Kamis, 22 Desember 2011

Kunci Kemandirian Itu Adalah Karakter

Solo, 24/06/2011. Mandiri itu akan membuat hidup lebih tenang dan bahagia tanpa merasa ketergantungan dengan orang lain. Ini berlaku buat orang per orang. lembaga, organisasi maupun negara. Dan kunci kemandirian itu adalah sumber daya manusia yang memiliki karakter unggul. Sebuah negara tidak akan pernah menjadi negara mandiri jika manusia-manusia di dalamnya berkarakter buruk. “ Maka jika Indonesia ingin menjadi negara yang mandiri dan berprestasi yang harus dibangun pertama kali adalah sumber daya manusia yang berkarakter unggul,” kata KH. Syukri Zarksyi, Pimpinan Pondok Modern Gontor, di depan peserta talkshow di arena Kongres Kebangkitan Ekonomi Indonesia (KKEI), Solo, Jawa Tengah, Jum’at siang. KH. Syukri mengatakan, Indonesia hari ini berada di peringkat 112 negara-negara dunia karena memiliki SDM yang berkualitas rendah.

Bagaimana cara membangun SDM yang berkarakter itu? KH. Syukri mengatakan dengan cara melalui pendidikan. Di dalam pendidikan mengandung beberapa aspek , yakni; pengajaran atau pembelajaran, penugasan, pengarahan, pembiasaan, pelatihan dan uswatun hasanan atau keteladanan. Salah satu kesulitan terbesar kita membangun karakter bangsa sat ini, kata KH. Syukri. Adalah sedikitnya keteladanan dari para pemimpin. “Bagaimana dan apa yang akan dicontoh oleh anak-anak kita jika setiap hari yang ditampilkan di televisi adalah berita buruk semua,” ungkap KH. Syukri. Korupsi seolah-olah hal biasa yang hampir menjadi cara hidup sebagian pejabat. Televisi , menurut KH Syukri, hanya menyampaikan sesuatu yang orang ingin tahu tetapi tidak menyampaikan apa yang orang harus tahu. Dan hal ini akan menjadi hal yang kontraproduktif dengan semangat membangun karakter. “Bagaimana bisa kita membangun karakter jika para pemimpin sudah dicaci dan dicemooh di depan publik. Simbol-simbol negara sudah diejek-ejek, enggak bisa itu,” KH. Syukri menyesalkan.

Mendidik orang menurut KH Syukri, perlu kelenturan tetapi juga tegas dan disiplin. Disiplin harus ditegakkan dalam proses pendidikan. Tanpa pendidikan yang baik akan sulit melahirkan sumber daya manusia berkualitas. SDM yang berkarakter itu adalah mereka yang jujur, amanah, sabar, sungguh-sungguh, profesional dan kerja keras. Kerja keras, ungkap KH. Syukri memang belum tentu berhasil, tetapi ada hal lain yang berubah dalam diri seorang yang bekerja keras, yakni kemampuan diri yang meningkat, ilmu yang bertambah, kesabaran yang terasah, kekuatan berfikir dan lain-lain.

Bagaimana kekuatan sebuah kemandirian? KH. Syukri memberi contoh pesanteren Gontor yang dipimpinnya saat ini. Santri yang belajar di Gontor ada 4.700 santri yang sedang belajar. Para santri tidak boleh jajan atau belanja ke luar pondok. Untuk jajan santri pihak pondok bekerja sama dengan warga sekitar. Dari jajan ini pondok mendapat keuntungan 30 jt/ bulan. Untuk kebutuhan beras pondok membangun penggilingan sendiri karena pondok membutuhkan 6 ton beras per hari. Pondok juga membangun toko bangunan yang dapat meraih laba sebesar Rp. 500 juta per tahun. Percetakan memperoleh 1 miliar per tahun. “Hari ini ada 18.000 santri yang mondok di Gontor di 16 cabang Gontor di seluruh Indonesia. Semua kebutuhan dipenuhi sendiri. Gontor itu disebut modern bukan karena pelajarannya tetapi pengelolaannya yang fokus pada pembangunan karakter para santri, “ ungkap KH. Syukri.

“Ada yang bilang, kalau sudah begitu enak dong kiyainya tinggal ambil saja kalau perlu uang. Tidak, saya tidak pernah mengambil uang dari hasil pondok. Prinsipnya kemandirian, kyai punya usaha sendiri di luar usaha yang dimiliki pondok. Saya ini khan ngurus pondok, ngurus agamanya Allah maka urusan saya Allah yang akan mengurusinya,” kata KH. Syukri disambut tepuk tangan para hadirin. KH. Syukri menjelaskan bahwa apa yang diajarkan kepada para santri adalah kemandirian. Mandiri yang bisa membangun kemadirian, Berjuang yang bisa memperjuangakan, Hidup yang bisa menghhidupi.

Usai memberikan ceramahnya, KH Syukri bersama Presiden IIBF, Heppy Trenggono berkeliling ke semua stand ekspo di sekitar arena kongres. “Kapan kita adakan acara seperti ini di Gontor , Pak Heppy?” tanyanya. “Segera Kyai, setelah lebaran insya Allah kita akan wujudkan di Gontor,” jawab Heppy. Kepada Heppy Trenggono KH. Syukri minta berbicara di depan para santri dan Asatiz pondok Gontor untuk menjelaskan tentang Gerakan Beli Indonesia. Setelah berisitirahat sejenak KH Syukri dan rombongan berlalu menuju ke LP Surakarta untuk memberi khutbah Jum’at untuk para narapida di lembaga pemasyarakatan itu. Usai sholat rombongan balik kembali ke Gontor , Ponorogo, Jawa Timur. (AA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar