Beberapa tips membangun suasana sukacita bagi anak-anak selama kehadiran
bulan suciMengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh
bukan pekerjaan yang mudah. Keberhasilan yang kita semua harapkan memerlukan
persiapan sejak jauh hari. Berikut ini akan diuraikan beberapa kiat yang
bisa dilakukan orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi
putra-putrinya selama bulan Ramadhan.
Prolog Ramadhan
Anak-anak selalu terpesona oleh cerita. Karenanya, jauh sebelum Ramadhan
datang, ayah dan ibu yang rajin akan mengumpulkan kisah-kisah menarik
seputar Ramadhan. Pilihkanlah kisah-kisah sahabat dan perjuangan Rasulullah
yang berhasil di bulan Ramadhan. Bisa juga cerita-cerita lain yang
berhubungan dengan Ramadhan maupun puasa. Kisah-kisah semacam itu bisa
dikumpulkan baik dari buku-buku, dari dongeng masa lalu, bisa juga kita
karang sendiri. Mengapa tidak, kan? Pengalaman-pengalaman masa kecil orang
tua pun akan sangat menyenangkan bagi anak-anak jika dikisahkan satu atau
dua pekan sebelum datangnya Ramadhan. Jadi mood Ramadhan sudah terasa di
rumah kita menjelang bulan suci itu datang.
Suasana baru yang istimewa
Mood Ramadhan juga bisa diantarkan dengan perubahan fisik penampilan rumah.
Berubahnya penampilan ruangan maupun kamar bisa memberi citra khusus di hati
anak tentang bulan mulia ini. Niat ayah untuk mengganti warna cat rumah,
mengapa tidak mengambil momen Ramadhan ini? Ini akan sangat bermanfaat untuk
menambah kegembiraan Idul Fitri nantinya. Apalagi, dengan melakukannya
sebelum bulan suci, kita akan terhindar dari terganggunya kekhusyukan ibadah
yang lebih banyak lagi selama sebulan itu.
Menghias kamar anak dengan suasana khusus selama Ramadhan, juga satu ide
yang akan menambah motivasi anak untuk belajar berpuasa. Menyulap suasana
kamar mereka menjadi layaknya sebuah ruang pesta dengan hiasan kertas
warna-warni di langit-langit kamar, hiasan dinding aneka bentuk dan rupa,
bahkan juga balon, bisa anda dapatkan di toko atau bahkan anda buat sendiri
bersama mereka. Bagaimana dengan hiasan dinding buatan ibu yang bertuliskan
hadis atau motto dan semboyan yang membangkitkan semangat mereka untuk
bertahan menahan lapar? Apalagi jika hiasan tersebut mereka buat dengan
tangan mereka sendiri, maknanya akan lebih lekat di hati anak, bukan?
Siapkan jadwal khusus
Perubahan jadual hidup sehari-hari di bulan Ramadhan juga memerlukan
persiapan, agar tidak mengagetkan. Membiasakan anak bangun sahur, misalnya,
bukan hal yang ringan. Orang tua perlu merancang cara khusus dan istimewa
untuk membuat anak mau membuka mata dengan gembira. Menyediakan minuman
serta snack khusus kegemaran anak yang jarang didapatnya di luar bulan
Ramadhan, bisa dijadikan salah satu trik. Menu sahur yang istimewa? Sesuai
dengan selera anak? Atau dengan menyetel lagu-lagu kegemaran mereka, atau
mencarikan acara anak khusus bangun sahur di televisi?
Membiasakan anak melakukan shalat tarawih berjamaah di masjid, bisa
menjadikannya sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Tadarrus al-Qur'an dan
mabit (menginap) di mushalla untuk itikaf, mengikuti pesantren Ramadhan,
ikut berkeliling kampung membangunkan orang untuk makan sahur, semuanya akan
sangat menarik karena hanya ada dalam bulan Ramadhan.
Gembirakan ibadahnya
Jangan sekali-kali memaksa anak untuk berpuasa atau pun melakukan ibadah
lain jika mereka enggan melakukannya. Yang bisa dilakukan orang tua adalah
mengkondisikan lingkungan bermain dan kehidupan sehari-hari si anak dengan
menyenangkan sehingga anak akan tertarik untuk mulai turut mencoba. Misalnya
dengan mengundang kawan-kawan dekatnya untuk bersama-sama berbuka puasa di
rumah. Bisa juga sahur bersama, dengan menginap di rumah.
Perasaan senang tanpa tekanan dalam beribadah sangat penting bagi anak-anak.
Jika ibadah merupakan paksaan, di benaknya akan tersimpan secara tak sadar,
bahwa ibadah identik dengan tekanan.
Kreatiflah
Meski Idul Fitri masih jauh, bagus juga mendorong anak-anak untuk berkreasi
menyambut hari kemenangan itu. Bisa dengan membuat kartu-kartu ucapan yang
indah, atau mengajak mereka mengatur rumah agar lebih terasa nyaman untuk
menerima tamu-tamu
Untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari rasa lapar, juga bisa menggunakan
berbagai jenis permainan. Buku-buku yang berisi permainan yang bisa kita
rancang sendiri banyak tersedia di toko buku. Jenis-jenis kerajinan tangan
pun bukan main banyaknya. Dengan bahan kertas aneka jenis dan aneka warna,
dengan kain, dengan pelepah pisang, daun, ranting hingga biji. Dengan monte,
manik-manik, atau sekedar spidol dan pensil warna. Segala sesuatu bisa
digunting, dirobek, dibakar, dilem atau dibentuk menjadi sebuah hasil karya
menarik. Kegiatan istimewa lainnya selain bermain juga bisa dirancang sejak
dini. Misalnya memasak kue-kue ringan untuk dibawa berkunjung ke panti
asuhan, atau untuk berbuka puasa di rumah, berkebun dan banyak lagi. Sejak
di jaman kehidupan Rasulullah saw, para sahabat muslimah telah merancang
kreativitas bagi putra-putrinya, khusus untuk menggembirakan hati mereka
agar melupakan waktu yang terasa berjalan lambat selama berpuasa. Hal ini
nampak dalam sebuah kisah, ketika Rasulullah Saw mengutus seseorang pada
hari Asyura ke perkampungan orang-orang Anshar dan berkata, " Siapa yang
pagi ini berpuasa hendaklah ia berpuasa dan menyempurnakan puasanya. Maka
kamipun menyempurnakan puasa hari itu dan kami mengajak anak-anak kami
berpuasa. Mereka kami ajak ke masjid, lalu kami beri mereka mainan dari
benang sutra. Jika mereka menangis minta makan kami berikan mainan itu.
sampai datang waktu berbuka." (HR Bukhari-Muslim)
Waspadai saat-saat Kritis
Ada saat di mana biasanya anak begitu bergairah untuk berpuasa dan melakukan
ibadah lain dalam bulan Ramadhan. Biasanya ini terjadi di awal-awal bulan
Ramadhan. Tetapi menjelang pertengahan bulan, anak mungkin sudah merasa
lelah, sehingga enggan berpuasa. Orang tua yang bijaksana
harusmengantisipasi saat-saat kritis ini justru dengan memberikan kegiatan
dan kreativitas yang paling menarik bagi anak. Berhati-hati pula dengan
saat-saat usai Ashar setiap harinya. Di sore hari seperti ini anak mungkin
merasa sangat lapar, lelah, dan jemu menunggu. Di saat-saat ini mereka
sangat membutuhkan perhatian dan dorongan dari ayah dan ibunya. Jangan hanya
sibuk menyiapkan buka puasa sehingga menelantarkan mereka. Justeru di
saat-saat inilah ayah ibu perlu mengajak anak untuk melakukan berbagai jenis
kegiatan yang tidak membutuhkan bayak kekuatan fisik.
Nah, mari kita buat rencana Ramadhan yang rapi untuk putra-putri kita dari
hari ke hari, agar bulan suci dan mulia merupakan bulan yang penuh
kegembiraan bagi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar