yang muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu
terhenti. Dan yang muncul adalah KEPALA.

Kontan seluruh pasukan berteriak kesenangan. “Hore..! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita, Ayo serbu dan hancurkan musuh. Kemenangan telah pasti.”

Dengan penuh semangat Jendral dan pasukan itu bergerak menuju medan perang. Pertempuran berlangsung dengan sengit. Ternyata dengan keyakinan dan tekad yang membaja akhirnya musuh yang tak terhingga banyaknya dapat dikalahkan. Jendral dan seluruh pasukannya betul-betul senang.

Seorang prajurit berkata, “Sudah kehendak langit, maka tak ada yang bisa mengubah nasib.”

Sesampai di ibu kota mereka disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun
terkagum-kagum mendengar kisah peperangan yang dashyat itu. Beliau bertanya pada sang Jendral bagaimana ia mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga begitu gagah berani.

Sang Jendral kemudian menyerahkan koin emasnya pada Raja sambil berkata, “Paduka, inilah yang memberikan mereka nasib baik.”

Raja menerima dan mengamati koin emas itu yang ternyata kedua sisinya
bergambar: KEPALA..!

Renungan:

Tuhan adalah adil, dan tidak ada orang yang dikecualikan. Yang bisa menolong dirimu adalah dirimu sendiri.

Bemula Dari Niat

Seorang pengembara datang ke sebuah kampung yang sedang membangun sebuah gedung. Di sana ada dua orang yang sedang mengangkut batu. Jaraknya cukup jauh dan matahari memang sedang terik-teriknya. Anehnya, kedua orang pengangkut batu itu memiliki ekspresi wajah yang berbeda. Yang satu cemberut dan terlihat terus-menerus mengeluh. Yang satu lagi, terlihat bahagia.

Si Pengembara ini bertanya kepada si Pencemberut. “Apa yang sedang kamu kerjakan, Sahabatku ?” orang ini mendelik sebentar dan menjawab sambil lalu, “Banyak tanya, sudah tahu sedang mengangkut batu. Lihatlah betapa banyak batu yang harus aku pindahkan ke bangunan itu!”

Pada orang kedua, si Pengembara mendapatkan jawaban yang berbeda, “Batu-batu ini akan menjadi masjid yang megah. Di sana kami bisa berkumpul bersama, sesuatu yang sangat kami inginkan. Kelak, batu-batu ini akan menjelma menjadi kebahagiaan kami semua, dan Alloh akan disebut dangan mesra berkat batu-batu ini.”


*Itulah gambaran niat. Keduanya memaknai pekerjaan, apa pekerjaannya, apa tujuan, dan bagaimana diri terlibat dangan pekerjaannya secara berbeda-beda.
Niat menentukan bagaimana kita bisa terus berbahagia melalui sejumlah kesusahan atau justru terus-menerus mengeluh padahal sebentar lagi mendapat kebahagiaan.
Niat orang yang kedua itulah yang harus selalu di hadirkan dalam diri kita. Yang kita butuhkan adalah niat yang kedua. Niat jenis itu dapat menarik unsur-unsur, kejadian-kejadian, situasi-situasi, keadaan-keadaan, hubungan-hubungan yang diperlukan untuk memenuhi hasil yang di niatkan.
Denagn kata lain niat dapat berarti kegiatan melenturkan diri menuju suatu target.

oleh : Icuk Fivatin

"Kisah Nyata

Mantan Bintang Porno SHELLEY LUBBEN"

Sebuah kisah dari seorang bintang film porno yang kini sudah bertobat. Dan saat ini Shelley aktif mengkampanyekan untuk meninggalkan dunia porno. Berikut adalah penuturannya. Jika anda penasaran dengan kisah ini berkunjunglah ke situsnya di shelleylubben.com

Gadis cantik, tubuh sexy, dan mata yg membangkitkan gairah seakan-akan berkata "aku menginginkanmu". Itu yg biasa kamu lihat di cover film porno, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang masa. Percayalah, Aku tahu. Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya karena "nafsuku" akan kekuasaan dan kecintaanku kepada UANG.

Aku tidak pernah menyukai sex. Bahkan Aku tidak menginginkannya dan faktanya aku lebih banyak minum "Jack Daniels" daripada bersama para pria yg dibayar seperti aku untuk "berpura-pura" di film. Ya Benar tidak ada diantara kami – gadis-gadis blonde yg menyukai "being in porn movie". Kami benci disentuh oleh orang asing yg sama sekali tidak peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan keringat dan bau busuknya.

Beberapa diantara kami sering sampai muntah di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yg lainnya berusaha menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti. Tapi industri porno ingin agar "KAMU" selalu berpikir kalau kami artis porno sangat menyukai sex.

Mereka ingin kamu percaya bahwa kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di film. Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yg akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan kami hanya diberi dua pilihan oleh produser : "Lakukan atau Pulang Tanpa Bayaran. Kerja atau tidak akan bisa kerja lagi."

ya memang benar kami punya pilihan. Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam. Beberapa diantara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yg sukar disembuhkan. Salah seorang artis film porno setelah syuting dgn menahan sakit sepanjang hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol. Mati

Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yg berantakan dan pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain dengan boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa berada diatas tubuh kami. Jadi sejak kecil kami belajar bahwa sex bisa membuat kami berharga.

Dan dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya. Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada alkohol dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya. Herpes, gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll setiap hari menghantui kami.

Memang setiap bulan kami diperiksa tapi kamu tahu kalo hal tersebut tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu. Selain penyakit, adegan syuting tdk kalah mengerikannya, banyak dari kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam kami. Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yg normal.

Tapi sangat sulit menjalin hubungan yg normal dengan laki-laki *biasa*, maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara film porno atau menjalani hidup sebagai lesbian. Buat aku momen yg gk akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak perempuanku melihat ibunya yg telanjang sedang berciuman dengan gadis lain.

Anakku pasti akan terus mengingatnya juga. Pada hari yg lain kami bisa berubah seperti zombie dengan botol bir di tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tdk suka bersih-bersih jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk membersihkan kotoran kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri.

Biasanya kami memesan makanan yg kemudian kami muntahkan lagi karena kebanyakan dari kami menderita *bulimia*. Bagi artis porno yg memiliki anak, kami adalah ibu yg paling BURUK. Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali saat kami begitu mabuknya sampai-sampai anak kami yg berumur 4 tahun yg menyeret kami dari lantai.

Dan ketika ada tamu (kebanyakan karena alasan sex) kami harus mengunci anak kami terlebih dulu dikamar dan menyuruh mereka untuk diam. Kalau aku biasa membekali anak gadisku dengan *pager* dan kusuruh dia menungguku di taman sampai aku selesai dengan tamuku. Kebenarannya ada di luar sana….

*Tidak Ada Fantasi di Porn Industry. Semua Tipuan... Kalo kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin kamu akan kehilangan minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya kami artis film porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua trauma dalam hidup kami. Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya sendiri.

Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan kebebasan dan kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami berharap kalian mau berdoa untuk kami dan semoga Tuhan akan mendengar dan mengampuni semua kesalahan kami di masa lalu.
Porn Movie tidak lebih dari Sex Palsu dan Tipuan Kamera. Percayalah…….!

Usah Kau Simpan Lara Sendiri

Kegelisahan, kedukaan dan airmata adalah bagian sketsa hidup di dunia ini. Tetesan airmata bermuara dari hati yang terselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan. Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang memenuhi rongga dada, jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta kehidupan, bertanya dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah kewajaran pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan sholehah. Duhai... betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan Islami hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fisabilillah. Karena itu, yakinkah batin ini tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain dibawah umurnya? Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan pasangan jiwanya? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan anak? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih mereka ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih... sungguh amat letih jiwa dan raga, sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa tanpa tahu kapankah berlabuh.

Ukhti sholehah yang disayang Allah Subhanahu wa Ta'ala... Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia ini saja, ada dunia fana, pun ada akhirat. Memang, setiap manusia sudah diciptakan berpasangan, namun maksudnya tidak dibatasi hanya dunia fana ini saja. Jadi mungkin saja ada manusia yang jodohnya baru dipertemukan nanti di akhirat. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya di dunia fana ini, insya Allah akan dipertemukan di akhirat nanti, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri duhai ukhti, taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. Jangan membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa, menangislah karena airmata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa, dan kesiapan menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu batin dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam keheningan. Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh itu tak akan lari kemana, karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad ini, siapa pasangan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabar dan sabarlah ukhti sholehah... Bukankah matahari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya, malam pun masih indah dengan bintang gemintang keperakan, dan kicau bening burung malam selalu riang mencandai sang rembulan. Senyumlah, laksana senyum penuh pesona butir embun yang selalu setia melantunkan tasbih dan tahmid di kala subuh. Hapuslah airmata di pipi, hilangkan lara di hati hingga akan dirimu rasakan tak ada lagi gejolak keresahan, kegamangan atau pun kegelisahan. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup, hingga dirimu temukan rahasia kehidupan bahwa semua ini adalah tanda kebesaran hati dan jiwa, semoga.

Wallahu alam bi showab,

SEBERAPA BERAT..?

Bukan beban berat yang membuat kita stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut. Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200gr sampai 500gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1jam,lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." Lanjut Covey "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengakatnya lagi".
Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!!
Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Have a Great Day....

Sebuah Kisah

Di Dasar Laut

Ada seekor anak kerang sedang menangis dengan keras sekali... seakan - akan dia sudah tak sanggup menahan rasa sakit dan penderitaan itu.

Sang Ibu pun bertanya: "Ada apa anak ku?... Kenapa engkau menangis begitu keras.....?"

Si Anak pun menjawab, "Sakit sekali ibu..... ada butiran-butiran pasir masuk ke dalam cangkangku....."

Ibunya pun berkata, "Sabarlah Anakku... inilah hidup... kelak engkau akan mengerti arti dari semua ini....."

Beberapa bulan kemudian anak kerang tersebut terlihat menari - nari kegirangan. Rupanya rasa sakit yang selama ini dia rasakan telah berubah menjadi sebuah mutiara yang sangat indah.....

Sahabat, seringkali dalam hidup kita merasa sakit dan hampir putus asa dikarenakan cobaan-cobaan yang kita hadapi. Padahal jikalau kita mau bersabar dan berusaha, maka kita akan bisa mencapai kebahagiaan yang kita impikan.... teruslah berusaha... kejar cita-citamu. Karena sesungguhnya kegagalan itu tidak akan pernah ada selama kita mau berusaha dan terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Salam sukses untuk Anda semua.
Oleh Bapak Uun Mohan Harianto Eu

"Lalat dan Semut"

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.

"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.

Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.

" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."

dari(sahabatz.blogspot.com)

~~~

Sahabat, kesuksesan tidaklah cukup dengan kerja KERAS... akan tetapi harus diiringi dengan kerja CERDAS... selalu kreatif melakukan hal-hal yang baru... dengan belajar dan belajar dari yang terbaik... dan akan disempurnakan dengan kerja IKHLAS... sebuah ketulusan bekerja... menjadikannya sebuah ibadah yang mulia...

Jadi ingat kiat SUKSES...! (Aa Gym)
1. Kerja CERDAS
2. Kerja KERAS
3. Kerja IKHLAS

sebuah syair dari Kafilah (FNI)

"Meraih Sukses"

bila engkau bercita-cita
meraih masa depan gemilang
tempa diri dengan seksama
kerja keras sangat dipentingkan

bila tubuh bersimbah keringat
hati harus tegar dan lapang
pantang lengah dan berkesah
bulatkan tekad terus berjuang

ref:
harus tegar
harus kuat
insya Allah

bila kesulitan menghadang
hadapi dengan senyuman
ibadah dan doa dimantabkan
hanya Allah tumpuan harapan

bila sukses telah diraih
jaga diri tetap rendah hati
sujudlah untuk mensyukuri
karena semua nikmat illahi
...