Senin, 14 Desember 2009

"Cinta di Rumah Hasan Al Banna" - Bagian 1

Anggapan tentang pendidikan anak hanya tanggung jawab seorang ibu masih berkembang di masyarakat, memang tak ada yang menafikkan peran2 besar yang ada di tangan seorang ibu bagi masa depan anak2nya.bagaimanapun ibu mempunyai pengaruh pada perkembangan kepribadian anak,sehingga mereka bisa merasakan kenyamanan,keteduhan,dan kepercayaan diri yang kuat menjalani hidupnya,lalu bagaimanakah peran seorang ayah...???

Nah...tulisan ini akan membuka sedikit demi sedikit lembar kehidupan seorang ayah dalam pembinaan keluarganya.sebuah kisah yang diambil dari sejumlah wawancara beberapa media terhadap anak2nya,yg mengurai pengalaman dan kenangan mereka saat ayah mereka hidup. yang sehari2 begitu padat dengan aktifitas di luar rumah.dialah Imam Syahid Hasan Al Banna,Semoga Allah SWT merahmatinya..

Mari Bertamu Kerumah Hasan Albanna...

Albanna rahimahullah dirumahnya a/ seorang ayah yg kebaikannya begitu mengesankan anggota keluarga,ia memberi contoh yang agung dalam penunaian misi seorang ayah yang berhasil..beliau dikarunia 6 orang anak (wafa,ahmad saiful islam,Dr.Tsana,Ir.Roja',Dr.Halah,Dr.Istisyhad)

Praktek Tarbiyah Hasan Albanna...

1. Makan Bersama yang menjadi prioritas..
Imam Hasan Albanna mempunyai catatan memukau dalam sejarah kehidupan dakwahnya,beliau telah berhasil membentuk sebuah gerakan dakwah "Ikhwanul Muslimin" hanya 6 Bulan,membentuk sayap Al ikhwan di 20 negara,dan membentuk 2 ribu cabang.Tapi ternyata beliau masih mampu menyempatkan waktu untuk makan bersama anak2nya di rumah,saat2 ini merupakan waktu yang prioritas bagi beliau.ayo..siapakah diantara para juru dakwah yang merasa tidak punya waktu lagi hanya sekedar makan bersama anak2 di rumah??

2. Tak ada suara keras di Rumah kami..
Tsana Bercerita,"Kami tidak pernah merasakan adanya beban kegiatan yang dirasakan ayah selama di rumah.Misalnya saja kami tidak melihatnya seperti kebanyakan orang yang kerap berteriak atau bersuara keras di dalam rumah dan semacamnya sebagai akibat dari tekanan mental dan fisik setelah banyak beraktifitas di luar rumah.Jika anda baca bagaimana kehidupan ayah,engkau akan lihat bahwa semuanya berjalan sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.

3. Perhatian Hasan Albanna...
Anak adalah investasi besar untuk dakwah dan tentu saja untuk kemanusiaan secara keseluruhan.karena itu beliau melakukan perencanaan yang baik untuk semua anak2nya.Beliau menyediakan catatan untuk masing2 anaknya didalam map yang berisikan detail sejarah dan tanggal kelahiran,nomor kelahiran,pola pengaturan makanan bagi si kecil,surat keterangan dokter atau resep dokter yg memeriksa anak2nya,rincian resep yg telah diberikan lengkap dg tanggal kelahirannya,ijazah dan raport anak2nya.sangat sangat teratur sekali,hampir tak ada tumpang tindih dalam dokumennya.
beliau juga mempunyai kebiasaan yang mungkin jarang dilakukan oleh seorang ayah,beliau biasa membawakan makan pagi ke sekolah TK anak2nya,simak perkataan salah seorang anak beliau, Ir.Roja Hasan Albanna,"Aku ingat,ayah semoga Allah merahmatinya-biasa membawakan makan pagi ke sekolah ku ketika usiaku masih 5 tahun.itu karena perhatiannya begitu besar kepadaku agar aku bisa makan pagi.ketika itu aku memang sering lupa membawa roti untuk makan pagi kesekolah atau mungkin pula makananku diambil oleh teman2 di sekolahku.ayah sangat berusaha membawakan makan pagi itu setiap hari ke sekolah meskipun kesibukannya luar biasa.tapi beliau tetap tidak melupakan kami...
Beliau juga sangat perhatian terhadap urusan rumah .beliau menulis sendiri keperluan yang dibutuhkan keluarga setiap bulannya.Puteri Al Banna,Tsana mengatakan,"Ayah mempunyai catatan sendiri tentang kebutuhan bulanan rumah kami.sampai terkait sejumlah bahan makanan yang hanya ada sewaktu2 saja sesuai musimnya,semisal kacang,zaitun,nasi dan semacamnya.juga termasuk dalam catatan kebutuhan ayah.ayah memantau baik kapan musim2nya tiba dan membelinya untuk kami dirumah.itu karena ayah tahu, ibu sangat sibuk mengurus rumah."

4. Menasehati tidak secara langsung
Orang tua memang tidak dianjurkan untuk tidak segera memberi pemecahan langsung terhadap persoalan yang dihadapi anak.itu menjadi salah satu pola pendidikan agar anak terlatih membuat keputusan sendiri,bukan karena suruhan atau tekanan dari pihak lain.Tsana mengisahkan,"ayah pernah memberi nasihat secara tidak langsung kepadaku.Aku ingat ketika saudaraku Saiful islam yang sangat suka membaca cerita komik.ketika itu ayah tidak mengatakan kepadanya,agar buku itu tidak dibaca.tapi ayah pergi dan memberinya kisah2 kemuliaan islam.sampai setelah beberapa waktu meninggalkan sendiri buku Arsin Lobin dan lenih banyak membaca buku dari Ayah.ayah suka mengarahkan kami dengan tidak secara langsung agar apa yang kami lakukan itu tumbuh dari diri kami sendiri,bukan dari perintah ataupun tekanan siapapun. (BERSAMBUNG)

Referensi buku : "Cinta di Rumah Hasan Al Banna". oleh : Muhammad Lili Nur Aulia,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar