Sabtu, 23 April 2011

Harga Bersinar Terang, EMAS Kian Disayang (2)

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir juga yakin harga EMAS dunia hingga akhir tahun 2011 bakal bertengger di US$ 1.500 per ons troi. Pemicunya adalah sentiment pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) akibat kebijakan pembelian obligasi Pemerintah AS oleh bank sentral disana (The Federal Reserve).

Data ekonomi AS memang membaik sejak awal tahun ini. Namun, data itu belum cukup menggambarkan situasi pemulihan ekonomi AS. Pasalnya, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam saat ini mencapai 9%. Padahal, tingkat pengangguran normal di Negara-negara maju semestinya 5%.

Di sisi lain, tingkat pertumbuhan ekonomi AS juga turun dari 35% mejadi 2,8%. Kondisi tersebut memperkuat sinyal bahwa tenaga pendorong pemulihan ekonomi AS tidak begitu mumpuni.

Faktor lain yang menyebabkan harga EMAS akan kian mempesona adalah lonjakan harga minyak. Jika harga minyak dunia terus meningkat, ongkos pemulihan ekonomi di AS dan seluruh dunia juga akan akan bertambah. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi melambat.

Nah, saat Bank Sentral Amerika merasa pertumbuhan ekonomi di dalam negeri terancam, mereka akan terus membeli surat utang. “Selama itu pula dollar AS akan terus melemah dan harga EMAS semakin menanjak,” terang Zulfirman.

Krisis utang Eropa juga menjadi pemicu kenaikan harga EMAS. Senin pekan lalu (7/3), Moody’s Investor Service memangkas peringkat utang Yunani. Berselang tiga hari kemudian (10/3), giliran peringkat utang Spanyol yang dipangkas oleh lembaga pemeringkat internasional tersebut.

Menurut Zulfirman selama Eropa masih di bawah bayang-banyang krisis ekonomi, investor di Benua Biru itu akan terus memborong EMAS sebagai alat lindung nilai (hedging).

Ancaman inflasi global juga menjadi penyebab kenaikan harga EMAS. Organisasi pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni Food and Agriculture Organization (FAO), mencatat indeks harga makanan dunia saat ini berada dalam posisi tertinggi. Hal ini mencerminkan tekanan inflasi global yang meingkat. Kalau ditelisik, hampir semua harga komoditas sudah mendekati harga rekor tertingginya. Mulai dari minyak sawit, jagung, beras, sampai kapas.

Singkatnya, tren harga EMAS sampai akhir tahun ini akan tetap menanjak (bullish). Syaratnya, Bank Sentral utama dunia tidak menaikan suku bunga secara signifikan untuk meredam laju inflasi.

The Fed sendiri tidak menunjukan tanda-tanda akan menaikan suku bunga karena dapat mempengaruhi upayanya memulihkan kondisi ekonomi di dalam negeri Amerika. Sedangkan tiga petinggi bank sentral Inggris sempat mengumumkan akan menaikan suku bunga. Namun, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2010 yang minus 0,6% di Inggris, menjadi penghalang penerapan kebijakan itu.

Berdasarkan faktor-faktor itu, menurut Zulfirman, harga EMAS sebesar US$ 1.500 per ons troi terlampaui. “Level support US$ 1.400 per ons troi adalah level support dalam jangka pendek,” imbuh dia.

POTENSI UNTUNG BESAR
Jika harga kontrak emas di pasar dunia diproyeksikan bisa mencapai US$ 1.600 per ons troi, bagaimana dengan harga EMAS di dalam negeri yang bernominal rupiah? Pasalnya, harga emas batangan di dalam negeri sangat bergantung pada nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Contohnya, dengan kurs Rp. 8.800 per dollar AS, maka harga emas senilai US$ 1.600 per ons troi setara Rp 504.180 per gram. Jumlah tersebut didapat dengan mengalikan US$ 1.600 per ons troi dan kurs rupiah. Kemudian, dibagi dengan 31,1 (1 ons troi = 31,1 gram).

Padahal, jika mengacu kepada harga EMAS batangan di Logam Mulia pada perdagangan Jum’at pekan lalu (11/3), harganya masih Rp 407.000 per gram. Jadi, dengan hitung-hitungan kasar masih ada potensi kenaikan harga hingga 23,88%.

Melihat potensi keuntungan yang cukup menggiurkan ini, Ibrahim pun merekomendasikan: beli emas saat ini.

Dia memperkirakan, nilai tukar rupiah bakal stabil di level Rp. 9.000 per dollar AS. Meski nilai tukar rupiah semakin melemah, di dalam rupiah, harga emas batangan di dalam negeri justru akan naik. Dus, potensi keuangan yang diperoleh investor bakal semakin berlipat.

Iming-iming potensi keuntungan itulah yang mendorong masyarakat membeli emas. Modal pas-pasan bukan menjadi halangan. Mereka bisa mencari emas berbobot mini sebagai sarana investasi atau sekedar menjaga harta kekayaannya dari ancaman inflasi.

Luqman Setiawan, pedagang emas online yang memanfatkan situs Kaskus.us, bercerita, banyak konsumennya yang mengincar emas batangan ukuran 5 gram hingga 10 gram. Meski ada juga yang memesan ukuran 25 gram hingga 50 gram, jumlanya tidak banyak.

Karena pesanan terus bertambah, Luqman tidak berani menjamin barang yang dipesan pelanggan bisa selalu terpenuhi. “Untuk ukuran yang kecil, saya sudah inden lama sekali, sekitar dua bulan, tetapi barang itu sulit diperoleh, “ keluhnya.

Luqman mengaku memesan sendiri emas barang dagannya ke Logam Mulia. Namun saying, meski sudah memesan sejak 15 januari lalu, barang yang dipesan tak kunjung tersedia.

Akhirnya, Luqman rela melepas koleksi emas miliknya yang tersedia dalam kepingan kecil kepada para konsumen. Koleksi itu adalah cadangan emas batangan yang telah dikumpulkannya sejak tahun 2008.

Penggadaian Syariah juga mengalami kondisi serupa. Menurut pengakuan Suhardjo, General Manager Unit Layanan Gadai Syariah Penggadaian Syariah, emas yang terjual di tempatnya mencapai 40 kilogram hingga 50 kilogram setiap bulan. Padahal, pada waktu normal, penjualannya tidak lebih dari 30 kilogram tiap bulan.

Suhardjo menambahkan, kebanyakan pelanggan Penggadaian Syariah adalah investor ritel. “Hampir 50% lebih pembeli emas di sini mencari emas pecahan 5 gram, 10 gram, dan 25 gram,” imbuh dia.

Nah, untuk menjaga stok barang yang ada di Pegadaian Syariah, setiap kali ada emas yang laku terjual, Suhardjo akan segera memesan ke Logam Mulia. Biasanya, pesanan baru dating selang satu minggu setelah pesanan itu diajukan.

Melihat kondisi ini, Budi menyimpulkan, masyarakat sudah semakin bijak dalam memilih investasi. Dengan diversifikasi dalam bentuk emas, keuntungan investasi tetap terjaga dari ancaman inflasi.

Sumber Tabloid KONTAN
By Rully

Tidak ada komentar:

Posting Komentar