sebagai sesama saudara, ada beberapa hal yang perlu saya luruskan nih:
1. belum ada study yang menyebutkan Turki lebih sukses sistem
keuangannya dibanding Indonesia, bahkan Turki yang notabene zona Eropa
terancam dengan krisis lanjutan dari negara2 yang lazim disebut PIGS
(Portugal, Italy, Greece, dan Spain)
2. Nilai rupiah kita adalah salah satu mata uang yang paling stabil di
Asia, bahkan nilainya menguat terus, sehingga BI perlu intervensi
untuk menjaga kestabilan nilai rupiah.
3. nominal 1.000 tidak pernah digantikan oleh nominal 2.000.
kembali ke topik, sepertinya perlu dijelaskan mengenai perbedaan
sanering dan redenominasi:
- sanering: uang 5000 jadi 5, tapi naik ojek tetep 5000
- redenominasi: uang 5000 jadi 5, naik ojek harganya 5.. misal
kekayaan 100M jadi 100juta, tapi harga emas juga dari 300.000 jadi 300
--> secara nominal berubah, tapi value-nya tetap
tahapan yang akan dilakukan, merujuk pada redenominasi yang dilakukan
Turki, sepertinya akan seperti ini (saya sendiri belum yakin apakah
akan diterapkan di Indonesia):
bank sentral akan mengeluarkan NIDR (New Indonesian Rupah) dengan
nilai: 1NIDR=1000IDR
lambat laun, IDR akan ditarik dari peredaran, dan sedikit2 akan
digantikan oleh NIDR.
jika IDR sidah terserap semuanya, maka tahap selanjutnya adalah
mengganti NIDR ke mata uang sebelumnya, IDR.
saat ini isu redenominasi masih dikaji apakah perlu atau tidak,
bagaimana cost and benefit analysis, dampak sosial dan politik, dll.
Salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar