Sabtu, 23 April 2011

Informasi Bisnis: 5 Kunci Rahasia menembus Pasar Super Market

Dalam kegiatan agribisnis, pemasaran merupakan bagian dari kegiatan off farm. Sehingga sangat penting diperhatikan kalau anda benar-benar ingin sukses dalam kegiatan agribisnis.
Nah… pada postingan kali ini, saya akan membahas 5 rahasia yang dapat anda lakukan, supaya agribisnis anda bisa menembus pasar supermarket.
Sebelumnya saya akan ilustrasikan dulu, pernahkah anda melihat sayuran dipajang di supermarket? Pernahkah anda melihat buah-buahan ditampilkan dengan cantik di pasar swalayan? Coba, bagaimana produk pertanian tersebut bisa dipajang di supermarket atau swalayan terkenal?
Bagaimana sudah terbayang?

Ok, kalau sudah… saya akan jelaskan apa sih rahasianya, sehingga produk-produk tersebut bisa dipajang di Supermarket?. Ada 5 Kunci Rahasia untuk menembus Pasar Supermarket.


Kunci Rahasia Pertama: ProdukYang ini cukup jelas, supermarket mau jual apa kalau anda tidak punya produk. Produk dalam bidang pertanian cukup beragam, sebaiknya pilih yang memiliki harga stabil dan selalu dibutuhkan, namun memiliki daya simpan yang lama. Contoh: Cabai Paprika, harganya relatif stabil, paprika juga banyak diminta oleh pasar supermarket.
Kunci Rahasia Kedua: Jaminan KualitasJaminan kualitas dalam kegiatan agribisnis, kalau ditingkat petani bisa dengan sertifikat kebun, sertifikat organik, sertifika cara budidaya yang baik dan benar (Good Agricultural Practices/GAP).
Kalau dalam pengolahan pasca panen ada sertifikat Good Handling Practices (GHP), sertifikat BPOM atau P-IRT kalau yang dijual produk olahan misalnya dodol atau keripik singkong, sertifikat dari MUI misalnya untuk produk seperti abon, dan lain sebagainya. Tentunya ini akan menjadi nilai lebih bagi produk yang anda pasarkan.
Kunci Rahasia Ketiga: KontinyuPasar swalayan atau anda mengenalnya dengan supermarket, minimarket, midimarket, atau hypermarket. Paling tidak suka kalau produk yang lagi dibutuhkan konsumen tidak ada. Kalau anda tidak bisa Kontinyu mengirimkan produk ke supermarket tersebut, bersiap-siaplah anda ditinggalkan…
Kunci Rahasia Keempat: Disiplin PengirimanJika anda sebagai suplayer tidak dapat memenuhi persediaan produk yang diminta, maka anda harus memberitahukan lebih awal kepada pihak terkait di pasar modern tersebut. Produk yang dikirim harus selalu memenuhi order dan jumlah dan spesifikasi yang diminta.
Kunci Rahasia Kelima: Trading TermBiasanya Supliyer dan pihak pasar modern atau supermarket membuat kesepakatan yang biasanya dituangkan dalam trading term. Biasanya dalam trading term tersebut menyebutkan mengenai kesediaan untuk selalu memenuhi stok produk dan persediaan produk yang diminta oleh pasar modern.
Sistem pembayaran pada anda, harus diperhatikan, umumnya pasar supermarket membayar dengan cek yang dapat dicairkan sebulan sekali. Sehingga anda perlu memiliki kas untuk membayar harian pada petani sebagai pemasok produk.
Beban-beban yang ditanggungkan pada produk anda juga harus secara cermat diperhatikan, karena suka ada supermarket yang membebankan biaya promosi, biaya ulang tahun supermarket, biaya stand dan lainnya. Teliti dengan cermat…
Bagaimana sudah siap anda beragribisnis? Kalau sudah siap segera manfaat kelima kunci RAHASIA tersebut. Dijamin anda akan sukses masuk pasar supermarket, nah sekarang bagaimana, apakah anda memiliki kunci rahasia lain? Ayo berbagi…

Dikutip/copy paste dengan ijin dari: http://www.abdulsidik.com/2011/02/5-kunci-rahasia-menembus-pasar.html

Peluang Bisnis : OJEK EKSKLUSIF

Anda mungkin akan tertawa mendengar kata berbisnis ojek. Anda merasa itu bukan sebuah profesi bergengsi atau mengatakan itu tidak mempunyai prospek sama sekali. Eitss….tunggu dulu. Di London, ada bisnis pelayanan jasa ojek. Di Jakarta, jenis usaha ini sudah diadaptasi. Namanya Moto Limo Bike. Di Yogyakarta juga ada namanya Taxi Motor.

Pendiri bisnis ini mengutamakan kenyamanan dan keamanan penumpang. Setiap penumpangnya wajib memakai rompi, head cap, helm dan loang cat. Semua perlengkapannya bersih sehingga membuat penumpang nyaman. Bahkan, penumpang mendapat asuransi kecelakaan.Bisnis ini berawal dari kebutuhan transportasi yang cepat dan tepat diwilayah Jakarta yang selalu macet. Dengan segala kenyamanan dan keamanan yang ditawarkan, bisnis ini semakin berkembang pesat. Ojek yang dikenal ugal-ugalan pun,di tangan mereka berubah menjadi model transportasi pilihan berbagai kalangan. Bahkan, tak jarang kalangan eksekutif yang sedang terjebak macet dan harus tiba cepat di suatu tempat memakai jasa layanan Moto Limo Bike ini.

Moto Limo BikeIde ini cukup menarik bukan? Mengapa Anda tidak mencoba mengadaptasinya? Hal yang harus Anda perhatikan adalah kekuatan pelayanan yang akan Anda berikan sehingga orang tua dan anak-anak tidak akan khawatir memakai jasa layana transportasi Anda.

A. Memulai Bisnis

Persiapan yang harus dilakukan adalah :

Mencari motor bekas yang masih baik, atau kita mengajukan kredit motor sehingga mendapatkan motor yang masih baru. Jika mengajukan kredit motor,pilihlah jenis motor yang sama dan warna yang sama pula. Tujuannya agar Anda tidak mengeluarkan biaya untuk penyeragaman armada.
Menyiapkan perlengkapan keselamatan pengendara dan penumpang, seperti helm standard, jas hujan, head cap vest untuk penumpang laki-laki, dan loang coat untuk penumpang perempuan dan anak-anak. Usahakan semuanya berwarna sama. Ingat Anda harus selalu menjaga kebersihan perlengkapan tersebut supaya penumpang merasa puas dengan pelayanan Anda.
Menentukan rute yang akan dilayani. Anda harus tahu jalan-jalan alternatif karena biasanya alasan orang memilih jasa ojek adalah kecepatan untuk mencapai suatu tempat dibandingkan taksi.
Menentukan harga pelayanan. Anda dapat mengaturnya dengan sistem pembagian zona.
Merekrut para pengendara motor yang handal dan terpercaya
Melakukan strategi promosi, seperti kartu nama dan brosur.

B. Hambatan Bisnis

Hambatan dalam bisnis ini adalah sebagai berikut :

Persaingan dengan sesama tukang ojek yang sebenarnya.
Sepi pelanggan. Untuk mengatasinya, mau tidak mau Anda harus gencar melakukan promosi dengan menyebar brosur atau melakukan penawaran ke beberapa instansi atau sekolah-sekolah.
Pengendara yang kurang disiplin, Anda harus dapat mengawasi perilaku pegawai ketika mengendarai motor. Tekankan pada mereka bahwa keselamatan adalah segala-galanya.
Cuaca yang kurang bersahabat. Baik hujan maupun panas matahari, terutama untuk pelanggan perempuan. Karena itu, loang coat dan rain coat yang nyaman dipakai dapat menjadi solusinya. Khusus untuk penumpang perempuan, Anda dapat merekrut pengendara perempuan agar penumpang lebih merasa aman dan nyaman.

C. Strategi Bisnis

Untuk menarik pelanggan dan mengikat kesetiaan mereka, Anda dapat melakukan strategi berikut :

Menetapkan sistem member. Setiap member mempunyai banyak keuntungan, seperti pengutamaan layanan, diskon tarif, serta hadiah-hadiah tertentu.
Selalu menekankan pelayanan penuh keramahan untuk pelanggan. Ajaklah para karyawan Anda untuk selalu tersenyum kepada pelanggan.
Helm dan rain coat yang unik dan lucu bagi penumpang anak-anak.
Penyediaan pengendara perempuan bagi penumpang perempuan yang merasa lebih nyaman dibonceng oleh perempuan.Untuk jasa layanan ini, Anda dapat menambah tarif. Tentunya jangan terlalu jauh perbedaannya dengan tarif normal.
Penetapan tarif berdasarkan zona. Semakin jauh harganya bukan berarti semakin mahal.
Penetapan rute dalam pilihan perjalanan. Semakin dekat dan cepat rutenya untuk mencapai tujuan, pelanggan dikenakan biaya tambahan.
Pemberian jasa asuransi bagi setiap penumpang.

No related posts.

Related posts brought to you by Yet Another Related Posts Plugin.

Ide Bisnis Inovatif: Menjual Rangkaian Bunga secara Online

Jika Anda hobi merangkai bunga, mengapa tidak menjadikannya sebagai bisnis. Bisnis ini dapat dijalankan secara mandiri. Jadi, Anda tidak memerlukan biaya untuk gaji karyawan. Workshop-nya pun adalah rumah Anda sehingga bebas biaya sewa. Betapa mudahnya memulai bisnis ini.

Sementara itu, sistem online dijadikan pilihan mengingat semakin terbatasnya waktu orang untuk pergi ke toko bunga. Cukup membuka situs Anda dan menelpon , mereka akan dapat mengirimkan pesanan bunga yang dikehendaki.

Modal bisnis ini adalah ketrampilan Anda merangkai bunga. Ketrampilan tersebut bisa didapat secara otodidak atau melalui kursus. Seperti yang pernah dialami Intan Widandari, pemilik bisnis merangkai bunga online lewat situsnya www.anekabunga.com. Pada awalnya, ia kursus merangkai bunga dari perangkai bunga jempolan luar negeri. Hasilnya, ia kini menjadi salah satu perangkai bunga profesional.

Tradisi memberi rangkaian bunga sebagai hadiah tidak pernah surut. Seorang perempuan, misalnya saja, akan merasa berbunga-bunga jika diberi bunga oleh pasangannya. Atau jika ada launcing sebuah produk atau tempat, klien dan rekanan biasanya mengirimkan rangkaian bunga sebagai ucapan selamat. Jangan pula Anda lupakan pesta-pesta yang biasanya memerlukan dekorasi rangkaian bunga. Jadi, asalkan mampu menarik perhatian orang dengan bunga hasil rangkaian Anda, pangsa pasar bisnis ini tetaplah ada.



A. Memulai Bisnis

Anda sudah pandai merangkai bunga? Jika sudah, hal lain yang perlu Anda lakukan adalah memikirkan bagaimana cara memasarkannya. Jika belum, Anda dapat mengambil kursus merangkai bunga di kota Anda. Perhatikan tren saat ini agar Anda dapat menanyakan dan belajar gaya sesuai tren tersebut kepada pengajar Anda. Setelah mempunyai ilmu, hal lain yang perlu Anda persiapkan adalah sebagai berikut :

Mempunyai alat-alat merangkai yang lengkap. Hal ini penting karena akan menunjang efektivitas kerja Anda.
Mempersiapkan website sebagai toko online. Anda dapat membayar jasa pembuat website. Jika modalnya terbatas, Anda dapat membayar mahasiswa karena biasanya jasa mereka lebih murah. Isi website Anda dengan berbagai contoh hasil rangkaian Anda dan nomor telepon pemesanan. Buatlah nama website yang mudah diingat.
Mencari pemasok bunga dan bahan-bahan lainnya. Cari pemasok bunga yang murah kualitasnya baik, pemasok pot, pita dan bahan lainnya.
Bekerja samalah dengan perusahaan jasa pengiriman jika Anda tidak mau membayar karyawan untuk mengirimkannya ke alamat pemesan. Namun, jika pesanan banyak Anda harus mempunyai pegawai yang mengantarkan pesanan tersebut.



B. Tantangan Bisnis

Tentu tidak mudah menarik perhatian pembeli. Semua hal tersebut akan dialami oleh semua jenis usaha pada awal pendiriannya. Namun, dengan kreativitas tinggi, bunga hasil rangkaian Anda akan menarik perhatian orang. Untuk langkah awal, promosi memang sangat diperlukan. Bahkan, Anda mungkin harus mengalokasikan modal untuk biaya promosi.

Berikut beberapa hambatan usaha yangmungkin akan Anda temui:

Gaya rangkaian bunga Anda masih terlalu pasaran. Karena itu, Anda harus selalu mengasah ketrampilan. Tambahlah pengetahuan Anda dengan sering membaca buku dan browsing internet.
Susah mendapatkan pemasok bunga untuk bunga-bunga yang sulit didapat. Terutama untuk bunga import, padahal pelanggan menginginkan bunga tersebut. Karenanya, perluaslah jaringan kerja Anda dengan mencari pemasok bunga dari dalam dan luar negeri.
Pelanggan yang tidak dapat mendeskripsikan rangkaian bunga yang diinginkan. Untuk konsumen seperti ini, Anda harus bersabar. Solusinya mungkin dengan memajang foto hasil rangkaian Anda di website. Jadikanlah foto-foto tersebut sebagai rujukan dasar untuk pemesanan.
Menjaga kesegaran bunga tidaklah mudah. Karena itu, Anda harus mempertimbangkan cara menjaga stok bunga Anda agar tetap segar.
Terkadang, bisnis ini tidak mengenal waktu, apalagi Anda memakai media internet sebagai toko. Mungkin saja ada pelanggan yang memesan pada malam hari dan menginginkan hasilnya jadi dalam beberapa jam. Anda harus pintar memanajemen hal-hal diluar dugaan seperti itu.



C. Strategi Bisnis

Kualitas hasil rangkaian yang bagus dan memuaskan konsumen sudah tentu adalah bagian dari promosi usaha Anda. Sebagai promosi awal, Anda dapat melakukan beberapa strategi berikut :

Sering-seringlah ke pameran bunga dan membagi-bagikan kartu nama Anda kepada para pengunjungnya.
Berpromosi lewat event pameran industri kreatif.
Berikan diskon kepada pelanggan Anda. Maksudnya tentu agar mereka puas dan mau menjadi pelanggan setia Anda.
Berikanlah bunga hasil rangkaian Anda sebagai hadiah kepada teman atau rekan lainnya. Sisipkan kartu nama sebagai ucapan.
Memanfaatkan situasi, misalnya saat hari raya atau Valentine.
Perluaslah jaringan Anda sampai ke luar negeri. Solusinya, website Anda harus menggunakan bahasa Inggris. Biasanya orang asing akan memesan bunga untuk diberikan kepada koleganya di Indonesia.
Selalu meningkatkan skill dengan membaca dan memerhatikan tren yang sedang berkembang.

Ide Bisnis: Belajar Wirausaha Sejak Kuliah, Cara Kreatif Dapat Duit

Asal Anda kreatif dan jeli menangkap peluang serta kamauan yang keras, sebenarnya tidak ada yang mustahil bagi Anda -mahasiswa- untuk memiliki usaha sampingan tersebut dan menghasilkan uang di kampus. Berikut ini tips cerdas menghasilkan uang di masa kuliah.

1. Bandar fotokopi
Di awal semester, dosen biasanya memberikan makalah lumayan tebal untuk difotokopi. Kalau biasanya Anda terima beres (dengan kata lain titip lewat teman), sekarang saatnya jadi bandar fotokopi. Tawarkan ke teman sekelas agar Anda saja yang mengurus segala fotokopi makalah atau diktat tersebut. Mereka hanya perlu membayarnya dan menunggu barangnya jadi. Cara mengeruk keuntungan sangat mudah. Misalnya, dari setiap makalah yang Anda fotokopi, ambil komisi sebanyak Rp1.000. Memang, sekilas jumlah tersebut terlihat kecil. Tapi kalau yang menggunakan jasa Anda adalah teman satu kelas, misalnya 30 mahasiswa, setidaknya Anda sudah untung Rp30.000. Itu baru dari 1 mata kuliah saja, belum mata kuliah yang lainnya.

2. Ratu/raja pulsa
Bagi anak mahasiswa, pulsa merupakan barang semi primer. Manfaatkanlah kondisi ini untuk berjualan pulsa elektronik. Dengan bermodal ponsel dan dana minimal Rp100.000, Anda sudah bisa jadi agen pulsa elektronik. Agar mampu bersaing dengan penjual lain yang jumlahnya banyak, sebaiknya Anda tidak perlu mengambil untung terlalu besar. Untung kecil tidak masalah, asal Anda mamu menjaring banyak pelanggan.

3. Salesman/salesgirl
Apakah tetangga atau saudara Anda ada yang memiliki usaha, misalnya usaha distro, kue, aksesori, atau bisnis lain? Kalau ada, jangan ragu untuk menawarkan diri untuk menjadi tenaga pemasaran alias salesman/salesgirl mereka. Promosikan bisnis mereka kepada teman-teman Anda, lalu ambil untung dari selisih harga jual. Misalnya, kalau biasanya satu T-Shirt dihargai Rp40.000 oleh si pemilik distro, Anda jual saja kepada teman seharga Rp50.000. Asalkan kualitas barang dan kemampuan menjual Anda bagus, pasti produk yang dijual akan laris manis.

4. Drafter
Ini khusus bagi mahasiswa arsitektur. Jika Anda punya kemampuan menjadi drafter, Anda dapat menunjukkan potensi Anda dengan menawarkan diri sebagai drafter kepada senior Anda yang sedang mengerjakan tugas akhir. Kuncinya adalah kedekatan hubungan Anda dengan kakak-kakak senior. Namun tentu saja Anda harus memiliki kemampuan sketsa dan komputer yang baik, terutama untuk program Autocad, 3D Max atau Sketchup. Hasilnya bisa digunakan sebagai tambahan uang saku Anda. Untuk gambar 3 dimensi eksterior dengan komputerisasi, Anda dapat mematok harga antara Rp100.000 hingga Rp300.000, tergantung tingkat kesulitannya.

5. Penerjemah
Untuk Anda mahasiswa jurusan bahasa (sastra Inggris, Prancis, dsb), Anda dapat mengasah kemampuan Anda, sekaligus mendapatkan penghasilan sampingan dengan menjadi penerjemah. Siapa pangsa pasarnya? Banyak, bisa mahasiswa S1 atau bahkan mahasiswa S2. Pangsa pasar yang kedua ini memang lebih potensial. Anda dapat menempelkan publikasi jasa terjemahan tersebut di papan-papan pengumuman kampus, lengkap dengan nomor kontak yang bisa dihubungi. Biasanya, untuk harga kelas mahasiswa, terjemahan Inggris-Indonesia bisa dipasang harga sekitar Rp15.000 per lembar 2 spasi; sedangkan untuk terjemahan Indonesia-Inggris dihargai sekitar Rp25.000 per lembar 2 spasi. Sedangkan untuk kelas mahasiswa S2 atau perusahaan, terjemahan Inggris-Indonesia biasanya dihargai sekitar Rp30.000 per lembar 2 spasi; dan Indonesia-Inggris dihargai sekitar Rp45.000 per lembar 2 spasi.

Sebenarnya Masih banyak ide lain, atau coba deh buka juga artikel ini: Bisnis dengan Modal Kecil Bahkan Tanpa Modal

Sumber:

http://www.ciputraentrepreneurship.com

Kontan: Janji Laba Kebun Emas

Rulli Kusnandar tersenyum lebar tahun ini. Investor emas asal Bandung, Jawa barat ini bakal mendulang untung gede lantaran harga emas meroket.

Ya, harga emas memang amat menyilaukan tahun ini. Hingga Kamis (10/12) lalu, harga si kuning kemilau di Divisi Comex, Bursa NYMEX telah menanjak 28,52% dari awal tahun. Awal Januari 2009 harga emas di bursa ini US$ 887,3 per ons troy. Kini harga komoditas yang sama sudah melambung ke US$ 1.140,40 per onstroy.

Cuma, Rulli bukan investor emas biasa. Ia memainkan jurus investasi emas yang berbeda dibandingkan dengan investor emas pada umumnya. Jurus ini menghasilkan keuntungan emas yang lebih berkilau ketimbang cara-cara investasi tradisonal.

Mantan Manager Teknologi Informasi pada salah satu perusahaan ini menyebut jurusnya sebagai “Berkebun Emas”. Metode yang dia temukan pada 2007 lalu itu melibatkan perbankan syariah dan Pegadaian. Cuma agar bisa memanen untung dari jurus ala Rulli ini, calon investor harus siap berinvestasi jangka panjang, paling tidak selama dua tahun sampai tiga tahun.

Rulli menyarankan, sebaiknya investor berinvestasi emas batangan berkadar 24 karat dengan tingkat kemurnian 99,99%. Pasalnya, dia menilai keabsahan kualitas dan kadar emas batangan sangat terjamin dengan adanya sertifikat.

Sebenarnya metode Rulli cukup sederhana. Kalau mau meniru dia, setelah membeli batang emas yang pertama anda harus menggadaikan emas itu ke bank syariah atau pegadaian. Tentu anda harus memilih tempat gadai yang memasang biaya gadai paling murah. Maklum setiap bank syariah atau pegadaian memiliki ketentuan dan biaya yang berbeda atas layanan gedai emas ini.

Menurut Rulli, tempat gadai yang seharusnya menjadi pilihan adalah bank syariah yang memberikan nilai gadai paling tinggi tapi mengenakan biaya sangat rendah. Nah hasil penelusuran Kontan, tempat gadai ideal untuk berkebun emas ini adalah Bank Jabar Banten Syariah.

Setelah menggadaikan emas tadi, anda akan mendapatkan dana segar dari bank. Dana tersebut harus anda pakai untuk membeli emas yang kedua ini juga harus anda gadaikan. Tentu anda harus merogoh kocek tambahan karena dana gadai dari bank hanya berkisar 60%-80% harga yang digadaikan. Langkah ini kudu anda lakukan berulang-ulang hingga merasa cukup.

Tapi ingat, anda tak boleh menggadaikan emas yang terakhir. Sebab emas terakhir ini kan menjadi modal anda untuk menebus satu demi satu emas yang anda gadaikan saat harga naik. Karena itu, Rulli menyebutnya sebagai kunci harta karun.

Kapan saat yang tepat bagi anda memanen kebunemas? Rulli menyarankan penjualan kunci harta karun dan emas-emas sebelumnya baru dilakukan setelah ada kenaikan harga minimal 30%

Tahan Inflasi
Melalui metode yang sederhana ini, menurut Rulli, dua pertiga modal investasi bersala dari bank. Setelah dua tahun atau tiga tahun, dia yakin nilai utang investor pada bank bakal menyusut seiring kenaikan harga emas. “Emas itu zero inflation dan harganya tidak pernah turun, tapi malah bisa naik 20% hingga 25% per tahun”, ujarnya.

Benarkah nilai emas tidak termakan oleh inflasi dan harganya terus naik? Mari kita cari buktinya. Pada bulan November 1999, harga sebuah sedan Honda Civic Ferio seri matik baru seharga Rp. 225 juta. Pada saat yang sama harga rata-rata emas produksi Logam Mulia sekitar Rp. 82.500 per gram. Itu berarti 10 tahu lalu harga satu unit Honda Civic Ferio setara dengan emas berbobot 2,72 kg.

Kini, dengan patokan harga emas terbaru di Logam Mulia, emas seberat 2,72 kg itu setara dengan Rp. 1,05 miliar (1 gram = Rp. 386.500). Itu berarti dengan emas yang sama, saat ini anda bisa membeli hampir tiga New Honda Civic tipe 2,0 liter transmisi otomatis yang harganya Rp. 390 juta per unit.

Salah seorang investor yang telah mempraktekan metode Berkebun emas ini adalah Andy Wahyu Rizaldy. Pria asal Samarinda, Kalimantan Timur ini mengaku tertarik mengikuti langkah Rulli sejak bulan Maret lalu. “Modal awal saya emas 50 gram, sekarang sudah menjadi sekitar 2 kilogram”, ungkapnya bersemangat 45.

Semula Andy hanya menyimpan emasnya di bawah bantal. Namun setelah mengetahui metode ini dia langsung tertarik. “Saya pikir ini cara untuk mempercepat kepemilikan emas”, kata dia.

Dia pun menggadaikan harta berkilaunya itu di Bank Kaltim syariah. Setelah menggadaikan emas pertama, dia mulai melakukan cara Rulli. Cuma masalahnya andy tidak teratur membeli dan menggadaikanemas. Ini lantaran terkendala keterbatasan emas batangan di tempat tinggalnya. “Tahun depan saya berencana mengalokasikan dana hingga 20% dari pendapatan saya, minimal untuk membeli 10 gram emas setiap bulan,” bebernya. Andy mengaku belum pernah panen dari kebun emas itu.

Pengikut metode Rulli lain adalah Maria Susanti. Ibu rumahtangga ini mulai bercocok tanam emas pada akhir 2008 lalu. Maria menyemai bibit emasnya seberat 25 gram dan 50 gram di Bank Mega Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah. Ketika itu, harga satu gram emas masih Rp. 280.000.

Sebulan lalu dia sudah memetik panen kebun emas. Emas koleksinya sudah bertambah hingga sebanyak 1 kg dengan harga Rp. 370.000. Dari panen ini, Maria kemudian mengalokasikannya untuk membeli sehektare tanah di Majalaya, Jawa barat dan properti lain. Hingga kini dia juga masih aktif Berkebun emas.

Tetap ada Risiko
Meskipun tampak menggiurkan, metode Rulli ini bukan tanpa risiko. Investor hanya bisa mengantongi untung kalau harga emas naik selama anda menggadaikan emas. Kalau terpaksa menjual koleksi emas di lemari gadai bank atau pegadaian ketika harganya turun, anda akan kehilangan potensi keuntungan, padahal telah mengeluarkan biaya gadai.

Karena itu, Rulli mengingatkan anda harus tahan menggadaikan emas ini dalam jangka panjang. “Ini memang bukan untuk spekulasi, “ tegas dia.

Data London Metal Exchange menunjukkan harga emas sepuluh tahun terakhir memang cenderung meningkat. Hanya pada bulan tertentu harga emas turun. Contohnya pada 16 Pebruari 2001 tercatat sebagai harga emas terendah, yakni sebesar US$ 256,7 per ons troy. Harga ini lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya.

Karena itu perencana keuangan Ligwina Poerwo Hananto mengatakan, investor yang tertarik mengikuti metode Berkebun emas ini harus benar-benar menimbang pengahasilan dan rasio likuiditas keuangan rumahtangga terlebih dahulu. Sebab, investor tak bisa asal main tebus emas di bank ketika sedang butuh dana tunai.

Agar bisa menambah bibit-bibit emas selanjutnya Ligwina menyarankan, investor harus memiliki penghasilan yang sehat. “Pengembalian pinjaman dan biaya menambah emas tidak boleh lebih dari 30% penghasilan,” imbuhnya.

Begitu pun juga dengan rasio likuiditas. Menurut dia, sebelum menjadi petani emas, investor harus mengamankan rasio likuiditas terlebih dahulu. “Keluarga dengan dua orang anak minimal harus punya dana cadangan 12 kali penghasilan,” kata CEO QM Financial ini.

Namun, Ligwina mengakui, investasi emas memang lebih likuid ketimbang properti atau tanah. Selain itu, dia bilang investor tak perlu menyediakan biaya tambahan seperti biaya perawatan rumah bagi yang berinvestasi di properti.

Bank-bank syariah sendiri senang dengan adanya investasi berbasis gadai emas ini. Mereka tidak merasa “dimanfaatkan” oleh investor. “Kami malah menguntungkan dengan gadai emasini,” kata Kepala Group Mikro dan Individual BRI Syariah Esti Kadarianti.

Bahkan BRI Syariah menetapkan gadai emas ini sebagai produk andalan. Target pembiayaan hingga akhir tahun ini sebesar Rp. 30 miliar. Agar bisa mencapai target tersebut, BRI Syariah akan menyediakan layanan jual beli emas untuk mempermudah investor.

Tertarik Berkebun Emas? Sebelum mulai, anda tetap harus berhitung cermat.

Tabloid Kontan Edisi 14-21 Desember 2009

Analis: Harga EMAS Masih Berpotensi Menorehkan Rekor Baru

SINGAPURA. Sejumlah analis memprediksi, kontrak harga emas bisa kembali menorehkan rekor baru. Pasalnya, tingkat kekerasan di Libia belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Selain itu, investor juga cemas akan kondisi Jepang pasca gempa serta krisis utang di Eropa.

Asal tahu saja, pada Jumat, 25/03 pukul 11.22 waktu Singapura, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat naik 0,2% menjadi US$ 1.433,15 per troy ounce setelah kemarin menembus rekor tertinggi di level US$ 1.447,82 per troy ounce.

Sedangkan kontrak harga emas untuk pengantaran April di New York tak banyak berubah. Kemarin, kontrak yang sama juga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level US$ 1.448,60 per troy ounce.

“Banyaknya masalah di Timur Tengah dan Afrika Utara, ditambah dengan melonjaknya harga minyak dunia, dan masalah yang tidak berkesudahan di Eropa, mendorong harga emas,” jelas Gavin Wendt, founding director MineLife Pty.

Tak mengherankan jika pada akhirnya, banyak analis yang memprediksi kenaikan harga emas. Menurut 17 dari 19 trader, analis, dan investor yang disurvei Bloomberg (89%), harga emas bakal kembali naik minggu depan. Sedangkan dua analis lain memprediksi penurunan harga.

Sumber: Kontan Online www.Kontan.co.id

Emas Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Perdagangan tadi malam (Jum’at 15/4-2011) tampak harga EMAS mengalami kenaikan signifikan. Harga EMAS mengalami kenaikan dan kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan malam tadi. Harga EMAS tadi malam berhasil mencetak harga tertinggi di level $1,485 kemudian dilanjutkan menembus record tertinggi hingga $1,489 pada pagi tadi.

Inflasi dan harga minyak yang tinggi merupakan kunci utama bagi investor. Harga emas akan menjajal level US$ 1.500 pada minggu depan. Selain itu faktor-faktor kombinasi yaitu pelemahan dollar A.S dan merebaknya kembali kekhawatiran terhadap masalah krisis hutang pemerintah Yunani dan Irlandia.

Harga EMAS yang menembus rekor tidak diikuti dengan kenaikan signifikan harga EMAS fisik di dalam negeri. Ini dikarenakan rupiah cenderung menguat terhadap dollar; sementara acuan harga EMAS global menggunakan mata uang dollar.

Saat ini harga EMAS berada di level $1,486 dan terus menuju support di kisaran $1,470. EMAS harus bisa mempertahankan level support tersebut untuk bisa menuju resistan di level $1,490.

Disclaimer :
Isi dari setiap analisa, komentar dan rekomendasi merupakan pendapat pribadi penulis bukan sebagai rekomendasi untuk Beli atau Jual di Perdagangan Emas. GOLDGRAM tidak bertanggung jawab atas segala kerugian akibat isi tulisan.

Analisa, komentar dan rekomendasi diatas berlaku untuk waktu yang singkat. Tetaplah berinvestasi Emas Fisik berdasarkan Trend Utama emas yang selalu naik.

By Rully k

Harga Bersinar Terang, EMAS Kian Disayang (2)

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir juga yakin harga EMAS dunia hingga akhir tahun 2011 bakal bertengger di US$ 1.500 per ons troi. Pemicunya adalah sentiment pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) akibat kebijakan pembelian obligasi Pemerintah AS oleh bank sentral disana (The Federal Reserve).

Data ekonomi AS memang membaik sejak awal tahun ini. Namun, data itu belum cukup menggambarkan situasi pemulihan ekonomi AS. Pasalnya, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam saat ini mencapai 9%. Padahal, tingkat pengangguran normal di Negara-negara maju semestinya 5%.

Di sisi lain, tingkat pertumbuhan ekonomi AS juga turun dari 35% mejadi 2,8%. Kondisi tersebut memperkuat sinyal bahwa tenaga pendorong pemulihan ekonomi AS tidak begitu mumpuni.

Faktor lain yang menyebabkan harga EMAS akan kian mempesona adalah lonjakan harga minyak. Jika harga minyak dunia terus meningkat, ongkos pemulihan ekonomi di AS dan seluruh dunia juga akan akan bertambah. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi melambat.

Nah, saat Bank Sentral Amerika merasa pertumbuhan ekonomi di dalam negeri terancam, mereka akan terus membeli surat utang. “Selama itu pula dollar AS akan terus melemah dan harga EMAS semakin menanjak,” terang Zulfirman.

Krisis utang Eropa juga menjadi pemicu kenaikan harga EMAS. Senin pekan lalu (7/3), Moody’s Investor Service memangkas peringkat utang Yunani. Berselang tiga hari kemudian (10/3), giliran peringkat utang Spanyol yang dipangkas oleh lembaga pemeringkat internasional tersebut.

Menurut Zulfirman selama Eropa masih di bawah bayang-banyang krisis ekonomi, investor di Benua Biru itu akan terus memborong EMAS sebagai alat lindung nilai (hedging).

Ancaman inflasi global juga menjadi penyebab kenaikan harga EMAS. Organisasi pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni Food and Agriculture Organization (FAO), mencatat indeks harga makanan dunia saat ini berada dalam posisi tertinggi. Hal ini mencerminkan tekanan inflasi global yang meingkat. Kalau ditelisik, hampir semua harga komoditas sudah mendekati harga rekor tertingginya. Mulai dari minyak sawit, jagung, beras, sampai kapas.

Singkatnya, tren harga EMAS sampai akhir tahun ini akan tetap menanjak (bullish). Syaratnya, Bank Sentral utama dunia tidak menaikan suku bunga secara signifikan untuk meredam laju inflasi.

The Fed sendiri tidak menunjukan tanda-tanda akan menaikan suku bunga karena dapat mempengaruhi upayanya memulihkan kondisi ekonomi di dalam negeri Amerika. Sedangkan tiga petinggi bank sentral Inggris sempat mengumumkan akan menaikan suku bunga. Namun, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2010 yang minus 0,6% di Inggris, menjadi penghalang penerapan kebijakan itu.

Berdasarkan faktor-faktor itu, menurut Zulfirman, harga EMAS sebesar US$ 1.500 per ons troi terlampaui. “Level support US$ 1.400 per ons troi adalah level support dalam jangka pendek,” imbuh dia.

POTENSI UNTUNG BESAR
Jika harga kontrak emas di pasar dunia diproyeksikan bisa mencapai US$ 1.600 per ons troi, bagaimana dengan harga EMAS di dalam negeri yang bernominal rupiah? Pasalnya, harga emas batangan di dalam negeri sangat bergantung pada nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Contohnya, dengan kurs Rp. 8.800 per dollar AS, maka harga emas senilai US$ 1.600 per ons troi setara Rp 504.180 per gram. Jumlah tersebut didapat dengan mengalikan US$ 1.600 per ons troi dan kurs rupiah. Kemudian, dibagi dengan 31,1 (1 ons troi = 31,1 gram).

Padahal, jika mengacu kepada harga EMAS batangan di Logam Mulia pada perdagangan Jum’at pekan lalu (11/3), harganya masih Rp 407.000 per gram. Jadi, dengan hitung-hitungan kasar masih ada potensi kenaikan harga hingga 23,88%.

Melihat potensi keuntungan yang cukup menggiurkan ini, Ibrahim pun merekomendasikan: beli emas saat ini.

Dia memperkirakan, nilai tukar rupiah bakal stabil di level Rp. 9.000 per dollar AS. Meski nilai tukar rupiah semakin melemah, di dalam rupiah, harga emas batangan di dalam negeri justru akan naik. Dus, potensi keuangan yang diperoleh investor bakal semakin berlipat.

Iming-iming potensi keuntungan itulah yang mendorong masyarakat membeli emas. Modal pas-pasan bukan menjadi halangan. Mereka bisa mencari emas berbobot mini sebagai sarana investasi atau sekedar menjaga harta kekayaannya dari ancaman inflasi.

Luqman Setiawan, pedagang emas online yang memanfatkan situs Kaskus.us, bercerita, banyak konsumennya yang mengincar emas batangan ukuran 5 gram hingga 10 gram. Meski ada juga yang memesan ukuran 25 gram hingga 50 gram, jumlanya tidak banyak.

Karena pesanan terus bertambah, Luqman tidak berani menjamin barang yang dipesan pelanggan bisa selalu terpenuhi. “Untuk ukuran yang kecil, saya sudah inden lama sekali, sekitar dua bulan, tetapi barang itu sulit diperoleh, “ keluhnya.

Luqman mengaku memesan sendiri emas barang dagannya ke Logam Mulia. Namun saying, meski sudah memesan sejak 15 januari lalu, barang yang dipesan tak kunjung tersedia.

Akhirnya, Luqman rela melepas koleksi emas miliknya yang tersedia dalam kepingan kecil kepada para konsumen. Koleksi itu adalah cadangan emas batangan yang telah dikumpulkannya sejak tahun 2008.

Penggadaian Syariah juga mengalami kondisi serupa. Menurut pengakuan Suhardjo, General Manager Unit Layanan Gadai Syariah Penggadaian Syariah, emas yang terjual di tempatnya mencapai 40 kilogram hingga 50 kilogram setiap bulan. Padahal, pada waktu normal, penjualannya tidak lebih dari 30 kilogram tiap bulan.

Suhardjo menambahkan, kebanyakan pelanggan Penggadaian Syariah adalah investor ritel. “Hampir 50% lebih pembeli emas di sini mencari emas pecahan 5 gram, 10 gram, dan 25 gram,” imbuh dia.

Nah, untuk menjaga stok barang yang ada di Pegadaian Syariah, setiap kali ada emas yang laku terjual, Suhardjo akan segera memesan ke Logam Mulia. Biasanya, pesanan baru dating selang satu minggu setelah pesanan itu diajukan.

Melihat kondisi ini, Budi menyimpulkan, masyarakat sudah semakin bijak dalam memilih investasi. Dengan diversifikasi dalam bentuk emas, keuntungan investasi tetap terjaga dari ancaman inflasi.

Sumber Tabloid KONTAN
By Rully

Harga Bersinar Terang, EMAS Kian Disayang (1)

Permintaan Masyarakat Terhadap EMAS Batangan Naik Dua Kali Lipat Sejak Awal Tahun
Minat masyarakat membeli Emas batangan dalam ukuran mini naik pesat. PT Logam Mulia mencatat permintaan sejak awal tahun naik dua kali lipa dari biasanya. Ini seiring prediksi kenaikan harga kontrak Emas hingga US$1.600 per ons troi.

Tidak seperti biasanya, Edward harus menutup tokonya lebih larut. Pedagang EMAS yang saban hari berjualan di Mentawai Plaza, Jakarta Selatan, ini merasakan omzetnya terus bertambah seiring peningkatan jumlah pembeli.

Tidak hanya menjual EMAS berbentuk perhiasan, Edward juga menjual EMAS dalam bentuk kepingan kepingan kecil. Misalnya ukuran 50gram dan 100gram. Pria yang sudah berdagang EMAS sejak tahun 1996 di Melawai itu mengungkapkan, belakangan ini, banyak masyarakat yang memburu EMAS batangan dalam kepingan kecil.

“Seharian ini saja ada sekitar 10 orang yang mencari EMAS batangan seberat 10gram,” kata Edward kepada KONTAN, Rabu pekan lalu (9/3). Sayangnya, dia tak bisa memenuhi permintaan itu lantaran hanya memiliki EMAS batangan berukuran 50gram.

Toh, toko Edward tak pernah sepi pembeli. Minimal, dalam sehari, pemilik toko EMAS Tiara Gold & Jewellery yang berada di lantai dasar Melawai Plaza ini bisa menjual EMAS batangan dengan berat total 300gram.

Hal serupa juga dialami Yusuf, pemilik toko EMAS Cikini Indah di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Ia mengaku, kini masyarakat tak hanya membeli perhiasan EMAS, tetapi juga EMAS dalam bentuk batangan dengan berat di bawah 100gram.

“Stok EMAS batangan saya yang di bawah 50 gram hanya sedikit, karena sekarang lebih susah mendapatkannya,” tutur Yusuf. Dalam beberapa waktu terahir, pesanannya kepada pemasok juga sulit terpenuhi.

Padahal, biasanya, dia bisa mendapatkan hampir semua barang yang dipesan. Sekarang, paling banyak dia hanya menerima 50% dari pesanan barang. Itupun harus dipesan minimal satu bulan sebelumnya.

Sebagai produsen utama EMAS batangan di dalam negeri, PT Logam Mulia, mencatat kenaikan permintaan EMAS batangan oleh masyarakat dalam jumlah yang signifikan. Martono, Manager Pemasaran Logam Mulia, bilang, rata-rata permintaan batangan seberat 1 gram hingga 100gram sepanjang tahun lalu sebanyak 31.000 keping per bulan. Kini, selama periode Januari-Februari 2011, permintaannya naik hingga 64.000 keping per-bulan.

Demi memenuhi lonjakan permintaan tersebut, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk ini terus menggenjot produksi EMAS. Sejak awal tahun, produksi EMAS batangan meningkat menjadi 400kg per-hari, dari sebelumnya 200kg hinggak 300kg. Dari jumlah tersebut, porsi untuk EMAS batangan 1 gram hingga 100 gram mencapai 80%. Sisanya, EMAS berbobot di atas 100 gram.

Budi Triadi Pratama, perencana keuangan dari Akbar’s Financial Check Up, melihat, saat ini masyarakat sudah semakin memahami makna diversifikasi investasi. Nah, EMAS batangan bisa menjadi alternatif investasi dan juga lindung nilai terhadap laju inflasi.

“Rata-rata dalam setahun, imbal hasil EMAS batangan berkisar 15%-18%,” kata Budi. Jadi, wajar jika masyarakat kemudian memburu produk EMAS batangan dalam nominal yang relatif terjangkau.
Sebagai gambaran, angka inflasi di Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai 6,9%. Bila orang hanya menaruh dananya di produk perbankan seperti deposito berbunga rata-rata 6%, harta kekayaannya menyusut terbakar inflasi. Kini, masyarakat makin menyadari arti penting mengamankan duitnya sekaligus berharap imbal hasil lebih tinggi dengan cara membeli EMAS.

Bersiap Mengukir Rekor
Anda tak perlu khawatir dengan prospek EMAS tahun ini. Semua analis yang dihubungi KONTAN memiliki pandangan optimistis mengenai proyeksi harga EMAS.

Ibrahim, analis komoditas dari Askap Futures, memprediksi, hingga awal semester kedua ini, harga kontrak EMAS di pasar divisi Comex NY-MES Amerika Serikat (AS) bisa mengukir rekor baru, yakni sebesar US$ 1.600/oz (31.1 gram).

Padahal, 2 Maret lalu, EMAS baru saja mencetak rekor baru US$ 1.437,70 per ons troi. Artinya, masih ada potensi kenaikan hingga 11,29%. Memang, Kamis pekan lalu (10/3), harga si Kuning ini sedikit terkoreksi ke level US$ 1.419,90 per ons troi.

Menurut Ibrahim, kondisi geopolitik di Timur Tengah masih menjadi pemicu utama kenaikan harga komoditas minyak dunia. Kenaikan harga EMAS hitam tersebut, pada ahirnya bakal berimbas pada lonjakan harga komoditas lainnya. Termasuk, harga Logam Mulia.

Namun, menjelang ahir tahun, krisis politik di kawasan Arab kemungkinan mulai mereda atau bahkan kembali kondusif. Efeknya, harga EMAS akan sedikit terkoreksi ke posisi US$ 1.500 per ons troi.

bersambung…. atau baca selengkapnya di Tabloid KONTAN Edisi 14-20 Maret 2011

By Rully Kustandar

Pemimpin Bukan Manajer

Melakukan hal-hal yang benar (ding the right things), berani menghadapi risiko dan memiliki untuk selalu nomor satu. Ide-ide bisnisnya orisinil, dan menaruh mata ke masa depan serta memiliki perspektif jauh ke depan penuh kepercayaan diri. Itu salah satu profil seorang pemimpin.

Walaupun banyak yang menganggap pemimpin itu menyukai segala bentuk macam tantangan, karena rasa optimis yang selalu dimilikinya. Cukup menarik buat saya. Sebab yang saya amati dan rasakan, pemimpin bukan hanya mampu manggerakan orang lain, melainkan juga berani mengambil pola pikir yang tidak popular sekalipun, mampu memberikan solusi, dan memiliki semangat untuk menjadi selalu yang terdepan.

Setelah diteliti, ternyata dalam menjalankan bisnis saat ini maupun masa datang, memang seharusnya memiliki manager leader, manajer yang punya jiwa pemimpin. Mengapa? Sebabnya adalah persaingan yang serba kompetitif, situasi bisnis yang kompleks dan sulit diramalkan keberlangsungannya, sehingga sangat dibutuhkan sosok manajer seperti itu. Kalau tidak, kita akan kalah bersaing. Akibatnya, bisnis yang kita jalankan akan sulit maju.

Saya setuju pendapat pakar manajemen yang mengatakan, kalau pemimpin itu selalu melakukan hal-hal yang benar, sementara manajer hanya mampu melakukan hal-hal dengan benar (doing the things right). Dimana, seorang pemimpin dalam melakukan hal-hal yang benar tidak terlalu memperdulikan caranya. Itu tak terlalu penting baginya. Sebab, bagi seorang pemimpin, hal-hal yang menyangkut urusan pelaksanaan idenya itu adalah tugas manajer. Pemimpin selalu berfikir loncat-loncat, dan jangkauannya sering kali panjang, bisa membingungkan bawahan untuk mengikutinya.

Lain halnya dengan manajer. Jangkauan ide atau gagasannya pendek, dan wawasannya relatif kering. Kewajibannya adalah bagaimana melakukan tugasnya dengan benar. Manajer baru jalan setelah ada planning dulu, sudah ada program kerja atau prototype-nya. Wajar kalau ada yang berpendapat bahwa pada dasarnya manajer itu tiruan, sementara pemimpin itu adalah orisinal.

Itu mengingat, ide tau gagasan seorang pemimpin tidak pakai planning. Responsibilitasnya memang tidak setiap saat muncul. Bila ternyata ide-ide bisnis yang diajarkannya itu nanti benar atau salah, urusan belakangan. Baginya yang terpenting telah menemukan ide bisnis yang cemerlang.

Kita bisa juga lihat, bahwa manajer dalam rangka mempertahankan proses atau kontinuitas kerjanya cenderung menerima status quo. Statusnya ingin aman-aman saja. Bahkan, kalau perlu menghindar dari resiko. Tapi sebaliknya dengan pemimpin. Ia justru menentang status quo, dan lebih berani menghadapi resiko. Perbedaan lainnya, adalah seorang manager itu suka bertanya, bagaimana dan kapan terhadap sesuatu hal. Sedang pimpinan lebih suka bertanya apa dan mengapa. Selain itu, pimpinan lebih terkesan ingin menjadi pribadinya sendiri, dan menguasai lingkungannya. Sementara manager adalah “tentara baik” yang klasik, dan menyerah kepada lingkungan.

Manajer dalam menjalankan aktivitasnya juga sangat bergantung pada pengawasan. Dia ingin selalu mengelola dan mempertahankan bisnis yang sudah ada, serta lebih berfokus kepada sistem dan struktur. Sementara, pemimpin lebih merupakan sososk yang justru mampu membangkitkan kepercayaan bawahannya atau relasinya. Itu sebabnya, mengapa fokus seorang pemimpin lebih kepada orang, dan bukan pada sistem dan struktur.

Oleh karena itu, jika kita sekarang berada pada posisi manajer, sebaiknya tidak menafikan atau menghilangkan nuansa-nuansa atau jiwa kepemimpinan. Agar segala keputusan yang diambil tidak kering, lebih tenang dalam menjalankan bisnis, mampu mengantisipasi hal-hal yang tak pasti, enerjik, antusias, memiliki integritas, tegas tapi adil, visi bisnisnya lebih jelas, dan mampu memproyeksikan bisnis ke masa depan.

By Purdie Chandra

Jadi Pemimpin atau Bawahan

Jika setiap saat kita selalu menayakan, “Apa hak-hak saya ?” itu artinya kita termasuk golongan bawahan. Sedang, jika kita lebih suka bertanya “Apa tanggung jawab saya ?” itu berarti termasuk golongan pimpinan. Wajar saja, mestinya memang demikian. Selain itu, seorang bawahan biasanya orang yang bekerja lebih terdorong oleh emosinya. Sementara, seorang pemimpin, bekerja, atau berbisnis lebih karena terdorong oleh karakternya.

Saya juga melihat, jika seorang bawahan merasa senang, biasanya ia melakukan pekerjaan atau tugasnya dengan benar. Itu lain dengan pimpinan. Dia akan selalu berusaha melakukan segala pekerjaannya dengan benar, kemudian dia akan merasa senang dengan prestasi kerjanya itu. Pendeknya, bawahan itu bekerja atau melaksanakan tugas karena terdorong oleh kesenangan, dan bukan terdorong oleh komitmen seperti biasa dilakukan oleh seorang pemimpin.

Perbedaan lain yang cukup menonjol antara keduanya, menurut pakar leadership, John C Maxwell, yaitu seorang bawahan itu sukanya selalu menunggu momentum, barulah dia mau bergerak. Sikapnya lebih mengendalikan tindakan, dan berhenti ketika masalah timbul. Sementara, kalau kita sebagai pemimpin maka kita akan lebih cenderung menciptakan momentum. Sedang, tindakannya lebih mengendalikan sikapnya seorang pemimpin dan seorang pemimpin justru akan meneruskan usahanya ketika masalah timbul.

Saya juga melihat, memang benar seorang bawahan itu jika membuat keputusan apapun selalu berdasarkan popularitas. Berbeda dengan pemimpin yang setiap membuat keputusan apapun, termasuk dalam bisnisnya, adalah lebih berdasarkan ada perinsip dan bukan popularitas. Sehingga, tidak mengherankan kalau seorang pemimpin itu tidak suka bersikap murung dalam menggeluti bisnisnya. Sebaliknya, dia akan selalu mantap menekuni bisnisnya.

Karena itu, saya berpendapat, sekarang ini kita lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil daripada harus menjadi ikan kecil di kolam besar. Artinya, kita lebih baik menjadi pemimpin, walau bisnis kita kecil dan anak buah sedikit, daripada kita harus ikut orang lain sekalipun bisnisnya sudah besar. Memang, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Tapi yakin saja, sebab kita masing-masing memiliki kapasitas kepemimpinan.

Saya yakin, jika bekerja pada perusahaan besar sebagai bawahan, tentu kita tidak bisa berbuat banyak, atau tidak bisa mempengaruhi kebijakan perusahaan. Naiknya karier kita pun jelas membutuh waktu yang lama. Tapi lain halnya, kalau kita bekerja pada perusahaan yang masih kecil, maka peluang untuk mengembangkan bisnis lebih besar. Sehingga karier kita pun akan cepat berkembang pula. Kita jadi punya andil untuk mengembangkan usaha menjadi besar, dan akhirnya kita akan lebih cepat jadi pemimpin perusahaan.

Kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak akan membuat kita berhenti bekerja, kalau kita mempunyai jiwa kepemimpinan. Tapi sebaliknya, kalau kita terus menerus menjadi bawahan, akibatnya kita tidak punya keberanian menjadi pemimpin. Kita juga tidak akan memiliki keberanian untuk mencoba punya bisnis sendiri. Akhirnya sekarang, kita hanya memiliki dua pilihan: Kita menyerah saja menjadi bawahan atau kita tetap berusaha untuk menjadi seorang pemimpin.

Saya rasa, kita sendirilah yang bisa “memotret diri” kita sendiri, dan bukan orang lain. Dan, kita memang harus bisa tumbuh sendiri, tidak soal seberapa besar perusahaan atau bisnis yang dipimpin. Tapi yang penting, kita dengan sadar telah membangun diri kita menjadi pemimpin. Anda berani memimpin ?

By purdie chandra

Banyak Melayani Banyak Rezeki

Barangkali kita semua tahu, bahwa salah satu tugas seorang entrepreneur adalah tugas kepemimpinan. Memang idealnya, entrepreneur adalah sekaligus seorang pemimpin. Paradigma baru, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan pelayanan pada orang yang dipimpinnya atau bawahannya. Maksud saya, entrepreneur sebagai pemimpin, juga sekaligus sebagai orang yang mau melayani. Jangan sampai kemudian terbalik, bahwa pemimpin itu justru minta dilayani.

Dalam konteks inilah, barangkali kita perlu kembali menyadari, bahwa sebagai entrepreneur, apalagi yang baru saja membuka bisnis, maka sesungguhnya sangatlah perlu mengutamakan pelayanan. Misalnya, bagaimana kita melayani konsumen. Bagaimana konsumen puas dengan layanan kita. Dan, bagi kita yang memiliki perusahaan sudah relatif maju, maka konsumen biasanya diberikan pelayanan oleh karyawan kita. Sedang karyawannya dilayani oleh manajernya, dan para manajer semestinya dilayani oleh direksi. Sedangkan, direksi dilayani oleh pemilik bisnisnya.

Tentu kita akan bertanya, lantas siapa yang melayani si pemilik bisnis? Jawabannya bisa sangat banyak. Tapi yang jelas, menurut konsep melayani memang mudah diucapkan, tapi sangat berat untuk dilaksanakan.

Sebagai entrepreneur yang sudah cukup lama menggeluti dunia bisnis, pasti akan selalu berhubungan dengan banyak orang. Apalagi kita sebagai seorang pemimpin perusahaan, tentunya melayani banyak orang adalah pekerjaan yang harus dilakukan. Melayani banyak orang artinya bisnis kita jalan. Saya kira, melayani itu harus mengalahkan diri kita dulu sebelum memberikan pelayanan kepada orang lain. Melayani berarti tidak boleh pilih kasih. Pelayanan bisa berarti kita melayani orang-orang dilingkungan bisnis kita. Dan, kita tidak mungkin bekerja tanpa harus saling melayani.

Melayani bawahan berarti memberikan perhatian pada bawahan kita. Melayani manajer berarti memberikan penghargaan pada mereka. Dan, melayani konsumen adalah pekerjaan kita yang utama. Perusahaan yang ingin berkembang, maka pelayanan adalah segala-galanya. Bisnis melayani banyak orang akan mendatangkan banyak omzet.

Saya sependapat dengan Robert T. Kiyosaki, dalam bukunya yang ke-4 berjudul “Rich Kid, Smart Kid”. Dalam buku tersebut dikatakan, bahwa jika kita membangun sebuah bisnis yang melayani ribuan orang, sebagai timbal balik dari bisnis kita, maka kita akan menjadi jutawan. Nah kalau kita melayani jutaan orang, maka kita pun akan menjadi miliarder. Oleh karena itu, kita sebagai entrepreneur harus selalu siap melayani banyak orang, dan jangan alergi melakukannya. Percayalah, dengan kita semakin melayani banyak orang, maka rezeki yang datang pun semakin banyak pula.

By purdie chandra

Bagian 5 Jalur Cepat Jadi Entrepreneur Sukses

anganlah Anda menaruh telur dalam suatu keranjang, kalau tergunjang dan jika semua telur pecah, hilang semua harapan tanpa sisa. Dalam konteks entrepreneur, petuah itu bisa dijabarkan menjadi janganlah menaruh harapan pada satu usaha. Seorang pengusaha akan semakin diakui kepiawaiannya bila sudah berhasil membuka usaha dan berjalan mulus, pikiran untuk merintis usaha kedua, ketiga dan keempat. Janganlah puas untuk mempunyai satu perusahaan sebagai satu-satunya sumber penghasilan saja.

Bisnis itu seperti roda, kadang di atas, kadang pula dibawah. Seiring berjalannya waktu, tak semua jenis usaha bisa bertahan dan langgeng. Untuk itu sebagai back uo sangat dianjurkan seorang pengusaha merintis usaha tanpa harus memikirkan, ada kaitannya antara usaha baru dengan usaha sebelumnya. Sebagai business owner, sebaliknya pengusaha itu tidak perlu focus pada usahanya. Memang saat perintisan usaha, focus memang perlu, tapi setelah usaha berjalan dan para staf atau manajer bisa menjalankannya, pemilik tak perlu focus memikirkan masa depan usaha itu, lebih baik memikirkan ide untuk membuka usaha baru lainnya. Semakin banyak usaha baru yang bisa dibuka semakin banyak lapangan kerja bisa tersedia dan tenaga yang bisa di tampung pun semakin banyak.

Yang tak kalah penting, apapun dalam bisnis hendaknya terus mengembangkan konsep melayani lebih banyak orang. Oleh karena dengan semakin banyaknya orang yang bisa dilayani, bisa ditebak, akan semakin banyak rezeki yang bisa kita petik. Kalau kita melayani ratusan orang yang bisa kita layani lewat usaha kita, maka miliaran rupiah bisa kita peroleh, begitu seterusnya, jadi jangan lelah melayani karena itu akan berbanding lurus dengan rezeki.

Jangan lupa, kalau sudah banyak rezeki banyak pulalah beramal. Jangan berfikir negative pada para peminta sumbangan yang datang, justru kita diingatkan untuk menyumbang. Bahkan boleh ditafsirkan, menyumbang itu ibarat seorang pengusaha yang sedang belajar berinvestasi, memberikan dana tanpa berfikir kepastian. Itu tanda kita berani mengambil resiko, itulah yang menjadi ciri entrepreneur sejati.

By Purdie chandra

Banyak Sumber Penghasilan

Bisnis, biasanya dimulai dengan coba-coba, kadang malah asal-asalan. Dimulai dengan modal seadanya, tempat seadanya, dengan orang yang sama-sama belajar dari nol. Saya kira, dari memulai yang serba kekurangan inilah yang akan membuat kita semakin cerdas dalam berbisnis. Proses bisnis ini akan memberikan pengalaman bisnis yang semakin hari mencerdaskan kita.

Belajar dari pengalaman bisnis setiap hari dan kebutuhan akan kemajuan bisnis kita, mulailah kita memberikan sentuhan manajemen, walaupun itu masih sangat sederhana. Sudah ada bagi-bagi pekerjaan atau bagi-bagi fungsi. Ada yang pegang keuangan, ada yang sudah mulai jadi pemasaran. Ada yang bagian produksi, ada juga yang ngurusi karyawan. Malah terkadang ada beberapa pekerjaan masih dirangkap satu orang. Ini adalah proses menuju bisnis yang sesungguhnya. Artinya, bisnis yang memiliki sistem yang baik. Dengan sudah adanya sistem, kita sebagai pengusaha cenderung mengelola perusahaan dengan full time. Kini, setelah ada sistem, cukup dengan part time.

Oleh karena itu, menurut saya, jika perusahaan kita sudah memiliki sistem yang baik, dan bisnis kita relatif berkembang, maka kesempatan kita untuk mengembangkan bisnis sangat terbuka luas, termasuk membuka bisnis baru. Berdasarkan pengalaman saya, lebih mudah membangun bisnisnya yang ke-2, ke-3, dan seterusnya, daripada ketika memulai bisnis yang pertama. Karena, disaat memulai bisnis yang pertama kita belum mempunyai apa-apa. Sementara, membangun bisnis yang ke-2, ke-3, dan seterusnya lebih mudah karena bisnis kita yang pertama sudah memiliki sistem yang baik. Saya kira, perlu dipertimbangkan matang-matang jika kita ingin mencoba membangun bisnis yang ke-2, seharusnya bisnis kita yang pertama sudah memiliki sistem yang baik.

Dengan aktifitas kita yang sebelumnya full time, dan sebagai entrepreneur menjadi part time, dimungkinkan kita memiliki banyak waktu luang. Banyaknya waktu luang itu, membuat kita sebagai entrepreneur akan lebih fokus dalam menciptakan bisnis-bisnis baru. Menciptakan bisnis baru itu berarti kita telah menciptakan sumber penghasilan baru. Jika perusahaan kita memiliki sistem yang baik, maka manajer dan karyawan akan bekerja sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sehingga, banyak pekerjaan yang sudah terbagi habis oleh para professional di lingkungan bisnis kita. Dalam konteks inilah, entrepreneur tidak harus fokus. Justru yang harus fokus adalah orang-orang yang mengelola bisnis kita. Hanya mungkin, kita harus ikut fokus di awal berdirinya bisnis tersebut. Setelah bisnis kita kelihatan jalan, yah cari fokus yang lain.

Sebagai entrepreneur, sebaiknya kita tidak hanya memiliki satu sumber penghasilan saja. Tetapi bagaimana, kita dapat menciptakan banyak sumber penghasilan. Ibarat kita punya telur sepuluh menetas Sembilan, itu lebih baik dari pada hanya mempunyai satu telur yang menetas. Dengan kita membuat bisnis yang ke-2, ke-3, dan seterusnya, kita berharap mendapatkan penghasilan yang ke-2, ke-3, dan seterusnya. Sehingga, dengan kita memiliki sumber penghasilan, maka kita sebagai pengusaha mempunyai peluang untuk memiliki kebebasan financial.

Semangat kita menciptakan bisnis ke-2, ke-3, dan seterusnya akan punya dampak sosial, yaitu menciptakan lapangan kerja, membagi-bagi keuntungan, dan lain-lain. Artinya, kita sebagai entrepreneur memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Silahkan mencoba!

By purdie chandra

Sabtu, 16 April 2011

Sulit Untuk Memulai

Banyak pertanyaan, mengapa orang itu sulit memulai usaha. Dan, ahirnya banyak alasan yang sengaja dicari-cari yang dijadikan sebagai alasan pembenar, bahwa memulai usaha itu sulit, karena memulai usaha itu harus ada modal, punya tempat, dll. Padahal, menurut saya, jika kita memiliki jiwa wirausaha, maka persoalan semacam itu akan bisa kita atasi. Sehingga, ahirnya menyadari bahwa sesungguhnya memulai usaha itu tidak sesulit seperti yang kita bayangkan.

Dalam kontek ini, saya kira memang perlu ada suatu taktik atau rekayasa bahwa kita itu harus dalam kondisi terpaksa untuk memulai usaha itu. Misalnya, saat di PHK, atau kita sedang tidak punya apa-apa. Atau, disaat kita sudah capai melamar pekerjaan di mana-mana, tapi tetap tak ada satupun perusahaan yang memperkerjakan kita. Bisa juga, disaat kita sedang drop-out dari sekolah atau tidak kuliah lagi, sehingga saat itu kita punya perasaan bahwa seolah kita tidak punya lagi masa depan.

Saya kira, justru disaat itulah atau disaat kondisi kita “terhimpit” keadaan seperti itu, muncul ide bisnis atau pikiran yang brilyan atau cemerlang, yang ahirnya membuat kita ada keberanian untuk memulai usaha. Ada keberanian kita untuk mandiri, dan bersemangat lagi untuk belajar berwirausaha, sekalipun tak tahu jenis usaha yang akan kita jalankan.

Tapi sebaliknya, kalau saja keadaan kita sehari-harinya terasa aman-aman saja, maka sulit untuk melakukan perubahan. Kita jadi sulit untuk berubah dari yang aman menjadi yang tidak aman. Maka, salah satu upaya yang bisa kita lakukan ialah, kita harus berani masuk dalam bisnis. Kita harus masuk dalam dunia yang penuh ketidakpastian. Nah, kalau kita terbiasa dengan dunia yang pasti, maka kita akan sulit untuk memulai usaha. Sehingga, saya kira kita memang perlu ada perubahan sikap mental. Contohnyam disaat kita memulai usaha berarti kita telah mencoba mengambil resiko, atau dibutuhkan keberanian untuk ambil resiko.

Tapi, selama ini, saya kerap kali menjumpai banyak orang yang selalu punya pikiran negatif dulu, padahal mereka belum memulai usaha. Mereka berfikir resiko. Misalnya, kalau usahanya tidak jalan terus gimana? Kalau usaha kita nanti rugi, lantas kita makan apa? Kalau produk yang kita jual tidak laku, terus gimana?

Jadi, kita belum apa-apa sudah hanyut dengan pikiran-pikiran yang negatif atau pikiran yang tidak-tidak ! Yaitu, tidak laku, takut usahanya macet, takut gagal, dll. Saya rasa, jika kita sudah berkeinginan untuk berwirausaha, yah sebaiknya kita harus punya pikiran positif atau ya…ya…ya. Ya bisa maju, ya bisa laku, ya bisa untung ! Sehingga, kita harus selalu optimis. Kita tentu saja butuh ketekunan, kesabaran, dan harus selalu memiliki semangat yang prima.
Oleh karena itulah, dalam setiap kesempatan seminar, road show maupun kuliah di Sekolah Calon Pengusaha “Entrepreneur University” yang kebetulan saya dirikan, saya juga selalu menyarankan mereka untuk setiap saat berani mencoba untuk memulai usaha. Kapan saja, dimana saja, dan jenis produk atau jasa apa saja.

Yakinlah, dengan kita bersikap mental seperti itu, yang namanya memulai usaha akan menjadi hal yang mudah. Tidak sesulit yang kita bayangkan. Jadi, saya kira “Memulai usaha itu memang beresiko, tapi tidak memulai usaha akan lebih beresiko”. Yah, kita tak punya aset.
Berani mencoba ?

By Purdie Chandra

Belajar Bisnis Sambil Jalan

Saya sependapat kalau ada yang mengatakan, bahwa untuk meraih sukses bisnis, kita bisa meniru sukses orang lain, apakah itu strateginya, atau pilihan usaha yang dilakukannya. Selain itu, saya ingin menambahkan, bahwa untuk kita bisa menjadi pengusaha, sesungguhnya tidak harus punya pengalaman bisnis yang mumpuni dulu. Logikanya adalah, kalau kita tunggu sampai punya pengalaman bisnis yang mumpuni, lantas kapan kita akan memulai usaha?

Dari pengalaman saya sendiri, maupun pengalaman pengusaha Bob Sadino, juga pengalaman pengusaha-pengusaha lain, bahwa sesungguhnya pengalaman bisnis yang mumpuni itu bisa kita raih sambil menjalankan bisnis kita. Maka, kita ingin memulai usaha, ada baiknya jangan banyak pikir atau pakai rencana yang muluk-muluk. Yakinlah, bahwa dalam bisnis bisa saja berubah, dan itu bisa kita tangani sambil jalan.

Hanya saja, mungkin ketakutan kita bisa sementara ini justru karena kita terlalu siap, terlalu banyak yang dipikir, bahkan terlalu takut pada risiko bisnis. Padahal, menurut saya, dalam praktis bisnis, yang terjadi sesungguhnya banyak berbeda dengan apa yang pernah dipikirin. Sehingga tak mengherankan kalau kita kemudian banyak menemukan jalan keluar untuk mengatasi semua kesulitan bisnis yang kita alami. Jadi, sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk memulai usaha karena alasan pengalaman bisnis kita terbatas. Katakanlah, dengan kita piawai menarik pelajaran dari setiap kejadian, saya yakin hal itu justru membuat kita tambah piawai dalam bisnis.

Dan, kalau kita lihat di lapangan, banyak usaha yang ternyata dimulai dengan nol. Misalnya, uang tidak punya, itu bisa diatasi dengan pinjam orang lain. Kemudian pengalaman bisnis tidak punya bisa tanya pada orang lain. Bahkan ide pun tak punya, bisa pakai ide orang lain. Begitu juga tempat usaha yang tak ada, dan masih banyak lagi.

Apa artinya semua itu? Artinya, kita bisa menggunakan “kepunyaan” orang lain. Justru dari keadaan semacam inilah, akan membuat kita mendapat banyak pelajaran dalam bisnis. Pemikiran itu menurut saya hal yang paling penting untuk memulai bisnis.

Oleh karena itu, menurut saya, sesungguhnya belajar bisnis sambil jalan atau jalan sambil belajar, di dunia usaha itu sama saja, yang penting kita telah berusaha dengan memulai usaha. Menuru Bob Sadino dengan melangkah seperi itu, Paling tidak sudah selangkah lebih maju dalam bisnis. Kita tidak lagi hanya berjalan di tempat, yang berarti tidak ke mana-mana atau tidak melakukan bisnia apa pun.

“Saya sukses karena saya melangkah. Bukan menangan-angankan langkah,” kata Bob Sadino yang juga memulai usaha dari nol. Tentu saya pendapat dengan Bob, yang kini memiliki banyak supermarket dalam group Kem Chik’s itu. Artinya, dengan melangkah, maka ada kemungkinan kita sukses, di samping ada pula kemungkinan gagal. Namun dengan tidak melangkah, maka kita tidak pernah akan sukses. Maka tak ada salahnya kita belajar bisnis sambil jalan.

By Purdie chandra

Sukses Itu Guru Yang Buruk

Robert T. Kiyosaki dalam bukunya “Cash Flow Quadrant” berpendapat, bahwa sebenarnya sukses itu guru yang buruk. Tapi itu berlaku untuk diri kita sendiri. Artinya, sebagai Entrepreneur, kita memang sebaiknya tidak berguru pada kesuksesan kita sendiri. Sebab, hal itu akan membuat kita menjadi kurang bersemangat, menjadi tidak kreatif, menjadikan kita lengah atau sombong, menjadikan kita lupa diri, bahkan tak menutup kemungkinan kesuksesan yang kita raih akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Sukses itu, menurut saya, bukan berarti “waktunya untuk menikmati”.

Memang, kesuksesan kita itu bisa menjerumuskan kita. Apalagi, kalau kita terlalu membanggakan kesuksesan itu, akan membuat kita lupa diri. Oleh karena itu, agar kesuksesan itu tidak menjadi boomerang bagi kita sendiri, maka kita memang harus pandai-pandai mengelola kesuksesan itu. Namun, tentu saja, orang lain bisa saja belajar dari kesuksesan kita.

Itu boleh. Bahkan, itu bisa menjadikan kesuksesan bisnis seseorang. Sebab, pada dasarnya belajar dari kesuksesan orang lain itu sah-sah saja. Pendeknya, kalau seseorang belajar kesuksesan orang lain, itu memang bisa menjadi guru yang baik. Meski kita sebetulnya juga bisa belajar banyak pada orang yang gagal. Dalam konteks inilah, menurut saya, agar bisnis kita tetap langgeng bahkan bisa berkembang lebih baik di masa mendatang, ada kalanya kita harus menyadari hal ini. Atau lebih tepatnya, sebagai entrepreneur seharusnya lebih menilai, bahwa kegagalan itu sebetulnya sebagai pelajaran yang terbaik. Oleh karena itulah, saya kira kita sebaiknya janganlah terlalu takut dengan kegagalan. Kita belajar paling banyak tentang diri kita ketika gagal, jangan takut gagal. Sebab kegagalan itu sebenarnya adalah proses kita untuk menjadi sukses Saya yakin, yang namanya entrepreneur itu sebetulnya tidak bisa sukses tanpa mengalami kegagalan.

Untuk itu, pada saat kita ingin memulai bisnis atau di saat bisnis kita mulai berkembang, tapi kemudian tiba-tiba bangkrut atau mengalami kegagalan, saya kira hal itu janganlah membuat kita patah semangat. Justru, saat itulah jiwa entrepreneur kita harus bangkit kembali. Sebab, menurut pengalaman saya dan rekan pengusaha lainnya, merek baru sukses, setelah mereka pernah mengalami kegagalan paling tidak sampai tujuh kali. Kalau kita baru gagal dua atau tiga kali, saya kira itu wajar-wajar saja bagi seorang Entrepreneur.

Mestinya, entrepreneur tidak akan pernah mendapatakan pelajaran tanpa melakukan langkah-langkah yang berarti. Baik itu langkah yang gagal maupun itu yang sukses. Langkah-langkahnya dimulai dari langkah kecil sampai langkah besar. Dengan perkataan lain, saya mengatakan sebuah perjalanan 1.000 km itu sebenarnya dimulai dari langkah kecil. Kalau kita tidak berani memulai atau mengambangkan bisnis, atau kapan bisnis kita berkembang. Saya menemukan kata-kata menarik buat kita renungkan bersama yaitu, “Memulai itu melangkah tidak memulai”. Artinya, orang yang berani memulai atau mengembangkan bisnis, itu lebih baik daripada orang yang sama sekali tidak berani memulai atau mengembangkan bisnis.

By Purdie chandra

Berani Gagal

Hanya orang yang berani gagal total, akan meraih keberhasilan total.
– John F Kennedy

gagalPERNYATAAN John. F. Kennedy ini saya yakini kebenarannya. Itu bukan sekedar retorika, tetapi memang sudah terbukti dalam perjalanan hidup saya. Gagal total itulah awal karier bisnis saya.

Pada akhir 1981, saya merasa tak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Saya nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Di tahun 1982, saya kemudian mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.

Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi peminat – hanya 2 orang – sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia.

Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses dari pada melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal.

Maka, bila Anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, maka jangan berharap orang akan memuji Anda. Jangan berharap pula orang di sekitar anda maupun relasi Anda akan memahami mengapa Anda gagal.
Jangan berharap Anda tidak disalahkan. Jangan berharap juga semua sahabat masih tetap berada di sekeliling Anda. Jangan berharap Anda akan mendapat dukungan moral dari teman yang lain. Jangan berharap pula ada orang yang akan meminjami uang sebagai bantuan sementara. Jangan berharap bank akan memberikan pinjaman selanjutnya.

Mengapa saya melukiskan gambaran yang begitu buruk bagi seorang entrepreneur yang gagal? Begitulah masyarakat kita, cenderung memuji yang sukses dan menang. Sebaliknya, menghujat yang kalah dan gagal. Kita sebaiknya mengubah budaya seperti itu, dan memberikan kesempatan kepada setiap orang pada peluang yang kedua.

Menurut pengalaman saya, apabila orang gagal, maka tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus lebih tertantang lagi dengan usaha yang sedang kita jalani yang mengalami kegagalan itu. Saya sendiri lebih suka mempergunakan kegagalan atau pengalaman negatif itu untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.

Sudah tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat krisis ekonomi kian merebak dan bertambah. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka atau tidak suka, setiap manusia pasti akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin penderitaan.
Bagi seorang entrepreneur, sebaiknya jangan sampai terpuruk dengan kondisi dan suasana seperti itu. Kita harus berani menghadapi kegagalan, dan ambil saja hikmahnya (kejadian dibalik itu). Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah, tatkala lemah. Menjadi berani ketika kita takut. Itu sebabnya mengapa saya juga sepakat dengan pendapat Richard Gere, aktor terkemuka Hollywood, yang mengatakan bahwa kegagalan itu penting bagi karier siapapun.

Mengapa demikian? Karena selama ini banyak orang membuat kesalahan sama, dengan menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Justru sebaliknya, kita seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, kita harus yakin akan menemukan kesuksesan di penghujung kegagalan.

Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga, biasanya kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau atau tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha.

Dengan mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Bila kita mengalami sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya kia bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap menjadikan kita sebagai sosok entrepreneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka, sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang entrepreneur dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi ukurlah, berapa kali ia bangkit kembali.

By Purdie Chandra

Karier Entrepreneur

Peter F. Ducker berpendapat, bahwa setiap orang dapat saja berkarier menjadi entrepreneur. “Tidak ada yang misterius”, begitu katanya. Mungkin saja, kehidupan entrepreneur itu lebih mudah beberapa tahun yang lalu. Di mana, membuat tetangga sebagai pelanggan begitu mudah. Tapi saya rasa, sekarang sudah beda. Tuntutan pasar semakin banyak, dan kualitas pun harus kita tingkatkan. Begitulah jika kita ingin hidup.

Tapi saya yakin, jika saat kita mau menekuni karier sebagai entrepreneur prospeknya sangat bagus dan sangatlah luas. Artinya, kita bisa kapan saja memulai bisnis. Dan, kita bisa jual produk atau jasa apa pun. Sedang, berapa jenis usaha yang bisa kita lakukan, tentu saja juga tergantung kemampuan kita.

Namun, dari sebuah survey mengungkapkan, bahwa rata-rata sekitar 44% entrepreneur yang terjun dalam dunia bisnis selama lebih dari 6 tahun, telah memiliki beberapa jenis bisnis yang tidak saling berhubungan atau tumpang tindih. Sementara 35% lagi entrepreneur hanya memiliki satu jenis bisnis, dan 21% lagi memiliki beberapa jenis bisnis yang masih ada hubungan atau rangkaian.

Lantas bagaimanakah agar kita bisa menjadi entrepreneur yang sukses? Dari berbagai pengalaman, saya melihat, bahwa ada 4 karakter seseorang bisa menjadi entrepreneur sukses, yaitu Pertama, adanya keinginan. Di mana, dia menggunakan keinginannya untuk sesuatu yang besar dari hal yang kecil. Selain itu juga ada keinginan membuat sesuatu yang belum ada sebelumnya, dan melakukan keinginan sesuai dengan cara yang ingin mereka lakukan.

Kedua, adanya intuisi. Kesempatan untuk jadi entrepreneur adalah sama untuk setiap orang. Tidak ada tes IQ. Bahkan, jika jika kita tidak pintar pun tidak menghalangi untuk jadi entrepreneur. Artinya, setiap entrepreneur yang sukses adalah mereka yang telah belajar mengembangkan intuisinya.

Ketiga, dia punya kesempatan untuk terus hidup walau punya utang. Jadi, semua entrepreneur telah bertahan melewati kariernya yang naik turun. Mereka pernah sukses, pernah gagal. Pernah menghasilkan uang, atau kehilangan uang, dan lain-lain. Bahkan, utang pun selalu ada di setiap bisnisnya. Saya rasa, ini adalah kenyataannya. Sebab, bagaimanapun seorang entrepreneur harus belajar beradaptasi dengan utang.

Keempat, Selalu optimis. Misalnya saja, ada peluang bisnis, namun karena ada alasan yang lebih logis, peluangnya itu tidak dikejarnya. Sebab, ia telah mempertimbangkan dengan intuisinya, dan menutupinya dengan optimisme. Jadi, menurut saya, entrepreneur itu adalah pencipta sekaligus pelaku bisnis. Dia membuat hidupnya dengan mengatasi berbagai alasan untuk tidak mengejar peluang bisnis, dan kemudian meyakinkan orang lain untuk mengikuti caranya.

Oleh karena itu, menurut saya, kalau kita memang ingin sukses berkarier sebagai entrepreneur, maka pastikan saja kita memiliki ke-4 karakter tersebut. Dan, sebaiknya jangan pernah kita merasa ragu untuk melangkah. Anda berani mencoba?

By Purdie chandra

Peluang Bisnis Disekitar Kita

Dalam buku ini, saya juga ingin mengungkapkan di mana sebernarnya kita bisa menangkap peluang bisnis di sekitar kita. Istilah popularnya Economic of Opportunity (EOO). Saya kira ini penting. Oleh karena peluang bisnis itu sebenarnya ada di sekitar kita. Referensinya juga bisa didapat dari lingkungan kita juga dari membaca, mendengar cerita orang lain, seminar, jalan-jalan, atau wisata. Ini dapat membangkitkan inspirasi dan ide-ide bisnis serta pengembangannya. Namun untuk menangkap peluang di butuhkan keberanian, kejelian, dan kreativitas bisnis.

Sebenarnya di sekitar kita ini banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih. Hanya saja, kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat konsumen. Sebagai contoh, di beberapa kota di Amerika Serikat, sudah banyak bisnis yang dikembangkan dari ide-ide sederhana seperti bisnis membangunkan orang tidur (morning call). Aneh, tapi itu nyata. Tentu pengguna jasa ini harus menjadi member terlebih dahulu dengan membayar annual fee dalam jumlah tertentu. Ada juga bisnis yang ada di sini masih langka dan belum memasyarakat yakni menyewakan pakaian & perlengkapan bayi.

Barang kali sekarang ini belum banyak yang kita temukan. Namun, saya yakin jika kreatif akan mampu melihat peluang bisnis sebanyak-banyaknya dan mampu menangkap satu atau dua diantaranya. Pendek kata, peluang bisnis tidak akan pernah ada habisnya, selama minat manusia masih menjalankan hajat hidupnya di dunia ini.

Dimana saja sebenarnya peluang bisnis ada di sekitar kita? Misalnya, saat Idul Fitri yang membawakan tradisi kirim mengirim parcel & buah tangan lainnya, walau itu sifatnya musiman, namun saya melihat itu adalah peluang bisnis. Awalnya musiman, tetapi bila dikembangkan dan ditekuni dapat dijadikan bisnis permanen bersama berkembangnya kehidupan masyarakat.

Keterampilan tertentu juga bisa dijadikan peluang bisnis. Terampil di bidang elektronika misalnya, bisa membuka bisnis reparasi dan maintenance alat-alat elektronik. Ahli di bidang komputer bisa membuka bisnis software dan hardware. Terampil di mesin, bisa memulai bisnis dari servis motor atau mobil. Atau barang kali, punya kreativitas yang berciri khas dan unik, kita bisa merintis kreatif, seperti kaos Dagadu itu.

Bahwa produk ini akhirnya jadi souvernir khas Yogya, itu sebagai bukti bahwa kreativitas bisa jadi peluang bisnis yang menarik untuk digeluti. Maka, tidak ada salahnya, jika kita juga mencoba mengembangkan kreativitas yang tidak lazim dan unik, agar bisa dijadikan peluang bisnis.

Tingkat pendidikan kita juga bisa menjadi peluang bisnis dengan pengembangan profesi. Misalnya sarjana matematika. Sarjana Sastra Inggris memulai usaha dengan membuka kursus bahasa inggris. Peluang bisnis ini juga ada di lingkungan keluarga. Bisa dimulai dengan berbisnis makanan atau catering dan keluarga bisa diajak serta, dan bisnis ini bisa dikelola dari rumah.

Peluang itu juga terdapat di lingkungan pekerja, organisasi, dan tetangga. Tentu saja, di lingkungan itu kita banyak teman. Maka, jika punya produk tertentu, kita bisa jual produk tersebut kepada mereka. Bahkan relasi kita pun bisa jadi peluang bisnis. Misalnya, bisa pinjam uang pada relasi untuk modal usaha. Produk yang dihasilkan, selain bisa di jual pada orang lain, juga pada relasi kita itu. Dengan begitu, kita tak hanya jeli mencari peluang bisnis, tapi juga mampu menciptakan pasar.

Begitu pula, jika punya hobi. Misalnya melukis, bia jadi pelukis dan lukisan itu bisa kita jual di galeri. Bagi yang hobi senam aerobic atau body language, bisa berwirausaha buka studio senam. Bahkan, peluang bisnis itu juga bisa diraih saat kita melakukan perjalanan ke luar kota. Ide bisnis bisa muncul setelah kita melihat bisnis di kota lain, dan itu bisa dijalankan tidak sia-sia, ada baiknya pastikan dulu pasarnya.

Tapi, tentu, peluang bisnis itu hanya bisa diraih, jika kita jeli dan gigih. Ingat pepatah yang mengatakan: “Tidak ada usaha, tidak ada hasil”. Oleh Karena itu, sebaiknya jangan ragu di dalam setiap meraih peluang bisnis yang ada di sekitar kita. Soal besar kecilnya peluang jangan jadi masalah. Tangkap dulu peluang yang ada. Dan, jangan khawatir peluang bisnis yang berikutnya pasti akan mengikuti. Bisnis itu selalu mengalir, seperti bola salju, dimulai dari yang kecil lalu menggumpal menjadi besar.

By Purdie Chandra

Memulai Bisnis Baru…

Saya percaya, bahwa setiap tahun telah cukup banyak orang yang masuk dunia bisnis. Mereka umumnya melakukan tiga cara. Yakni, membeli bisnis yang sudah ada, menjadi partner dalam sebuah franchise, atau dengan memilki bisnis baru.

Jika ingin memulai bisnis baru, tentu kita harus bisa menjawab empat pertanyaan ini. Pertama, produk atau layanan apakah yang akan kita buat, dan itu untuk siapa? Kedua, mengapa harus usaha itu? Mengapa calon pelanggan harus membeli dari kita? Apa yang akan kita berikan jika ternyata produk itu belum ada? Bagaimana kompetisinya? Apa keuntungan yang kita peroleh dari kompetisi itu? Ketiga, apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan mendapatkan order? Apakah order itu datang segera? Keempat, siapa pasar kita? Lantas dari manakah ide untuk mulai bisnis baru itu berasal?

Hasil sebuah survey di AS, yang terulang dalam buku The Origins of Entrepreneurship, memang disebutkan, bahwa 43% pengusaha itu dapat ide dari pengalaman yang diperoleh saat dia bekerja di industri yang sama. Mereka tahu operasional suatu usaha dan umumnya punya jaringan kerja sama. Sebanyak 15% pengusaha dapat ide bisnis saat melihat orang lain mencoba suatu usaha. Sebanyak 11% pengusaha dapat ide saat melihat peluang pasar yang tidak atau belum terpenuhi, 7% pengusaha dapat ide karena telah meneliti secara sistematik kesempatan berbisnis, dan 3% pengusaha dapat ide karena hobi atau tertarik akan keragaman tertentu. Di Indonesia sendiri bagaimana?

Saya kira dalam konteks ini, kita tidak harus sependapat dengan hasil data tersebut. Data 43% pengusaha itu dapat ide dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di industri yang sama, itu menunjukkan bahwa dia tipe pengusaha yang hanya berani memulai bisnis baru karena hanya semata melihat sisi terangnya saja. Menurut saya, jika kita memang benar-benar ingin memulai bisnis baru, semestinya peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan.

By Purdie chandra

Keberanian Dan Timing

Dalam dialog bisnis yang diadakan oleh Assosiasi Manager Indonesia (AMA) Yogyakarta beberapa waktu lalu, ada seorang peserta dialog yang menanyakan kepada saya, tentang bagaimana faktor keberuntungan dan faktor timing menentukan keberhasilan dalam bisnis?

Seberapa penting faktor keberuntungan itu bagi pengusaha? Orang-orang China punya kebiasaan, jika ingin terjun ke dalam bisnis, maka kita harus punya hoki atau keberuntungan yang besar. Kalau tidak punya, maka bisnis kita akan bangkrut.

Kalau ternyata kita tidak punya keberuntungan, maka disarankan kita jangan mendirikan bisnis. Padahal, menurut saya, yang namanya keberuntungan atau hoki itu sebenarnya adalah bagian dari hidup yang tidak dapat kita control. Tidak dapat kita duga. Dan, sesungguhnya itrulah hidup. Bagaimana kita tahu, bahwa kita punya keberuntungan, kalau kita belum pernah mencobanya. Keberuntungan harus dibuktikan, bukan hanya diangan-angankan.

Saya berpendapat, bahwa bisa saja kita punya keberuntungan. Hanya saja, oleh satu keadaan tertentu, keberuntungan itu bisa saja lantas pergi. Berbeda dangan timing, dalam setiap kegiatan bisnis yang kita lakukan, maka kita bisa mengontrolnya. Artinya, timing lebih sedikit bisa dikendalikan daripada keberuntungan.

Oleh karena itulah, menurut saya, memang mungkin saja bisnis itu bisa kita mulai atau kita ambil saat ini. Tetapi bisa saja, kalau kita mulai sejak lima tahun lalu. Sehingga timing ini sedikit bisa kita control. Jelas hal itu menunjukan, bahwa peluang bisnis itu sesungguhnya datangnya tidak mengenal waktu.

Hari ini bisa saja saatnya kita mengambil peluang bisnis itu. Dan kalau ditunda, tak mustahil akan diambil orang lain dan kita kehilangan peluang bisnis itu, saya kira, orang pertama yang menjual minuman Aqua di Indonesia, yakni Tirto Utomo, juga membutuhkan perjuangan sekitar 8 tahun untuk bisa eksis seperti sekarang ini.

Mungkin saja, waktu produk itu pertama kali dimunculkan, belum saatnya atau timing-nya kurang tepat. Sebab sebagian besar yang membeli produk Aqua tersebut adalah orang asing. Tapi ternyata dari waktu ke waktu orang Indonesia mulai menggemari minuman Aqua itu. Sehingga, orang kemudian mengenal air putih dengan menyebut “Aqua”.

Begitu juga pada the botol, yang pertama kali diperkenalkan oleh Pak Sosro. Dimana, pada saat itu Teh Sosro masuk di pasar, juga bukan pada timing yang tepat. Sehingga, produk itu untuk bisa sampai dikenal dan digemari masyarakat, membutuhkan perjuangan yang keras.

Jadi saya kira, ada atau tidaknya keberuntungan di dalam kita berbisnis, sebaiknya tidak terlalu kita pikirkan hal itu, karena memang tidak bisa kita control. Tapi sebaiknya dengan timing itu tepat, dan mudah-mudahan itu sesuai dengan keberuntungan kita.

By Purdie chandra

Yuk! Menjual Perusahaan! Meraih Mimpi Bersama, Berkali-kali

Dalam banyak kesempatan seminar atau berbicara di kelas sekolah entrepreneur yang saya kelola, sering saya sarankan, “Kalau ingin kaya raya, jangan lama-lama jadi karyawan, buruan jadi Pengusaha!” memang setelah lebih dari lima tahun, upaya serius dan sengaja yang saya lakukan dalam menebarkan virus entrepreneur itu ke seluruh penjuru tanah air, sudah ribuan pengusaha baru yang lahir sebagai alumni siswa kelas entrepreneur tersebut. Namun, sekarang muncul pertanyaan baru dari sebagian alumni yang sudah jadi pengusaha, meski sudah membuka usaha sendiri dan punya usaha yang mulai berjalan. Kok ndak juga kaya raya? Apa yang salah?

Ini memang soal pilihan waktu, mau masuk jalan tol yang cepat atau jalur normal yang kata orang Jawa, alon-alon waton kelakon. Biar lambat asal selamat dan tercapai tujuannya. Buat yang cari aman, memang konsep alon-alon waton kelakon akan banyak dipilih. Maksud saya, dalam konteks bisnis kalau orang memulai usaha dan hanya mengharapkan untung dari laba usaha hasil menjual produk bisnisnya, maka untuk bisa dapat uang bernilai miliaran, misalnya, akan butuh waktu yang lebih lama.

Lain ceritanya kalau kita tidak Cuma bisa mengembangkan usaha kita dengan tujuan membuat laris produknya, tapi kemudian dengan larisnya produk kita, perusahaan yang memproduksi produk laris itu bisa kita jual. Ya, menjual perusahaan adalah solusi cepat untuk bisa dapat untung lebih besar. Bahkan jangankan menjual perusahaan yang sudah jadi, apalagi sudah punya nama besar. Ide atau gagasan usaha yang brilian pun bisa kita jual.

Betapa menggiurkannya menjual perusahaan? Kita bisa kutip laporan Majalah Forbes tahun 2005 yang akhir-akhir ini muncul di semua pemberitaan televise soal belum terbayarnya ganti rugi warga Sidoarjo korban lumpur Lapindo karena Lapindo mengaku kesulitan keuangan. Anehnya, Aburizal Bakrie, pemilik Lapindo, ternyata mengutip Forbes justru habis menjual tiga buah perusahaannya dan memperoleh uang Rp 33 triliun dari penjualan itu. Hanya menjual tiga perusahaan bisa mengantungi Rp 33 triliun lebih?

Jangankan Bakrie Brother’s Group sampai saat ini faktor utama yang membuat maju dan lajunya perkembangan usaha Primagama yang saya rintis sampai memiliki 600 cabang di seluruh Indonesia karena kita jual secara franchise. Dengan begitu, bukan hanya dana segar dalam jumlah besar bisa kita dapat dari penjualan brand usaha kita (goodwill) tapi dengan menjual perusahaan secara franchise, kita tetap bisa memetik laba usaha dalam bentuk royalty fee. Ini yang disebut menjual perusahaan berkali-kali.

Menurut hemat saya, dalam dua sistem penjualan perusahaan yakni dengan menjual putus artinya dengan mengalihkan hak milik seluruhnya dan seumur hidup usaha kita dibandingkan dengan konsep franchise atau menjual merek dan sistem usaha, yang bisa dilakukan berkali-kali maka menjual konsep franchise lebih saya sarankan dan lebih mudah dilakukan.

Oleh karena berbeda dengan menjual putus, kalau perusahaan sudah kita jual dan hak milik beralih, kita tak punya kewenangan apa-apa lagi, sementara dana yang didapat bisa habis tanpa mungkin sempat dibuat usaha baru untuk menggantikan usaha yang sudah kita jual. Berbeda dengan menjual konsep franchise, karena boleh dibilang kita hanya menjual merek dagang dan nama baik usaha kita plus sistem kerja yang bagus dalam waktu tertentu tanpa kehilangan perusahaan.

Dan, kalau waktu “sewa merek” sudah habis kita bisa mendapat dana lagi dari perpanjangan sewa itu atau dari pemakai baru merek usaha kita, jadi peluang mendapatkan dana besar bisa berulang kali. Sehingga kita sebut sistem franchise sebagai menjual perusahaan berkali-kali untuk satu merek usaha. Ini jelas lebih menguntungkan dan menantang bukan?

Menurut pengalaman saya, sejak usaha dibuka sebaiknya pengusaha sudah memikirkan atau menyiapkan usaha itu kedepan untuk bisa dijalankan dengan sistem franchise dan dijual usahanya. Ini memang sebuah pola pikir, mindset baru dalam berwirausaha dan bisa sukses diterima pasar. Akan lebih bagus kalau kita juga bisa membagi mimpi kita pada banyak orang dengan menjual perusahaan kepada banyak orang.

Memang untuk bisa menjual perusahaan kita ada beberapa “prasyarat” yang mesti kita bangun dan garap dengan optimal, mulai dari logo perusahaan yang menarik dan tentu dengan kemasan dan promosi bisnis yang bagus dan memikat. Jangan lupa pula siapkan sistem dan manajemen usaha yang praktis dan mudah digunakan. Memang, kita perlu membuat training, pelatihan untuk mencetak tenaga operasional handal di lapangan untuk mengisi cabang-cabang usaha baru yang kita jual. Kalau semuanya sudah siap, tentu bukan masalah sulit untuk menjual usaha kita.

Pada perinsipnya, semua jenis usaha bisa kita jual secara franchise. Yang pasti buatlah bisnis yang unik, belum banyak dibuat dan merupakan terobosan baru dalam satu jenis usaha, apakah restoran, jasa, layanan kesehatan atau kecantikan, ataupun jutaan ide bisnis lainnya. Yang pasti dengan menjual perusahaan, kita tidak saja lebih cepat kaya raya tapi, akan banyak orang yang mampu meraih mimpi mereka. Dengan menjual perusahaan kepada banyak orang, kita bersama-sama meraih mimpi-mimpi dalam hidup kita yang lama tertunda. Jadi, Yuk, kita jual perusahaan dan bersama-sama meraih mimpi dalam hidup kita.

By Purdie chandra

Berkembang dengan Franchise

Baru saja saya membuka cabang Primagama dengan sistem frainchise di tiga kota, yaitu Pekanbaru, Sampit-Kalimantan Tengah, dan Tangerang. Sebelumnya cabang yang ada selama ini kami buka dengan dikelola sendiri. Sistem ini, saya kira sangat tepat untuk kita kembangkan. Di saat ekonomi mulai membaik, usaha kita tetap berkembang meski tidak dengan menyiapkan dana sendiri. Justru dengan sistem frainchise, kita akan mendapatkan dana awal dan royalti.

Franchise adalah pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek, untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu tertentu. Sistem ini lebih menguntungkan untuk mengembangkan usaha kita dibanding cara yang lainnya. Oleh karena, ketika menggunakan sistem frainchise terhadap usaha kita, maka jelas orang lain membayar merek dan royalti tiap bulannya pada kita. Biayanya lebih rendah daripada cara lainnya, dan kita tak perlu mengalokasikan uang atau modal untuk tempat usaha dan yang lainnya.

Selain, tak perlu merogoh kocek untuk investasi lagi, ternyata keuntungan yang bisa dipetik oleh kita sebagai pemilik merek dari cara berekspansi model ini, cukup besar. Bahkan, kerap kali usaha yang dikelola dengan cara ini lebih maju ketimbang kita membuka cabang sendiri. Ternyata sistem ini, juga lebih mudah segera menciptakan lapangan kerja. Jika kita tahu manfaat sistem ini, mengapa kita tidak berani mengembangkan sistem frainchise dalam bisnis kita agar bisa lebih berkembang?

Merunrut saya, bisnis frainchise cukup menjajikan. Maka, sebelum kita membuat sistem ini, kita harus jeli dan hati-hati dalam menentukan perawalabanya. Dapatkah dia atau perawalaba menjalankan usaha yang kita jalankan? Dapatkah dia memperoleh keuntungan menjalankan usaha kita? Begitu juga lokasi waralaba pun perlu kita cermati. Dapatkah usaha kita sukses di daerah tersebut? Apakah usaha kita menarik orang lain?

Sebagai seorang entrepreneur, saya sendiri melihat sebenarnya begitu banyak produk lokal yang bisa dikembangkan dengan sistem frainchise. Menurut hasil pemantauan Asosiasi Waralaba Indonesia, kini tak kurang dari 292 perusahaan lokal yang menyelenggarakan waralaba.

Saya kira, upaya itu positif. Bahkan, saya punya keyakinan bahwa bisnis waralaba merek lokal akan jauh lebih berkembang, karena sebenarnya begitu besar potensi merek lokal. Misalnya di Yogya: Soto Pak Soleh, Soto Kadipiro, Sate Samirono, Ayam Goreng Ny. Surhati, Bakmi Mbah Mo, Bakmi Kadin, SGPC, dan Bakpia Patuk. Sebenarnya masih banyak produk merek lokal lain yang tidak harus berwujud makanan, yang ternyata sangat memungkinkan juga untuk masuk ke bisnis waralaba.

Jika merek lokal tersebut masuk bisnis waralaba, maka tak mustahil, tak hanya menjadi produk nasional, tapi juga produk global. Hanya saja, kita belum mencobannya. Untuk membantu mengembangkan sistem ini, memang perlu ada semacam lembaga yang mengembangkan atau menyiapkan sistem frainchise mulai dari persiapan awal sampai jadi. Kita bisa sebagai konsultannya atau lembaga yang mengantarkan frainchise.

Ini sebenarnya merupakan peluang bisnis yang menarik kita kembangkan. Hanya saja, hal itu perlu diikuti dengan membuat Standard Operating Procedure (SOP), Guaranteed Income Level, Complete Training & Continued Support, dan lainnya yang merupakan rangkaian dari proses frainchise itu sendiri. Tentu saja, produk yang diwaralabakan itu harus merupakan produk yang disukai atau dibutuhkan oleh pasar.

Cara mengembangkan bisnis dengan melibatkan nama besar sekaligus penularan trik-trik dagang dalam memperoleh keuntungan itu, sekarang memang telah ada. Seperti misalnya, merek lokal Es teller 77, Mie Tek-Tek, dan Ayam Goreng Mbok Berek Ny. Umi. Sementara Mc Donald’s, Pizza Hut, Kentucky Fried Chiken (KFC) dan English First yang merupakan waralaba asing justru telah mendahului dari pada merek lokal dan ternyata produk itu memikat pasar.

Bisnis frainchise ini sebenarnya tak hanya menguntungkan pemilik merek saja, tapi bagi yang menggunakan merek tersebut juga memetik untung cukup besar. Walaupun untuk membeli merek tersebut, kita mesti merogoh kocek yang tidak sedikit, kendati tidak semahal fee frainchise asing. Baik itu, untuk membayar fee fraichise, sarana pendukung plus pelatihan atau training bagi karyawan.

Saya yakin, dana yang dikeluarkan pembeli merek itu akan cepat kembali. Sebab dalam sistem ini, semuanya telah ada hitungannya seacara raisonal. Oleh karena itulah, jika Anda mengembangkan bisnis ke depan, maka cara yang paling cepat dan menguntungkan adalah model frainchise.

By purdie chandra

Apa Yang Bisa Kita Pelajari dari Mereka

Gajah mati meninggalkan gading, macam mati meninggalkan belang, pengusaha mati? Mestinya meninggalkan nama besar dan sukses bisnis. Nah, berbeda dengan belajar di sekolah umumnya, mencontek itu dilarang dan ada hukuman bagi pelakunya. Tapi dalam sekolah menjadi pengusaha, mencontek bisnis orang lain boleh-boleh saja, tak jarang ide bisnis baru muncul dan improvisasi dari bisnis lain yang lebih dulu ada. Jadi, menjadi pengusaha dengan mencontek bisnis orang lain itu sah-sah saja!

Pada bagian ini ada beberapa sosok pengusaha atau model bisnis atau juga trik pemasaran yang menarik untuk dipertimbangkan sebagai bahan contekan dan mungkin bisa menginpirasi anda menciptakan bisnis baru yang cerdas dan lebih menarik dari yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, gaya Tensia, dimana lewat perusahaan Tensia ide produk bisnis cemerlang, jangan berhenti tak bisa produksi karena belum punya pabriknya, kita bisa minta si Tensi membuatkan atas nama perusahaan kita. Akhirnya, ibarat tukang jahit, Tensia bisa membuat beragam kaos atau kemeja dengan banyak desain dari berbagai merek. Ini sekaligus menginpirasi saya, kalau kita bisa membuat bisnis dengan gaya BOPOL alias modal Berani Optimis Pabrik Orang Lain!

Bisa pula kita belajar pengalaman Hotel Marcopolo di Jakarta dalam membangun citra positifnya buat para konsumen dari hal hal sepele: seluruh karyawan di semua lini dilarang menerima tip dari tamu. Gahkan saya pernah member bellboy, sekedar bakpia oleh-oleh makanan khas Yogja, pun ditolak dengan halus. Bayangkan, tak hanya No Tipping tapi juga No Bakpia! Pelayanan yang bagus dan sikap bersih para karyawannya membuat citra Hotel Marcopolo di terima positif oleh para tamu, akibatnya, tingkat hunian hotel berbintang ini stabil , rata-rata 90%!

Memang tak semua pengusaha itu ingin bisnisnya besar dan banyak cabang. Pak Widadi (65) pemilik warung soto Kadipiro, salah satu ikon kuliner yang wajib dicicipi kalau Anda bertandang ke Yogya, malah menulis besar-besar di warung sotonya “Tidak buka cabang di Jakarta atau Kota lainnya”. Ini sosok pengusaha yang nrimo, tak heran karena dia punya filosofi hidup, “Kamulyaning urip iku, dumunung ono tentreming ati.” Lebih jauh soal konsep dan filosofi bisnis pak Widadi bisa Anda simak di bagian ini.

By purdie chandra

Tak Suka Bisnis Besar

Anda penggemar soto? Kalau, ya, pasti Anda telah mengenal atau bahkan lelah menjadi pelanggan tetap Soto Kadipiro, yang terletak di jalan Wates Yogyakarta itu. Di restoran yang didirikan 1921 oleh Pak Karto Wijoyo (alm.), dan sejak 1975 dikelola putra sulungnya, Pak Widadi (60 tahun) sampai sekarang ini, secara terbuka memaparkan tulisan besar pada sebuah papan yang dipasang di restoran tersebut. Isinya, “Tidak buka cabang di Jakarta dan di kota lainnya.”

Menurutnya, ia sengaja tak buka cabang di kota lainnya, meski banyak pihak yang menawarinya kerjasama. Hal itu, katanya, ia ingin hidup tentram dengan bisnisnya sekarang.

Selain itu, ia ingin tetap memegang teguh nasihat orang tuanya, yaitu untuk selalu hidup sederhana, ulet, sabar, jujur, dan bisnis, dan nrimo dengan apa yang diperolehnya sekarang. Maka tak mengherankan, filosofinya berbunyi, “Kamulyaning urip iku, dumunung ono tentreme ati.” artinya, sesungguhnya kebahagian orang hidup itu hanya pada ketentraman hati.

Saya kira, tak sedikit pengusaha atau entrepreneurkita yang justru lebih senang bisnisnya tidak terlalu besar, seperti Pak Widadi dengan Soto Kadipiro-nya. Artinya, dia sama sekali tak suka kalau bisnisnya jadi besar. Karena, dia merasa bisa menikmati asyiknya berbisnis dan merasa tentram. Dan sebenarnya masih banyak contoh pengusaha kita lainnya yang seperti itu.

Contoh ini justru menarik bagi saya. Dan, setelah saya kaji lebih jauh, ternyata sikap mereka tak suka bisnis besar, karena Pertama, mereka masih ada perasaan takut kehilangan suasana kekeluargaan.

Jadi, mereka itu sudah terlanjur kental dengan suasana kekeluargaan seperti itu, apalagi di awal-awal tahun pengembangan bisnisnya. Di mana, dia tahu potensi setiap karyawannya. Bisa bekerja langsung dengan mereka, dan bahkan bisa mengatur operasional kegiatan bisnisnya. Sebab, jika bisnisnya berkembang besar, tentu suasana seperti itu akan berubah. Dia tak lagi bisa langsung bekerja dengan karyawanya. Dan, tentu saja hal ini akan menyulitkan untuk mempertahankan suasana kekeluargaan.

Kedua, mereka lebih senang dengan posisinya sekarang. Bila tetap memegang kendali bisnisnya dan tanpa adanya delegasi. Ketiga, karena mereka lebih senang pada upaya pemberdayaan sumber daya manusianya atau karyawannya, dan bukan pada control.

Tipe pengusaha seperti ini biasanya visinya sederhana. Dan misinya lebih aspek kekeluargaan. Sebab, baginya aspek kesejahteraan yang diinginkannya, dan hal itu bisa dirainya tanpa harus lebih dulu menunggu bisnisnya besar. Sehingga, tidak mengherankan sosok pengusaha seperti ini lebih condong suka memelihara pasar lama, yang dia jadikan sebagai bagian dari sifat kekeluargaan.

Oleh karena itu, agar bisnisnya tetap seperti sekarang, mereka biasanya tak ada keinginan membuka cabang di luar kota, seperti Soto Kadipiro tersebut. Dengan begitu otomatis mengurangi pelanggannya, dan jam operasionalnya. Soto Kadipiro hanya buka pukul 08.00 sampai 14.00 WIB.

Rupanya orang seperti Pak Widadi termasuk orang yang percaya pada Craig J. Cantoni, seorang pakar entrepreneur yang berpendapat, bahwa, “Bisnis besar hanya akan mengurung kita dalam kotak-kotak organisasi sempit dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk kita bisa berekreasi dan meraih kesenangan.”

By purdie chandra

Memulai Bisnis Tanpa Uang Tunai

Mungkinkah kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Saya kira itu mungkin saja. Mengapa tidak! Jika kita mampu mengoptimalkan pemikiran kita, maka banyak jalan yang bisa ditempuh dalam menghadapi masalah permodalan untuk kita memulai bisnis. Cuma masalahnya, dari mana duit itu berasal? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.

Memang, kebanyakan kita selalu mengeluhkan ketiadaan modal uang sebagai alasan mengapa kita “enggan” berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah uang, tetapi modal non-fisik, yakni berupa motivasi dan keberanian memulai yang menggebu-gebu.

Saya yakin, jika hal itu bisa terpenuhi, maka mencari modal uang bukanlah persoalan yang tidak mungkin, mesti secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara kita telah tahu, bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita tidak menundanya untuk memulai berbisnis.

Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber permodalan. Seperti uang tabungan, uang pesangon, pinjam di bank, dan di koperasi atau dari lembaga keuangan, atau dari pihak lainnya. Namun, jika kita ternyata tidak memikili uang tabungan, uang pesangon, atau katakanlah belum ada keberanian untuk meminjam uang ke bank atau koperasi, saya kira kita juga tidak terlalu risau. Karena ada cara untuk kita memulai bisnis, mesti kita tidak memiliki uang tunai sekalipun.

Contohnya, kita bisa menjadi seorang pelantara. Misalnya, menjadi pelantara jual bile rumah, jual motor dan lain-lain. Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan atau dari cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa melakukannya.

Kita bisa juga membuat usaha dengan cara konsumen melakukan pembayaran dimuka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis di mana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita itumau membayar atau mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun produk, itu terjadi. Misalnya bisa dilakukan pada bisnis jasa, seperti industri jasa pendidikan. Di mana, siswa diwajibkan membayar dulu di depan sebelum proses pendidikannya itu terjadi.

Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan barang pada kita, namun sebelum barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen memberikan uang muka dulu. Artinya, ini sama saja kita telah diberi modal oleh konsumen.

Masih ada cara lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai. Contohnya, menggunakan sistem bagi hasil. Biasanya, cara bisnis model ini banyak diterapkan pada Rumah Makan Padang. Di mana kita sebagai orang yang memiliki keahlian memasak, sementara patner bisnis kita sebagai pemilik modal uang.

Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi sesuai kesepakatan bersama. Atau kita mungkin ingin cara lain? Tentu masih ada. Contohnya, kita bisa melakukannya dengan sistem barter dengan pemasok, dan kita pun jika memiliki keahlian tertentu, mengapa tidak saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa saja dengan cara kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk pembayarannya bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada konsumen. Tentu, masih banyak cara lain untuk kita memulai bisnis tanpa uang tunai.

Oleh karena itu, menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut dipandang rendah, bila ternyata kita memang tidak memiliki uang tunai namun berhasrat untuk memulai bisnis. Saya yakin dengan kita memiliki kemauan besar menjadi seorang wirausahawan atau entrepreneur, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai bisnis. Nyatanya, tidak sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski saat memulai bisnisnya dulu tanpa memiliki uang tunai.

Itu menunjukan bahwa tidak benar kalo ada yang mengatakan: “Tak mungkin kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai”. Kuncinya sebetulnya terletak pada motivasi dan keberanian kita memulai bisnis yang mengebu-gebu. Hanya saja, untuk cepat meraih sukses, apalagi tanpa memiliki uang tunai, itu tidak semudah seperti kita membalikan telapak tangan. Semuanya membutuhkan perjuangan.

By Purdie Chandra