Senin, 14 Desember 2009

"Cinta di Rumah Hasan Al Banna" - Bagian terakhir

5. Menyemai Cinta Dengan Cara Langsung
Memberikan arahan,nasihat,memerintahkan,melarang tidak menjamin kesuksesan dalam mendidik anak kecil.Bahkan umumnya,langkah seperti itu saja justru mermancing mereka menolak dan jiwa mereka sempit untuk melakukan sesuatu yg diinginkan.cara yg baik dan benar adalah dengan menanamkan nilai dalam jiwa melalui cara praktis,misalnya menuntun tangan sang anak untuk melakukan sesuatu sekaligus menjelaskan caranya dengan kecintaan dan kehati2an,serta latihan untuk menerapkannya.
Saiful Islam menceritakan,"Suatu ketika datang sekelompok Ikhwan untuk bertemu ayah.aku menerima mereka dipintu rumah dan segera bertanya,"Apakah kalian datang untuk berkunjung kepadaku atau untuk ayahku?.Lalu mereka menjawab kedatangan mereka untuk ayahku,{Baik kalau begitu biarkanlah ayah saja yang membukakan pintu untuk kalian.Aku lalu menutup pintu dihadapan mereka dan meninggalkan mereka begitu saja.setelah mereka menceritakan peristiwa itu kepada ayahku.ayah lalu datang kepadaku dan bertanya apa yang terjadi.aku menceritakan kepada ayah,tapi ayah tidak marah dan menghukumku.ayah justru menyodorkan kesepakatan yang mengejutkan.Katanya,"Saif,bagaimana bila ayah yg memuliakan tamumu?ayah yg menerima mereka,dan mempersilahkan mereka masuk kemudian memperlakukan mereka sebagaimana tamuku.lalu ketika ada tamu datang untuk berkunjung kepadaku,engkau memperlakukannya sebagaimana tamumu..."setelah itu, tercapailah kesepakatan antara kami untuk memperlakukan tamu dengan baik.dan kesepakatan itu benar2 terlaksana dg komitmen diantara kami."saat ditanya tentang usianya saat itu,saiful menjawab,"Ketika itu aku berusia 10 atau 11 tahun".

6. Ayah dan ibu kami,pasangan romantis dan harmonis..
Hubungan yang harmonis dan baik antara ayah dan ibu, mempunyai pengaruh dahsyat dalam perilaku anak.ayah dan ibu adalah figur hidup dan pengalaman nyata bagi seorang anak,yang akan kuat tertanam dalam pikiran dan jiwanya.seorang anak akan membina nilai2 hubungan yang baik itu dan akan memberi manfaat besar kala ia dewasa dan menikah.
Tsana,puteri Hasan Al BAnna menceritakan,"Pernah suatu hari ayah pulang agak malam dan ibuku sedang tidur.Ketika itulah saya bisa melihat penerapan firman Allah SWT,"Dan (Dia) menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang"..Ketika itu ayah tidak membangunkan ibu sama sekali, sampai ayah menyiapkan sendiri makannannya dan seluruh keperluannya untuk menjamu makan malam untuk para Ikhwan yang datang.Ayah kulihat masuk ke dapur dan mempersiapkan makan malam sendiri.Ayah tahu letak semua bumbu dan perabotan di dapur lalu secara bertahap ayah menyiapkan makanan,kue dan minuman untuk para ikhwan.ayah juga menyediakan roti dan menyusun meja makan sampai mereka bersantap malam bersama.
Saiful Islam menceritakan hal yang serupa.Katanya,"Jika pulang larut malam,ayah tidak pernah mengganggu seorangpun.padahal kunci rumah kami cukup panjang sehingga jika dibuka apalagi dengan serampangan,pasti akan menimbulkan bunyi,suatu malam aku belajar hingga larut malam.betapa terkejutnya aku ketika melihat ayah sudah berda di dalam rumah,padahal aku tidak pernah mendengar suara pintu terbuka.ternyata ayah membuka pintu dengan sangat hati2 dan sepelan mungkin.

7. Ayah Memberi kami hukuman
Tradisi lemah lembut dalam mengelola keluarga mempunyai bvanyak manfaat.lemah lembut akan menambah ikatan batin antara anggota keluarga dan memperkuat pertalian keluarga.
Saiful Islam menceritakan,Hukuman yang paling berat yang diberikan ayah kepada salah seorang diantara kami adalah jeweran di telinga,Suatu ketika,telingku dijewer dan ini merupakan hukuman yang paling berat yang aku rasakan.Masalahnya,suatu pagi ada kesalahan yang aku lakukan.tapi ketika siang harinya,sekitar jam 11 siang,ayah meneleponku untuk menenangkan aku dan memperbaiki hubungan kami.peristiwa itu sangat berpengaruh pada jiwaku.
Tsana mengatakan,"jarang sekali ayah menghukum kami kecuali bila ada suatu yang memang dianggap kesalahan berat atau terkait dengan pelanggaran perintahnya yang sebelumnya sudah diingatkan kepada kami.Aku mendapat hukuman 2x dari ayah,kali pertama ketika aku keluar tanpa memaki sandal dan kedua ketika aku memukul pembantu di rumah.Suatu ketika aku duduk diatas tangga dan melihat ayah datang dari kejauhan.aku segera bangun dan menghampirinya tanpa menggunakan sandal.padahal ayah sudah mempersiapkan sandal untuk bermain dan sepatu untuk kesekolah.ketika itu ayah melihatku sebentar saja,hanya sepintas.dan saat itu pula aku sadar bahwa pasti aku akan mendapatkan hukuman.aku segera kembali ke rumah.setelah para ikhwan pulang,ayah masuk keruang makan dan memanggilku.aku datang dengan langkah lambat karena takut.ayah berkata,:Duduklah di atas kursi dan angkat kedua kakimu."Ayah lalu memukulku dengan penggaris pendek.masing2 kaki dipukul 10x.tapi terus teang sebenarnya aku ingin tertawa,karena pukulannya pelan sekali sampai aku tidak merasakannya.Ayah hanya ingin membuatku mengerti bahwa aku telah melakukan kesalahan."

8. Ayah Menemani Kami saat bermain
Permainan merupakan masalah penting dalam membangun karakter anak saat kecil.Dahulu Rasulullah SAW juga biasa bermain dan bercanda dengan anak2 kecil.disanalah Beliau memberikan rentang waktu untuk mengistirahatkan jiwa.anak yg dapat kesempatan bermain dan bercanda d4engan orang tuanya akan hidup dalam suasana yang menggembirakan.jauh dari sikap kasar dan bisa tumbuh besar dengan sikap yang baik.
Tsana menceritakan, "Ayah membawakan kami sandal untuk bermain dan sepatu untuk ke sekolah,saat liburan,Ayah selalu mengajak kami berjalan,jika ayah mengajak kami,kami tidak lepas dari pantauannya.Ayah juga mengajak kami ke rumah nenek dan paman,agar kami bisa melewati liburan di rumah mereka.kami menikmati kebun2 hijau dan taman2 yang indah.kami melewati hari yang sangat bahagia dalam masa kanak2 kami di t4 yang indah ini.

Referensi buku : "Cinta di Rumah Hasan Al Banna". oleh : Muhammad Lili Nur Aulia,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar