Senin, 14 Desember 2009

Anakku, Jangan Tinggalkan Aku

Beberapa klien saya adalah orang yang kaya raya. Memiliki banyak rumah

strategis di beberapa kota besar. Menggunakan mobil sesuai dengan warna baju

yang dikenakan. Punya deposito yang bisa digunakan oleh tujuh turunan. Namun

beberapa diantaranya pernah bercerita kepada saya: ”Mas Jamil, saya memiliki

banyak uang melebih dari yang saya butuhkan. Banyak orang yang mengagumi saya.

Tetapi saya sangat tidak bahagia.” Saya bertanya, mengapa ia tidak bahagia.

”Karena saya kehilangan keluarga saya. Istri bertahan hanya karena harta yang

saya miliki, saya tak mendapatkan cinta suci dan tulus darinya. Anak-anak tidak

mengenal saya dan sayapun tidak mengenal secara dalam anak-anak saya… saya

merasa sia-sia membangun kerajaan bisnis, hidup saya terasa hancur.

Saran saya letakkan keluarga Anda menjadi prioritas dalam hidup Anda.

Keluarga itu penting. Apalah artinya meraih segala keinginan, tetapi Anda

sendirian? Jangan abaikan momentum penting dalam kehidupan keluarga Anda.

Anak-anak tumbuh dengan sangat cepat. Tak terasa, tahu-tahu mereka sudah tiada,

menjalani hidup mereka sendiri. Rasanya baru satu dua tahun yang lalu saya

berenang dengan Nadhira dan Asa di Pantai Carita, anak pertama dan kedua saya.

Sekarang Nadhira telah kuliah di Bandung sedangkan Asa tinggal di asrama Sekolah

Menengah Atasnya, hanya Sabtu dan Ahad saya bisa berjumpa dengan dia.

Bermain pukul-pukulan bantal dengan Izan rasanya belum satu bulan, namun kini

ia sibuk bermain pukul-pukulan dengan para pemain di Play Stationnya. Tak

terasa, ia sudah kelas enam dan sebentar lagi remaja. Hana, rasanya baru

kemaren saya berlari mengejarnya untuk menyuapi makanan ke dalam mulutnya. Kini

ia telah berusia 10 tahun dan bisa pergi sendiri ke restoran cepat saji. Saya

tak perlu mengejarnya lagi. Rasanya baru beberapa bulan saya menunggu si bungsu

Izul lahir dan menemaninya di rumah sakit Harapan Kita Jakarta. Sekarang, anak

yang murah senyum itu telah berumur enam tahun dan menghabiskan banyak waktunya

untuk bermain sepeda dengan teman sebayanya.

Pasti perasaan Anda sama dengan saya, ada sedikit rasa sedih melihat

anak-anak tumbuh begitu cepat. Belum terlambat, kita masih dapat mencurahkan

perhatian kepada mereka dan meluangkan waktu untuk mereka. Setidaknya ada

beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mereka.

Pertama, membantu menemukan kekuatan yang ada pada diri anak

kita. Setiap anak lahir dengan membawa bakat masing-masing. Bakat ini

non heridity, tidak menurun. Dalam pelajaran Biologi kita pernah belajar bahwa

Fenotip (yang tampak pada kita) adalah gabungan antara bakat dan tempaan

lingkungan. Sebagai orang tua kita harus membantu menemukan bakat yang telah

dibawa sejak lahir oleh anak kita. Dan orang tua yang baik akan mendidik dan

mencarikan lingkungan untuk anaknya sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Kedua, memberi teladan. Cara terbaik untuk

mempengaruhi anak-anak Anda adalah dengan melakukan apa yang Anda katakan.

Jalankanlah perilaku yang Anda ingin mereka jalankan. Jangan Anda meminta anak

belajar tetapi Anda sendiri sibuk menjelajah dunia maya dan tak pernah terlihat

belajar oleh putra-putri Anda. Jangan mengajarkan anak untuk rajin ibadah

sementara Anda sibuk menonton televisi ketika panggilan ibadah tiba. Anak akan

melakukan apa yang Anda kerjakan bukan apa yang Anda katakan.

Ketiga, kembangkan mereka. Ingat, didiklah anak

Anda sesuai dengan zamannya. Untuk itu, Anda tidak hanya berperan sebagai orang

tua belaka melainkan mengembangkan pikiran, hati dan jiwa mereka. Ikutkanlah

mereka pada kegiatan, acara, lomba atau pelatihan yang dibutuhkan mereka.

Bawalah mereka ke tempat-tempat yang dikagumi dunia. Kenalkanlah mereka dengan

sahabat-sahabat Anda yang hebat. Ajaklah mereka ke tempat ibadah dan ajarilah

bagaimana agar semakin dicintai Sang Pencipta. Perkenalkanlah kepada anak pada

apa yang mungkin dilakukan. Dukunglah mereka untuk menjadi orang yang memberi

manfaat buat dunia sesuai bakat dan zamannya.

Jangan biarkan anak tumbuh tanpa sentuhan Anda. Sesibuk apapun Anda, luangkan

waktu untuk mereka. Sebab bila Anda melupakan mereka ditengah kesibukan Anda,

kelak Andapun akan dilupakan tatkala mereka sibuk menjalani kehidupan barunya.

Saya yakin, Anda akan merasa bahagia bila saat tua nanti ketika putra-putri Anda

sibuk dan mereka masih sempat berkirim SMS atau E-mail: ”Bapak/Ibu, saya

menjalani hidup yang indah dan penuh gairah. Terima kasih engkau telah menjadi

orang tua yang hebat buat kami. Engkaulah yang menjadikan hidup kami bahagia

penuh makna” Sungguh, hidup yang indah bukan?

Semoga Bermanfaat, bila ingin tulisan lain silahkan kunjungi http://jamil. niriah.com

Salam SuksesMulia, Jamil Azzaini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar